Ini Sosok Pacar Kylian Mbappe, Model Transgender Majalah Playboy yang Bikin Gempar Netizen

TRIBUNBENGKULU.COM - Pemain bintang Paris Saint-Germain atau PSG Kylian Mbappe dikabarkan memiliki cinta baru untuk Ines Rau, seorang transgender dan model majalah dewasa.

Seperti diketahui, sebelumnya Kylian Mbappe pernah menjalin asmara dengan aktris cantik, Emma Smet namun tak lama kemudian kandas seperti dilansir Corriere dello Sports.

Namun tak lama kemudian dikabarkan bahwa Kylian Mbappe memiliki hati yang baru, dan angka tersebut tidak sembarangan.

Menurut Sports Brief, Kylian Mbappe saat ini berkencan dengan Ines Rau, model majalah dewasa Playboy dan juga seorang transgender.

Menurut rumor yang beredar, Kylian Mbappe dan Ines Rau telah menjalin hubungan sebagai pasangan sejak pertama kali bertemu saat Festival Film Cannes pada awal Mei 2022.

Selain itu, keduanya juga pernah terlihat liburan romantis bersama di atas kapal pesiar, di mana bintang PSG Kylian Mbappeitu terlihat menggandeng kekasihnya.

Ines Rau sendiri adalah seorang model yang lahir di Paris, Prancis pada tahun 1990, dan juga keturunan Aljazair dari darah orang tuanya.

Kemudian Ines Rau memutuskan untuk melakukan operasi ganti kelamin pada usia 16 tahun, dan baru mengakuinya secara terbuka pada usia 24 tahun. Yang kini resmi menjadi pacar Kylian Mbappe.

Menjadi seorang transgender juga membuka jalan bagi karirnya di dunia hiburan. Kekasih Kylian Mbappe tak hanya berprofesi sebagai model. Ines Rau juga memiliki karir sebagai penari. Tapi tetap saja kekasih Kylian Mbappe adalah model karir paling cemerlangnya.

Ines Rau Menjadi Model Playboy

Meski Kylian Mbappe dan Ines Rau belum secara resmi mengonfirmasi hubungan spesial mereka di depan awak media, aktivitas model tersebut langsung menarik perhatian.

Salah satunya adalah Ines Rau menjadi model transgender pertama yang menjadi `Playmate of the Month` untuk edisi November.

Kekasih Kylian Mbappe itu pun mengaku, setelah memutuskan menjadi seorang transgender, dirinya merasa lebih bebas dan bahagia.

"Saya merasa jiwa saya akhirnya bebas, seolah-olah gembok yang selama ini mengunci saya telah dibuka. Saya memang benar-benar seorang wanita," kata Ines Frau.