Inter Milan

Imbang dari Salernitana, Sudah Saatnya Inter Milan Percayakan Lini Tengah ke Pemain Muda

Faktor utama imbangnya Inter Milan menghadapi tuan rumah Salernitana pekan ke 29 Serie A tadi malam, disebabkan karena pergantian pemain.

Penulis: Achmad Fadian | Editor: M Arif Hidayat
Tribunnews.com
Inter Milan sudah saatnya mempercayakan lini tengah mereka ke pemain muda, absennya Hakan Calhanoglu karena cedera tak mampu diberikan peforma terbaik dari Marcelo Brozovic lambat laun peformananya terus menurun. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Faktor utama imbangnya Inter Milan menghadapi tuan rumah Salernitana pekan ke 29 Serie A tadi malam, disebabkan karena pergantian pemain yang tak efektif.

Cederanya Hakan Calhanoglu dilini tengah Inter Milan sangat berdampak kurangnya kreatifitas penyerangan tim.

Tersisa hanya Nicolo Barella yang berjuang sendirian untuk membuka ruang bagi striker untuk mencetak gol, itupun, para striker Inter Milan semuanya mandek cetak gol.

Hal ini terjadi lagi kala Inter Milan bertamu ke Salernitana pekan ke 29 Serie A tadi malam, skor berakhir imbang 1-1.

Hasil imbang ini, bikin posisi Inter Milan dizona Liga Champions semakin terancam, AS Roma yang belum main bisa saja menggusur Inter Milan dari posisi keempat dan turun ke posisi lima.

Namun yang terpenting dari laga Inter Milan Vs Salernitana harus ada evaluasi besar-besaran musim depan.

Lini tengah Inter Milan yang bobrok jadi PR yang luar biasa bagi manajemen Nerazzurri.

Jika dilihat pada laga menghadapi Salernitana, masuknya Lord Gagliardini dan Marcelo Brozovic yang menggantikan Nicolo Barella dan Kristjan Asllani dibabak kedua, semakin memburuk permainan Inter Milan.

Para pemain Salernitana, mengobrak-abrik lini tengah Inter Milan, Marcelo Brozovic biasanya main begitu garang, pada laga tersebut bermain sangat lesu, bola selalu lewat diposisi dia yang mengancam Andre Onana.

Ada tiga moment kesalahan fatal dari Marcelo Brozovic untung saja tak mampu dimaksimalkan pemain Salternitana.

Penurunan peforma Marcelo Brozovic usai dia cedera panjang setelah Piala Dunia 2022 lalu, kita tak nampak lagi gaya permaianan Brozovic yang begitu garang dilini tengah Inter Milan, dengan umpan ciamik yang bisa dia berikan.

Selain peformanya buruknya Marcelo Brozovic, kesalahan fatal Simone Inzaghi lainnya memasukan Lord Roberto Gagliardini, pemain yang diplot menggantikan Nicolo Barella sebagai kreator penyerangan tampak nihil setelah dia pegang kendali.

Lord Gagliardini begitu mudahnya dilewati lawan, bola sering hilang, mengejar bola lambat hingga kurangannya ketenangan dalam bermain yang buat Inter Milan semakin tertekan dibabak kedua oleh Salernitana.

Sedangkan Henrikh Mkhitaryan usia yang tak lagi muda, membuat tenaganya habis-habisnya saat menghadapi Salernitana, menutup posisi yang lemah dari Lord Gagliardini dan Marcelo Brozovic, dibabak kedua perannya sangat meredup.

Tentunya ini perlu adanya penyerangan dilini tengah Inter Milan, sebab Nerazzurri tak mungkin bergantung lagi pada pemain yang berusia 30 tahun keatas, sudah saatnya memberikan jam terbang untuk pemain muda.

Valentin Carboni sebenarnya bisa jadi opsi bagus bagi Inter Milan, daripada memainkan Lord Gagliardini mending mainkan Carboni buat trio bersama Henrikh Mkhitaryan dan Marcelo Brozovic mungkin lebih efektif pada laga tersebut.

Walaupun Valentin Carboni masih butuh jam terbang yang banyak, tapi fisik dan skill dia menghadapi tim sekelas Salernitana tentunya sangat dibutuhkan. 

Dia bisa lebih offensif dalam sektor menyerang, sedangkan Henrikh Mkhitaryan dan Marcelo Brozovic bisa secara bergantian menutup posisi bek sayap jika mereka maju dalam menyerang bagi Inter Milan.

Namun, hal lain juga yang menjadi PR besar Inter Milan, mandeknya para striker Inter Milan dalam urusan mencetak gol, Romelu Lukaku, Joaquin Correa permainan mereka terlalu lembek.

Khususnya Romelu Lukaku tak mampu jadi tembok yang kuat dalam menahan bola, bola sering lepas jika dioper ke dia.

Lain halnya Joaquin Correa tak mampu mencari ruang yang bagus untuk membuka peluang bagi para pemain cetak gol, penyakitnya sama, bola sering lepas jika bola dioper.

Mesin gol Inter Milan, Lautaro Martinez juga ikut-ikutan peformanya seperti Correa dan Lukaku, pergerakan El Toro tak segarang bulan-bulan lalu.

Pergerakannya mulai lamban, tak begitu ngotot mengejar bola, jika ada peluang tak dimaksimalkan, sama seperti Romelu Lukaku dua laga di Serie A, bola didepan gawang tak ada yang jadi gol bagi Inter Milan.

Seperti sontekan kedepan gawang kosong Fiorentina tak gol, menghadapi Salernitana juga bola sudah melewati kiper sudah berhadapan satu lawan satu juga tak bisa menjadi gol, ini penyakit Romelu Lukaku saat ini di Inter Milan.

Musim depan Inter Milan harus merombak lini tengah dan penyerangan, itupun jika mampu ambil satu tiket Liga Champions musim depan. 

Kekecewaaan Simone Inzaghi dan Menatap Perempat Final Liga Champions yang begitu berat untuk Inter Milan

Peluit tiga kali ditiupkan untuk pertandingan berakhir Salernitana Vs Inter Milan tadi malam.

Simone Inzaghi, pelatih Nerazzurri, berbicara saat konferensi pers. Ini adalah kata-katanya pada pertandingan tersebut dikumpulkan oleh koresponden Fcinter1908.it di stadion Arechi.

"Hari ini ada kekecewaan. Anda telah melihat permainannya, juga memikirkan Fiorentina, dalam dua pertandingan kami mencetak gol dengan dua puluh peluang bersih. Ini ada yang salah, tapi saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan tentang penampilan."

"Kami harus tangguh dan bekerja lebih keras, mengesampingkan kekecewaan yang kuat. Kesalahan yang sangat serius adalah tidak mencetak gol kedua, karena kemudian Anda kebobolan gol seperti yang terlihat," kata pelatih Inter Milan itu.

Apakah Anda yakin bahwa Inter Milan akan segera pulih?

"Saya akan berbicara dengan para pemain. Mereka merasakan momen ini, mereka tahu kami kehilangan poin di liga, tetapi saya tidak mengatakan apa-apa tentang penerapan dan komitmen."

"Dua pertandingan terakhir adalah bukti nyata dari momentum kami di liga. Anda juga harus jernih dalam melihat performa. Kami hanya meraih satu poin yang tidak mencerminkan apa yang telah kami lihat. Tim harus pandai meninggalkan kekecewaan kuat yang sudah kami alami di momen lain."

Mengapa Anda tidak memikirkan permainan paling sederhana di depan gawang?

"Seseorang bisa memberikan seribu jawaban, tapi hari ini saya tidak ingin berbicara tentang keegoisan. Saya melihat hal-hal yang sudah lama tidak saya lihat, seperti mistar gawang Lukaku dan kemudian rebound Ochoa, seperti tiang Barella."

"Saat ini kami sedang membayar kesalahan lebih dari yang lain, tetapi saya tidak mengatakan apa-apa tentang komitmen. Kekecewaan membara, tetapi ini sepak bola. Saya berbicara tentang ketahanan karena pada saat seperti ini. Kita harus lebih jahat di depan gawang, tapi bukan hanya pemain depan." 

Akankah Inter Milan pergi ke Liga Champions dengan kondisi penuh kekecewaan ini?

"Keyakinan saya benar-benar. Kami harus bekerja, tetapi saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada para pemain tentang hal ini."

"Sejauh menyangkut pekerjaan, mereka tidak pernah berhemat dalam delapan belas bulan ini dengan saya. Kami terlambat, tetapi penampilan ini memiliki penting, meski tidak dimahkotai dengan hasil. Kami pantas memenangkan ketiga balapan sejauh yang dinyatakan."

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved