Oknum TNI Aniaya Remaja Hingga Tewas

Panglima TNI Minta Maaf Atas Ulah 3 Oknum TNI Aniaya dan Bunuh Imam Masykur Pemuda Asal Aceh

Panglima TNI Minta Maaf Atas Ulah 3 Oknum TNI Aniaya dan Bunuh Imam Masykur Pemuda Asal Aceh

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/Kolase
Kolase Imam Masykur (kiri) dan Tiga Oknum TNI (Kanan). Panglima TNI Minta Maaf Atas Ulah 3 Oknum TNI Aniaya dan Bunuh Imam Masykur Pemuda Asal Aceh 

TRIBUNBENGKULU.COM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas ulah 3 oknum TNI yang culik, aniaya hingga membunuh Imam Masykur pemuda asal Aceh.

Hal itu diungkapkannya, saat sesi penutupan rapat kerja dengan Komisi I DPR RI bersama Kementerian Pertahanan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

"Permohonan maaf saya atas nama prajurit TNI terhadap kejadian penganiayaan yang mengakibatkan Imam Masykur terbunuh oleh anggota TNI. Saya selaku pimpinan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, saya sampaikan melalui Komisi I," kata Yudo ditemui awak media usai rapat dengan Komisi I DPR.

Ia menegaskan oknum prajurit TNI tersebut bersalah, sehingga layak dihukum seberat-beratnya.

"Saya akui prajurit salah dan harus dihukum berat karena memang yang dilakukan adalah pidana berat," ucapnya.

Lebih lanjut, Yudo memastikan proses hukum terhadap para pelaku dilakukan transparan.

Meskipun para terduga pelaku merupakan anggota TNI yang akan menjalani proses Peradilan Militer.

"Dan ini tidak ada ditutup-tutupi, jadi ingat pengadilan militer, proses hukum militer, tidak ada yang ditutup-tutupi," pungkasnya.

3 Pelaku Menangis Hingga Akui Tak Niat Bunuh Korban

Menangis di penjara, 3 oknum TNI pelaku pembunuhan Imam Masykur pemuda Aceh akui tak berniat bunuh korban.

Hal itu diakui Praka RM, Praka HS dan Praja J saat bertemu dengan Anggota DPD RI Asal Aceh Sudirman alias Haji Uma.

Melansir dari Tribunjakarta.com, Selasa (5/9/2023) kunjungan Haji Uma ke sel tahanan dalam rangka mengawal kasus kematian Imam Masykur supaya semakin terang benderang.

Haji Uma langsung bertemu di sel tahanan untuk menanyakan banyak hal, termasuk motif penganiayaan.

Ia mengungkapkan suasana pertemuan dengan tiga tersangka dibatasi sekat dalam sel dan komunikasinya melalui telepon kabel berhadap-hadapan.

Baca juga: KSAD Pastikan 3 Oknum TNI Penganiaya Imam Masykur Dihukum Berat dan Dibawa ke Pengadilan Koneksitas

"Begitu saya masuk, mereka melihat wajah saya, karena memang ikon wajah saya lebih dikenal dengan Haji Uma. Haji Uma, mereka memanggil saya," ucapnya.

"Mereka tertunduk dan menangis," sambung Haji Uma.

Kepada Haji Uma, ketiga tersangka mengaku menyesal telah melakukan penganiayaan hingga membuat Imam Masykur meregang nyawa.

Para oknum TNI ini juga mengaku tidak ada niat membunuh korban.

"Walaupun pengakuan mereka tidak ada rencana membunuh, kenapa sampai mati, mereka tertunduk. Walaupun kalian tidak ada rencana membunuh, tapi meninggal kan," ungkap Haji Uma.

Modus dan Siasat Licik Oknum Paspampres

Tiga Oknum TNI termasuk Praka RM yang juga merupakan Paspampres saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Adapun dua orang lainya adalah Praka HS, Praka J dan satu warga sipil berinisial ZS yang juga merupakan kakak ipar dari Praka RM.

Kini terungkap modus dan siast licik pelaku saat melakukan pemerasan terhadap Imam Masykur.

Saat menculik Imam Masykur mereka berpura-pura menjadi petugas kepolisian.

Motif para tersangka melakukan pemerasan itu dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi dengan mengahrapak uang tebusan.

Pasalnya, para tersangka mengetahui jika Imam Masykur termasuk salah satu orang dari kelompok yang diduga menjual obat-obatan ilegal.

"Pelaku berpura-pura sebagai aparat kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap korban karena korban diduga pedagang obat-obat ilegal (seperti) Tramadol dan lain-lain," kata Irsyad dilansir dari Kompas.com.

Setelah pelaku berhasil menangkap Imam, kemudian pelaku melakukan pemerasan terhadap Imam, kemudian penganiayaan hingga mengakibatkan Imam meninggal dunia.

"Setelah ditangkap, dibawa dan diperas sejumlah uang," jelas Irsyad.

