Alih Profesi saat Lebaran, Nelayan Pulau Baai Panen Rezeki, Angkutan Kapal Laris Manis

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Nelayan di sekitar wisata hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu yang beralih menawarkan jasa angkutan keliling hutan mangrove menggunakan kapal, panen rezeki saat lebaran tahun ini.

Dikatakan Edi, salah satu warga yang mencatat keberangkatan kapal milik nelayan, ada sekitar 10 kapal yang beralih fungsi menjadi kapal angkutan penumpang saat libur Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah tahun ini.

"Mulai ramai untuk yang sewa kapal ini sejak lebaran ke 2 lalu," kata Edi.

Edi mengatakan, terjadi peningkatan 3 kali lipat lebih dari pada hari biasanya. Di mana selama lebaran ini rata-rata keberangkatan 1 kapal mampu sampai 7 kali angkut, sehingga dalam satu hari rata-rata ada sekitar 70 kali angkutan.

"Kalau hari biasa Sabtu dan Minggu 1 kapal itu paling maksimal hanya 2 kali, jadi karena ada 10 kapal, paling hanya ada 20 kali angkutan dalam sehari," ujar Edi.

Untuk tarif satu kali keberangkatan sendiri diakui Edi pihaknya telah mematok tarif yang sama untuk setiap Kapal.

"Kalau keliling saja di hutan mangrove itu tarifnya Rp 150.000 sekali berangkat, sedangkan kalau ke Lentera Merah agak mahal sedikit karena jaraknya juga jauh yakni Rp 250.000 untuk satu kali berangkat," ungkap Edi.

Sementara itu, untuk kapal yang digunakan sendiri diakui Edi sebenarnya memang kapal nelayan yang digunakan untuk mencari ikan.

Namun karena memanfaatkan kapal untuk jasa angkutan yang lebih menguntungkan, makanya nelayan lebih memilih menawarkan jasa angkutan.

"Kalau melaut itu kan kadang dapat kadang tidak, tidak menentu. Makanya kalau ada angkutan seperti ini nelayan memilih untuk mengangkut pengunjung saja," ujar Edi.