Kisah Mazali Mantan Atlet Sepak Bola yang Pernah Harumkan Nama Bengkulu, Kini Jadi Penjual Ikan
Mazali (52), merupakan salah satu atlet sepak bola yang pernah mengharumkan nama Provinsi Bengkulu di kancah nasional.
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Mazali (52), merupakan salah satu atlet sepak bola yang pernah mengharumkan nama Provinsi Bengkulu di kancah nasional.
Mantan pemain bertahan ini pernah meraih juara Piala Caltex di Provinsi Riau. Saat masih bergabung bersama PS Bengkulu tahun 1997 lalu.
Namun setelah pensiun, Mazali menggantungkan hidupnya dengan berprofesi sebagai nelayan dan penjual ikan.
Meski demikian, Mazali dapat menghidupi keluarga dan menyekolahkan ketiga orang anaknya. Dua orang anaknya sudah lulus SMA, dan anak terakhir masih duduk dibangku SMP.
"Untuk makan sehari-hari dari hasil nelayan dan menjual ikan, sekarang sudah 1 mingguan saya tidak melaut karena cuaca buruk," ujar Mazali.
Diceritakannya pria kelahiran Bengkulu 22 Juli 1970. Sejak kecil ia sudah bermain sepak bola. Kemudian pada tahun 1995 ia bergabung di PS Bengkulu, sebagai pemain bertahan.
Setelah kariernya di sepak bola berhenti pada tahun 2008 lalu. Mazali sempat menjadi pelatih di sekolah sepak bola di Kota Bengkulu.
Berkat pengalamannya itu, anak didik Mazali pernah mendapatkan penghargaan pada Laga Kota Bank Bengkulu tahun 2009-2010.
Dirinya sempat membawa tim atlet muda di Bengkulu untuk bertanding di POPWIL Lampung tahun 2012. Meskipun belum menorehkan prestasi.
Kemudian semangat melatihnya memudar. Setelah dirinya beranggapan jika karier sebagai atlet di Bengkulu tidak begitu banyak diharapkan.
"Untuk menjadi atlet di Bengkulu susah, karena tidak ada tujuan" kata Mazali kepada TribunBengkulu.com.
Mazali pun beralih profesi sebagai nelayan di kawasan Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
Dia bersama keluarganya pun sempat berpindah-pindah tempat, mengkontrak di kawasan Kelurahan Pondok Besi.
"Piala-piala yang pernah di raih sudah rusak, karena saya kerap berpindah-pidah rumah kontrakkan" kata Mazali.