Sementara itu, menurut pengakuan saksi yang melihat kejadian dimana pelaku telah mengunjungi ruko yang ditinggali Imam.

B (40) mengatakan saat itu dirinya melihat dalam ruko ada satu orang yang mneyeret Imam, kala itu korban dan pelaku terlibat perkelahian.

"Dia (Imam) posisi kayaknya lagi salat. Saya sempet denger rampok-rampok dia sempet dipiting kan yang orang (pelaku) itu," kata B dilansir dari Tribunnews.com.

Kemudian dua orang mengampiri Imam saat tetangga sekitar membantu korban.

Namun pelaku tersebut mengatakan jika dirinya dari pihak kepolisian sehingga membuat warga tidak berani untuk membantu Imam.

Pelaku juga mengatakan sudah memiliki surat tugas untuk melakukan penangkapan terhadap Imam.

"Semua orang cuma enggak berani pada melerai karena dia bilang saya bawa surat tugas, bawa map. Cuma saya enggak tahu map itu isinya apa, saya enggak tahu," jelas B.

Setelah itu, Imam langsung diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil oleh para terduga pelaku.

Video penyiksaan di Dalam Mobil Bukan Penganiayaan Imam Masykur

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar sebut video penyiksaan yang viral itu tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Imam Masykur yang dilakukan oleh tiga oknum TNI.

Video viral soal penyiksaan yang menarasikan saat ketiga oknum TNI menculik Imam Masykur itu adalah hoax.

"Hoaks, itu hoaks. Itu enggak ada kaitannya dengan kasus ini," kata Irsyad dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.com, Rabu (30/8/2023)

Irsyad juga memastikan jika video yang beredar tersebut bukanlah video saat Imam Masyruk dianiaya oleh ketiga oknum TNI.

Bahkan irsyad juga mengaku tidak tahu mengenai video penyiksaan yang beredar luas dan banyak masyarakat menilai jika itulah video yang saat Imam Masyruk diculik kemudian disiksa oleh ketiga oknum TNI.

"Yang di dalam mobil enggak itu, itu hoaks, enggak ada kaitannya, enggak ada hubungannya," ucap Irsyad.

Sementara itu, Kadispenad Brigjen Hamim Tohari mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terpengaruh dengan video yang kini viral jika belum mengetahui pasti kebenaran video yang diunggah.

"Hasil visum maupun hasil otopsi sampai saat ini masih belum keluar sehingga kami masih menunggu dan saya mengimbau untuk tidak terpengaruh mungkin video-video viral atau gambar-gambar yang tersebar melalui medsos yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," jelas Hamim.

Diketahui video viral penganiayaan tersebut viral di media sosial.

Bahkan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni turut mengunggah video penganiayaan tersebut melalui akun instagram pribadinya.

Pemuda asal Aceh, yang bernama Imam Masykur (25) itu meninggal dunia usai dirinya dianiaya disertai perampasan yang diotaki oleh tiga oknum TNI.

Adapun tiga oknum TNI tersebut yakni Praka RM diketahui bertugas sebagai anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan.

Sementara itu, Praka HS bertugas sebagai anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat.

Kemudian, Praka J bertugas sebagai anggota Kodam Iskandar Muda.

Korban Bukan Hanya Imam Masykur

Hotman Paris bereaksi, ternyata korban pembunuhan yang dilakukan ketiga oknum TNI bukan hanya Imam Masyhuri.

Mengetahui jika bukan hanya Imam Masyhuri yang menjadi korban pembunuhan ketiga oknum pelaku TNI, Hotman Paris kembali meminta agar korban cepat menghubungi pihaknya.

Hal ini disampaikan Hotman Paris melalui akun instagram pribadinya @hotman parisofficial.

"Ada korban lain oknum TNI? Ayok hubungin hotman 911!! Apa selama ini oknum Tni itu tanpa pengawasan?!," tulis Hotman, Selasa (29/8/2023).

Dalam ungggahan di instagram pribadinya, Hotman mengunggah foto pria dengan luka pukulan di bagian punggung.

"Imam Masykur bukanlah yang pertama menjadi korban penyiksaan oknum barbar," tulis caption dalam gambar yang diunggah.

Terpisah, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan, ada korban yang diculik oleh tiga oknum prajurit TNI selain Imam Masykur.

Namun satu korban tersebut ternyata dilepaskan oleh pelaku.

"Ada satu korban juga yang diculik. Sebenarnya yang diculik itu dua orang, tapi yang satu dilepas. Dilepas di sekitar Tol Cikeas," ungkap Irsyad dilansir dari Kompas.com.

Irsyad juga mengatakan jika korban saat itu dilepaskan oleh pelaku karena mengalami sesak napas.

Beruntung korban yang dilepaskan itu selamat dan kini menjadi saksi.

Pemeriksaan dilakukan untuk mendalami dan mengumpulkan alat bukti terkait dugaan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan tiga oknum prajurit tamtama tersebut.

"Saksi yang diperiksa itu total delapan orang," jelas Irsyad.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved