Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur

Siasat Licik Pasangan Sesama Jenis Menikah di Cianjur, Bohongi Orangtua-Rela Pinjam Uang Rp 57 Juta

Siasat Licik Pasangan Sesama Jenis Menikah di Cianjur, Bohongi Orangtua-Rela Pinjam Uang Rp 57 Juta

Editor: Hendrik Budiman
Istimewa/ dok Kepala Desa
Pelaksanaan akad nikah pasangan sesama jenis di Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jumat (8/12/2023). 

Kepala Desa Pakuon Abdullah mengatakan, selama ini IH (23) dikenal masyarakat sekitar sebagai perempuan yang jarang ke luar rumah dan pendiam.

"Selama ini masyarakat tidak ada curiga apa pun kepada IH, kepribadianya sama dengan gadis lainya, tapi jarang ke luar rumah," kata Abdullah pada Tribunjabar, Jumat (8/12/2023).

Namun saat ini, lanjut dia, masyarakat tengah digegerkan atas kabar IH melakukan akad nikah dengan pasangannya yang sesama jenis.

"Informasinya IH dan AY (25) warga Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah saling mengenal melalui media sosial, dan menjalin hubungan selama dua tahun," ucapnya.

Sosok AY Dikenal Sosok Tomboy dan Nekat

Meski berdandan dan berperilaku laiknya laki-laki, gesture perempuan AY ternyata masih terlihat jelas.

Dari foto KTP terungkap jika sebelumnya AY adalah gadis berhijab.

Hal ini terlihat saat AY mendatangi kantor Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk meminta izin menikahi I.

Kepala KUA Sukaresmi, Dadang Abdullah Kamaludin, mengatakan, kedatangan AY untuk konsultasi dan minta dinikahkan oleh penghulu.

“Tapi, saat kita mintai identitas kependudukannya, tidak mau memberikan,” kata Dadang saat ditemui Kompas.com di kantornya, Jumat (8/12/2023).

AY berdalih dokumen pribadinya masih berada di Kalimantan dan berjanji akan memberikan ke KUA setelah menikah.

Kendati demikian, Dadang tetap menolak.

Dadang dan petugas KUA semakin curiga karena AH memaksa untuk dinikahkan, sementara AH tidak mau memberikan dokumen identitasnya.

Saat itu, Dadang mengaku mendapat bisikan dari stafnya, yang curiga bahwa AY seorang perempuan.

“Staf saya bilang sepertinya bukan laki-laki. Diminta terus data identitasnya, tidak mau memberikan dengan berbagai alasan. Tapi kan tidak etis ditanyakan, 'kamu laki-laki atau perempuan? Jadi, saat itu hanya menduga-duga,” kata dia.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved