Bocah di Bekasi Mati Batang Otak

Sosok Ini Pemilik RS Kartika Husada Tempat Bocah Mati Batang Otak usai Operasi Amandel & Meninggal

Sosok Nidya Kartika, Komisaris sekaligus pemilik Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Penulis: Rita Lismini | Editor: Hendrik Budiman
TribunJakarta.com
Kolase Foto Nidya Kartika. Sosok Pemilik RS Kartika Husada Tempat Bocah Mati Batang Otak usai Operasi Amandel hingga Meninggal Dunia 

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

Keluarga Sebut Sang Anak Mati Batang Otak Usai Operasi

Sebelumnya, Seorang anak di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat didiagnosis mati batang otak diduga setelah menjalani operasi amandel.

A bahkan disebut sampai sesak napas setelah oprasi.

Diceritakan Ayah A yang bernama Albert, awalnya sang anak mengalami sakit amandel yang sudah membesar.

Saat berobat, pihak puskesmas menyarankan agar amandel tersebut segera di angkat.

Namun, betapa terkejutnya ibu dari A saat anaknya tiba-tiba dibawa ke ruang operasi.

"Dijadwalkan tindakan operasi pukul 12.00, akan tetapi ditunggu pukul 12.00 belum datang, jadi istri saya berpikir bisa dia mandi sebentar," kata Albert dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

Pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," imbuhnya.

Albert menuturkan, istrinya terkejut mengetahui anaknya tidak ada di kamar rawat.

Sang ibu lantas syok saat melihat anaknya sudah dipindahkan ke ruang operasi.

"Istri saya mendapatkan lokasi ruang operasi, akan tetapi anak saya sudah berada di dalam ruang operasi." bebernya.

"Istri saya sudah tidak dijinkan masuk atau menemui anak saya," ujar Albert.

Istri Albert lalu diberikan kertas untuk ditandatangani sebelum A menjalani operasi amandel.

"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut," imbuhnya.

Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam.

Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.

Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.

"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.

A kemudian mengalami henti napas dan henti jantung.

Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.

Albert menuturkan, setelah itu sampai dengan hari Kamis, kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.

A tiba-tiba mengalami hilang kesadarannya.

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved