Bacaan Doa

Bacaan Doa Safar Rasulullah Ketika Melepas Keberangkatan Haji, Arab, Latin dan Terjemahan

Berikut ini adalah bacaan doa safar haji lengkap dengan Arab latin serta terjemahannya. Berikut ini adalah bacaan doa safar haji lengkap dengan Arab l

Editor: M Arif Hidayat
TribunBengkulu.com
Jemaah haji sebelum keberangkatan, berikut bacaan doa safar haji untuk melepas jemaah haji berangkat ke tanah suci Mekkah, lengkap dengan arab, latin dan terjemahannya 

TRIBUNBENGKULU.COM - Berikut ini adalah bacaan doa safar haji lengkap dengan Arab latin serta terjemahannya.

Menurut bahasa Arab, Safar adalah bepergian, atau menempuh perjalanan. Sementara itu orang yang melakukan perjalanan atau bepergian dinamakan musafir.

Melakukan safar adalah satu hal yang fitrah bagi umat manusia, terutama bila diniatkan untuk ibadah. Seperti melakukan safar haji.

Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk memanjatkan bacaan doa safar saat melakukan perjalanan atau bepergian jauh seperti umroh dan haji.

Dan menjelang kerangkatan, calon jemaah haji Indonesia sudah lazim mengadakan doa tasyakuran atau walimatus safar haji.

Acara walimatus safar haji biasanya dihadiri keluarga, kerabat serta tetangga.

Walimatus safar banyak yang menyamakan dengan acara syukuran dan momen berpamitan calon jemaah haji untuk ke tanah suci.

Isi acara yakni dengan memohon doa kepada Allah SWT agar diberikan kelancaran selama menunaikan ibadah haji. Selain itu, acara ini juga kadang diselingi oleh tausiyah terkait ibadah haji.


Berikut ini bacaan doa safar haji yang perlu diamalkan.

Lafaz Arab

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Arab Latin :

Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya : “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada.”

Selain membaca doa tersebut, saat walimatus safar juga dianjurkan untuk mengucap syukur dan berzikir serta membaca ayat-ayat Al Quran seperti surah Al Quraisy, surah Al Baqarah ayat 255 (ayat kursi) sebagai pelindung calon jemaah haji dari segala bahaya.

Lafaz Arab Surah Al Quraisy

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ ٬إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ ٬ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ٬ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

Arab Latin :

Li'īlāfi quraisy(in). ´lāfihim riḥlatasy-syitā'i waṣ-ṣaif(i). Falya‘budū rabba hāżal-bait(i). Allażī aṭ‘amahum min jū‘(in), wa āmanahum min khauf(in).

Artinya : “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Lafaz Arab Surah Al Baqarah 255

اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ

Arab Latin :

“Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.”

Artinya : “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”

 

Adab Ketika Hendak Safar atau Bepergian Jauh

Ada beberapa adab yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ingin melakukan safar atau bepergian jauh.

Safar, atau perjalanan, adalah kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk berbagai tujuan, seperti bepergian untuk bisnis, liburan, atau ziarah ke tempat suci.

Dalam Islam, safar juga memiliki makna yang lebih dalam, terutama ketika melakukan perjalanan untuk menjalankan ibadah.

Dalam menjalankan safar, terdapat adab-adab yang harus diperhatikan agar perjalanan kita menjadi lebih bermakna dan berkah. Artikel ini akan membahas beberapa adab penting dalam melakukan safar.

1. Niat yang Ikhlas

Sebelum memulai safar, penting untuk meneguhkan niat kita. Safar yang dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mencari ilmu, beribadah, atau memenuhi kewajiban agama akan memberikan keberkahan dan pahala yang lebih besar.

Jadikan safar sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan.

2. Persiapan yang Matang

Sebelum berangkat, lakukan persiapan yang matang. Pastikan semua perlengkapan yang diperlukan sudah siap dan dalam kondisi baik.

Periksa kembali tiket, paspor, visa, dan dokumen perjalanan lainnya untuk menghindari kesulitan di kemudian hari. Juga, persiapkan fisik dan mental dengan istirahat yang cukup agar dapat menghadapi perjalanan dengan baik.

3. Berdoa sebelum dan selama Perjalanan

Berdoa adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan safar. Sebelum berangkat, berdoalah kepada Allah untuk memberikan perlindungan, keselamatan, dan kemudahan dalam perjalanan.

Selama perjalanan, lanjutkan berdoa untuk meminta keberkahan dan perlindungan dari segala bahaya atau kesulitan yang mungkin kita temui.

4. Menjaga Akhlak dan Etika

Safar sering kali melibatkan interaksi dengan orang lain, baik di dalam transportasi umum, akomodasi, atau tempat-tempat wisata.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga akhlak dan etika selama perjalanan. Bersikap ramah, sopan, dan menghormati orang lain akan mencerminkan kepribadian yang baik sebagai seorang Muslim.

5. Menghormati Lingkungan

Salah satu aspek adab yang sering terabaikan adalah menjaga kebersihan dan merawat lingkungan sekitar. Jangan membuang sampah sembarangan, jaga kebersihan di toilet umum, dan hindari perbuatan yang merusak alam.

Safar merupakan kesempatan untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap lingkungan yang Allah ciptakan.

6. Bersyukur atas Nikmat-Nikmat Safar

Safar memberikan kesempatan untuk melihat dan mengalami berbagai tempat dan budaya yang berbeda. Jadikan momen ini sebagai peluang untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya. Hargailah keindahan alam dan warisan budaya yang ditemui selama perjalanan.

7. Berbagi Kebaikan

Safar juga bisa menjadi kesempatan untuk berbagi kebaikan dengan orang lain. Bantu mereka yang membutuhkan, berikan sedekah kepada orang miskin, atau berikan bantuan sukarela di tempat-tempat yang kita kunjungi.

Melakukan amal kebaikan akan memperoleh pahala dan memberikan dampak positif dalam perjalanan kita.

Melakukan safar adalah pengalaman yang berharga dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memperhatikan adab-adab yang telah disebutkan di atas, kita dapat menjalankan safar dengan penuh penghormatan, keikhlasan, dan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.

Semoga safar kita menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Amin.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved