Harga TBS Masih Rendah, Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Mengaku Dilema

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu Tengah masih rendah, stagnan. Baik itu setelah ada penetapan harga TBS tingkat Provinsi Bengkulu ataupun adanya pencabutan larangan eskpor CPO.

Pihak pabrik kelapa sawit (PKS) pun mengaku mengalami dilema.

Pemilik Delivery Order (DO) di Bengkulu Tengah, Denny menjelaskan, selama dua pekan terakhir, harga TBS belum mengalami kenaikan atau penurunan.

Hal tersebut merupakan keputusan sulit bagi pihak pabrik untuk menaikkan harga meski larang ekspor CPO sudah dicabut.

"Mengapa harga TBS ini belum berubah, baik itu mengalami penurunan atau kenaikan, karena pihak PKS itu masih memikirkan solusi terbaik," ujar Denny.

Denny mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak PKS terkait harga TBS usai pelarangan ekspor CPO dicabut.

"Pihak PKS mengatakan, untuk menaikkan harga memang belum bisa dikarenakan CPO pabrik belum juga terjual dan untuk melakukan penurunan harga juga pabrik takut didemo masyarakat," kata Denny.

Selain itu, menurut Denny, harga TBS masih akan bertahan hingga akhir bulan Mei ini dan tidak akan mengalami perubahan.

"Mungkin sampai tanggal 30 Mei ini harga masih seperti ini, karena sawit dari petani masih banyak, akibat penundaan panen. Kalau biasanya petani itu panen 2 ton, karena sudah lama tidak dipanen sekarang sawit nya mencapai empat ton atau dua kali lipat," ujar Denny.

Diketahui, harga TBS di sejumlah pabrik di Bengkulu Tengah terendah Rp 1.620 dan tertinggi Rp 1.770.

Untuk di PT Palma Mas Sejati Rp. 1.770, PT Bio Nusantara Teknologi Rp. 1.700, untuk PT Agra Sawitindo Rp. 1.660 dan untuk PT Citra Sawit Lestari masih bertahan Rp 1.620.