Kylian Mbappe Dianggap Pecundang, Kalah Sama Darwin Nunez Berani Main di Liga Inggris

TRIBUNBENGKULU.COM - Kylian Mbappe telah menghabiskan lima setengah musim bermain untuk Paris Saint-Germain (PSG).

Berikut adalah statistik Kylian Mbappe bersama PSG, bermain 202 kali, menang 149 kali, seri 27 kali, kalah 26 kali, cetak gol ke 519.

Pemain berusia 24 tahun itu, telah memenangkan Ligue 1 dengan mudah setiap musim Kylian Mbappe berada di klub, kecuali pada tahun 2021 ketika Lille menekan PSG dengan selisih satu poin.

Kylian Mbappe, lahir di pinggiran kota Paris, telah mencetak hampir satu gol per pertandingan dan lebih dari seperempat dari total 519 gol tersebut. Dengan melakukan itu, dia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu pemain elit dunia.

Tetapi ada saatnya dalam hidup setiap orang ketika kesenangan harus dihentikan dan pekerjaan yang sebenarnya harus dimulai.

Saat itu terasa seperti sekarang bagi Kylian Mbappe, seorang penyerang yang tidak bisa terus melakukan pukulan bebas selamanya.

Kylian Mbappe luar biasa di Piala Dunia. Rekan setimnya Lionel Messi entah bagaimana berhasil mengalahkannya di final 'Saya ada di sana' di Doha tetapi Mbappe, menurut saya, adalah pemain terbaik turnamen.

Kylian Mbappe sudah memiliki medali pemenang Piala Dunia. Dia mencetak gol dalam kemenangan final Prancis 2018 atas Kroasia di Moskow. Saat itu dia masih remaja.

Jadi Kylian Mbappe adalah bintang global sejati, salah satu bintang sepak bola yang sangat besar, tetapi dia sekarang dalam bahaya tenggelam di kolam yang sangat dangkal di sepak bola Prancis.

Pindah ke Liga Premier atau La Liga Spanyol harus menjadi langkah selanjutnya.

Baca juga: Lionel Messi Sama Seperti Kylian Mbappe, PSG Gagal Juara Liga Champions Juga Cabut dari Paris

Itu akan meningkatkan statusnya tetapi yang lebih penting itu akan meningkatkan sepak bolanya. Sepak bola Prancis tidak kompetitif, tidak jauh.

Lihat saja bagaimana musim domestik PSG dimulai Juli lalu berjalan 4-0, 5-0, 5-2, 7-1.

Tapi minggu ini, ketika Liga Champions mulai serius, mereka gagal. Kekalahan kandang 1-0 Selasa dari Bayern Munich, yang dimulai Kylian Mbappe di bangku cadangan, tampaknya telah membuat PSG bersiap untuk keluar lagi.

Dalam 12 tahun kepemilikan Qatar, PSG hanya mencapai satu final, di musim Covid 2020, dan kalah.

Beberapa orang akan berpendapat itu hanya salah satu dari anomali aneh itu, mirip dengan yang memberitahu kita bahwa Manchester City juga belum memenangkan Liga Champions.

Tapi bukan itu. Bukan itu saja. Liga Prancis tidak mempersiapkan juaranya untuk kenaikan standar yang disajikan oleh kompetisi elit sepak bola Eropa

Bagaimana bisa? Memainkan serangkaian permainan mudah setiap minggu, setiap minggu, terkadang melawan tim yang kurang kuat yang diturunkan oleh lawan yang tahu bahwa mereka benar-benar tidak bisa menang.

Kemudian berlari ke Bayern Munich, Manchester City atau Real Madrid adalah olahraga yang setara dengan bermain kriket Liga Minggu sepanjang tahun dan kemudian diminta untuk membuka pukulan dalam seri Ashes.

PSG bisa menjadi indah untuk menonton bergerak maju. Bagaimana mungkin mereka tidak? Lionel Messi dan anak emas Brazil Neymar juga bermain untuk mereka.

Begitu juga dengan Marco Verratti dari Italia yang berbakat. Tapi mereka sepertinya selalu menjadi tim tanpa jiwa yang nyata, tanpa detak jantung. Jadi ketika sampai pada itu, ketika peningkatan kelas dan karakter diperlukan, mereka gagal.

Kami tahu mengapa Lionel Messi ada di sana. Ini adalah pos pementasan terakhir yang menguntungkan bagi pemain berusia 35 tahun itu sebelum MLS Amerika.

Neymar? Dia telah terbungkus dalam gelembung kesombongannya sendiri begitu lama sehingga tidak mungkin untuk mengetahui apa yang dia pikirkan, atau memang siapa yang sebenarnya melakukan pemikirannya untuknya.

Saya kehilangan semua minat padanya berabad-abad yang lalu.

Tapi Kylian Mbappe menganggap saya sebagai seseorang yang berbeda dari semua itu. Saya senang melihatnya bermain di Qatar.

"Saya menyukai cara dia hampir memenangkan negaranya Piala Dunia entah dari mana hampir sendirian. Saya menyukai semangatnya, ambisinya, dan kebebasannya," kata Kylian Mbappe.

Dia adalah pesepakbola yang luar biasa tetapi dia juga menganggap saya sebagai pesepakbola yang serius. Dan pesepakbola yang serius harus berhadapan dengan bek dari klub-klub top sesering mungkin.

Kylian Mbappe di Old Trafford atau Anfield atau Stamford Bridge terdengar menggiurkan dan dia juga akan merasakan hal yang sama.

Selalu ada politik di PSG. Ruang ganti itu terdengar seperti lubang pembuangan. Tapi ini bukan tentang itu. Ini bukan tentang melarikan diri dari racun. Ini lebih mendasar. Ini tentang kredibilitas olahraga.

Jika Kylian Mbappe ingin mempertahankannya, dia perlu merencanakan rute keluar dari Paris menuju liga yang tepat sebelum terlambat.

Darwin Nunez diatur untuk menjadi superstar

"Saya tidak bertaruh pada sepak bola karena saya putus asa, tapi inilah satu hal yang saya yakini," ucap Darwin Nunez.

Darwin Nunez akan menjadi superstar di Liverpool dan, kecuali cedera, akan mencetak lebih dari 20 gol Liga Premier musim depan.

Jurgen Klopp memiliki beberapa masalah untuk ditangani di Anfield tetapi bakat, sikap, dan kesesuaian penyerang Uruguaynya sama sekali bukan salah satunya.

The Kop punya lagu untuk Nunez sekarang dan itu selalu memberitahumu sesuatu.

Kekhawatiran atas pertandingan UEFA

Saya terkesima ketika berjalan dari stasiun kereta bawah tanah ke Wembley pada hari final Euro 2020 dan saya terkesima lagi ketika sempat terjebak kemacetan di Paris menjelang final Liga Champions Juni lalu.

Dengan orang yang sama masih menjalankan pertunjukan di UEFA, apa alasan saya harus merasa aman di salah satu pertandingan besar mereka lagi?

Luangkan waktu yang terbuang untuk melakukan lebih banyak tugas.

Terkubur dalam pertandingan menarik antara Arsenal dan Manchester City adalah apa yang saya harap, akan menjadi momen penting dari wasit Anthony Taylor.

Bosan dengan membuang-buang waktu Manchester City, Taylor memesan kiper Ederson dengan satu jam tersisa untuk bermain.

Terlalu sering wasit membiarkan kiper lolos begitu saja dan kemudian memesannya di waktu tambahan. Apa gunanya itu?

Sementara itu, kepala wasit Howard Webb tampaknya sangat memenuhi syarat untuk mengambil tugas pejabat Liga Premier, menyusul upaya serampangan mereka untuk memanfaatkan teknologi VAR sebaik-baiknya.

Baca juga: PSG Kalah dari Bayern Munich di Liga Champions, Kylian Mbappe Salahkan Neymar Jr Sebut Menjengkelkan

Webb diberikan ujian terbesar dalam karirnya sendiri dalam bentuk final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan membuatnya benar-benar kacau. Dia dari semua orang harus tahu bagaimana rasanya mengalami hari yang sangat buruk.

Southampton adalah klub yang pernah memiliki pandangan jauh ke depan untuk memecat manajer yang sukses di Nigel Adkins hanya karena mereka telah mengidentifikasi manajer yang lebih baik. Namanya Mauricio Pochettino.

Mereka juga klub yang mendapat untung besar dengan membeli pemain pendatang baru seperti Sadio Mane, Dejan Lovren, Morgan Schneiderlin dan Virgil van Dijk.

Sekarang Southampton adalah jenis klub yang menyepakati manajer Championship dan, ketika itu tidak berhasil, langsung beralih ke pria yang baru saja dipecat oleh Leeds.

Southampton dulunya adalah perencana. Mereka dulu ahli strategi.

Sekarang mereka terlihat seperti klub yang meronta-ronta dengan liar dalam perjalanan menuju degradasi. Pendukung mereka berhak bertanya apa yang sebenarnya terjadi.