Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Kapal Besar 70 Meter Milik Ponpes Al-Zaytun akan Diberi Nama 'Panji Gumilang'

Teranyar sorotan kembali bermunculan setelah Ponpes Al-Zaytun ini menghadirkan beberapa tokoh lintas agama, pengamat militer, hingga aktivis pro-Israe

Editor: M Arif Hidayat
Kompas.com
Ponpes Al-Zaytun punya kapal besar 70 meter yang akan dinamai Panji Gumilang 

Sekretaris pribadi Panji Gumilang, kata Connie, kemudian menghubunginya dan mengatakan sebenarnya telah membuat surat untuk meminta izin menamai nama kapal buatan Al Zaytun dengan namanya.

Namun demikian, kata dia, pihak Al Zaytun tidak tahu harus mengirimkannya ke mana mengingat mereka tidak mengenal Connie.

"Aku bilang, saya itu nggak percaya anda bisa bikin kapal. Karena saya kemarin launching KRI Bung Karno saja, itu sudah masuk Indhan ya, Industri pertahanan, kapal 72 meter itu saja susah. Baru kali ini setahun bisa bikin satu," kata dia.

"Kapal anda mau bikin sekian ratus meter, galangan apa yang Anda punya? PT PAL saja nggak mau bikin kapal segede itu. Aku bilang gitu kan.

Aku ini kan orangnya logic saja. Ya sudah, terus dia bilang, oh Bu kapan mau datang. Anytime aku bilang, begitu ini saya akan datang," sambung dia.

Kebetulan, kata dia, Al Zaytun ingin mengadakan acara perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Syuro.

Pihak Al Zaytun, kata dia, kemudian mengundangnya untuk memberikan sambutan dan mengajaknya melihat sendiri galangan kapal yang dimaksud.

Akhirnya, kata dia, ia pun menerima undangan tersebut dengan maksud melihat sendiri galangan kapal tersebut.

"Maksud aku, kalau galangannya bohong, aku balik badan saja. Tapi kalau galangannya bagus, oke deh, aku mau ngomong untuk Al Zaytun itu," kata dia.

Tidak hanya itu, kata Connie, sebagai akademisi ia ingin membuktikan langsung bunker berisi bom yang digosipkan berada di Al Zaytun.

"Jadi buat aku isunya dua. Satu, galangan, satu lagi kalau dia punya bunker bom itu atau dia mau jadi negara sendiri. Jangankan Al Zaytun, OPM saja gua ngamuk kalau bikin negara kan?" kata dia.

Kemudian, Connie menghadap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

"Di situlah, basic dua itu, terus aku menghadap KSAL dan Panglima. Saya bilang, saya itu mau ke sana mau lihat keahlian bikin kapal, ini kan bagus buat bangsa ini.

Dan kalau negara-negara ini membutuhkan (kapal) sipil-sipil ini bisa dipersenjatai kan? Kapalnya maksudnya dialihtugaskan ke militer kalau perlu," kata dia.

"Oh yaudah, makanya KSAL bilang, itu di bawah dua Lanal, Lanal Tegal dan Lanal Cirebon. Ya sudah saya telepon deh, Ibu didampingi. Dari situ saya menghadap Panglima, oke Bu, jadi, apa ya. Pokoknya beginilah, intinya itu aku itu begini. Kita membuktikan tidak ada negara dalam negara, itu dulu," sambung dia.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved