Anak SD Tewas Dikeroyok

Cerita Pilu Anak SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Kakak Kelas, Sempat Kejang dan Sebut Nama Pelaku

Korban yang bernisial MHD (9) tersebut sempat kejang dan sebut nama pelaku sebelum menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.

Editor: Hendrik Budiman
Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah
Jenazah korban MHD saat dibawah ke Pemakaman. Misteri meninggalnya bocah kelas 2 SD berinisial MHD (9) yang diduga jadi korban bullying berupa pengeroyokan kakak kelasnya. 

Polres Sukabumi Kota melakukan penyelidikan terhadap meninggalnya bocah SD MHD (9) yang diduga di keroyok kakak kelasnya.

Kapolsek Sukaraja, Kompol Dedi Suryadi, mengatakan kasus dugaan pengeroyokan MHD masih dalam penyelidikan.

Baca juga: Kronologi dan Penyebab Anak SD di Sukabumi Tewas Diduga Dikeroyok 4 Orang Kakak Kelas

Terkait meninggalnya MHD, Dedi menuturkan, baru mendapatkan laporan dari warga dan langsung menemui keluarga korban.

"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi (dugaan pengeroyokan) sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita, hanya kita mendapatkan informasi (dan) langsung ke tempat korban," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).

Pihaknya akan segera meminta keterangan keluarga korban dan pihak sekolah untuk mengungkap kejadian sebernarnya dialami korban, sehingga meninggal dunia.

"Kami akan menindaklanjuti informasi tersebut, ke sekolah maupun memintai keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait atau yang terlibat," ungkapnya.

Dedi menegaskan, pihaknya akan melekukan penyelidikan yang mendalam, sehingga tidak ada asumsi liar di masyarakat.

"Yang jelas kita akan selidiki dulu. Jangan sampai ada informasi liar tidak jelas dasarnya," pungkasnya.

Kronologi kejadian

Sebelumnya, Korban diketahui berinisial MHD (9) dikeroyok oleh kakak kelasnya saat belangsungnya pembelajaran di sekolah pada Senin (15/05/2023) kemarin.

Kakek korban MY, mengatakan, saat kejadian Senin (15/05/2023), Cucunya tersebut sempat mengeluh sakit.

Kemudian di hari Selasa (16/05) korban kembali dikeroyok kakak kelasnya, hingga harus mendapatkan penanganan medis.

"Saya bilang, kalo sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," ujarnya.

Setelah itu, korban kejang-kejang, lalu korban dibawa ke RS Primaya, Rabu (16/5/2023).

Kepada dokter dan keluarganya, korban tidak berani terus terang bahwa ia habis dikeroyok oleh kakak kelasnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved