Gubernur Bengkulu Perbolehkan Truk Sawit Antre Solar Bersubsidi Meskipun SE Kementrian ESDM Melarang

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah memperbolehkan khusus untuk truk angkutan kelapa sawit tetap membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.

Padahal sebelumnya dalam Surat Edaran (SE) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI menyebutkan ada beberapa jenis kendaraan angkutan yang dilarang untuk membeli BBM jenis solar bersubsidi.

Diantaranya yaitu mobil pengangkut BBM/gas, mobil dump truk, mobil truk gandeng, pengangkut hasil pertambangan, mobil CPO, mobil truk trailer, truk pengaduk semen dan mobil pengangkut hasil perkebunan seperti TBS Sawit, karet dan cangkang sawit.

"Kalau untuk ngangkut sawit, karet, hasil bumi apalagi bahan pangan, itu tetap diperbolehkan," ungkap Gubernur.

Sore ini Pemerintah Provinsi Bengkulu juga akan menggelar rapat khusus terkait pengendalian dan pendistribusian solar bersubsidi di Provinsi Bengkulu.

Namun berdasarkan hasil rapat yang sebelumnya telah dilaksanakan dengan pihak Pertamina, larangan penggunaan BBM bersubsidi jenis solar itu hanya diperuntukkan untuk truk angkutan perusahaan.

Diantaranya seperti truk angkutan di pabrik Crude Palm Oil (CPO) dan perusahaan batu bara.

"Artinya larangan itu bagi kendaraan yang mengangkut CPO dan kendaraan yang mengangkut hasil tambang," kata Rohidin.

Khusus untuk angkutan tambang ini, hari ini juga akan ada kesepakatan antara Pemprov dengan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP)untuk membahas kenaikan upah angkutan.

Ini sebagai dampak larangan penggunaan BBM jenis solar bersubsidi yang akan berpengaruh terhadap biaya pengeluaran para sopir truk angkutan.

"Saya kira tidak akan keberatan dari perusahaan tambang karena harga batu bara juga kan sedang naik," kata Rohidin.