Ada Pemangkasan Anggaran Untuk Outsourcing di RSUD Bengkulu Tengah? Ini Kata Dirut

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Sejumlah karyawan RSUD Bengkulu Tengah yang tidak diperpanjang masa kontraknya oleh outsourcing sempat mengungkapkan pemangkasan menjadi alasan pemberhentian mereka. 

Namun hal tersebut dibantah oleh Direktur RSUD Bengkulu Tengah, Herry Kurniawan. 

Menurutnya, pemangkasan anggaran bukanlah kata yang tepat terkait kondisi anggaran RSUD Bengkulu Tengah saat ini. 

"Istilahnya bukan pemangkasan ya, tetapi memang ada perbedaan jumlah anggaran untuk outsourcing tahun 2023 jika dibandingkan dengan tahun 2022," kata Herry. 

Diketahui, pada 2022 lalu, pihak RSUD Bengkulu Tengah mendapatkan anggaran sebesar Rp 900 juta untuk outsourcing memperkerjakan sejumlah pegawai seperti Satpam, Cleaning Services, Loundry, dan tenaga teknis lainnya. 

Sedangkan pada tahun 2023, anggaran yang disetujui hanya Rp 700 juta, artinya ada penurunan jumlah anggaran sebesar 20 persen. 

"Cukup tidak cukup ya itu tergantung pihak ketiganya, nantikan kita lakukan lelang, pihak ketiga yang sanggup dan memenuhi syarat akan mengambil itu," ungkapnya. 

Terkait nasib sejumlah karyawan yang habis masa kontraknya dan tidak terima dengan hal tersebut, Herry mengungkapkan pihaknya akan melakukan mediasi antara outsourcing dan karyawan. 

"Kita akan bantu dalam dua atau tiga hari ini untuk memediasi antar para karyawan dan pihak outsourcing, untuk mempertanyakan apa alasan pastinya hingga menyebabkan kehebohan seperti ini," ujar Herry.

Baca juga: Kompak, Seluruh Pabrik di Bengkulu Tengah Naikan Harga TBS Sawit Rp 30 per Kilogram