Remaja Bunuh Pacar di Depok

Sosok Mahasiwi yang Tewas Dibunuh Pacar di Depok Dikenal Baik, Ibu Ungkap Sempat Punya Firasat Buruk

Berdasarakn informasi, KRA dan Argyan awalnya berkenalan melalui aplikasi Line sebulan lalu. Keduanya lantas memutuskan untuk menjalin hubungan

|
Editor: Kartika Aditia
(KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI)
Sosok Mahasiwi yang Tews Dibunuh Pacar di Depok Dikenal Baik, Ibu Ungkap Sempat Punya Firasat Buruk 

Argiyan Arbirama (19), pembunuh mahasiswi berinisial KRA (21) di Depok, juga dilaporkan memerkosa dua korban lain.

Kedua korban itu berinisial N (anak di bawah umur) dan NH (23).

"Jadi selain kasus pembunuhan, didapati dua laporan polisi, di mana pelaku ini adalah sebagai diduga sebagai tersangkanya. Ini terkait dengan masalah pencabulan dan pemerkosaan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/1/2024).

Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.

"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.

Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.

"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, N mendapat ancaman dan dipaksa untuk untuk berhubungan badan oleh pelaku Argiyan.

"Korban saat dipaksa berhubungan badan masih belum dewasa (di bawah 18 tahun). Saat ini sudah hamil sembilan bulan dan dalam persiapan melahirkan," ujar Ade, Sabtu (20/1/2024).

Kronologi Penemuan jasad korban

KRA ditemukan tewas pada Kamis (18/1/2024) sore. Jasad korban ditemukan oleh ibu pelaku, yaitu FT.

Kala itu, FT mendapatkan pesan WhatsApp dari sang anak yang mengaku telah membunuh KRA.

"Pelaku sempat nge-chat WA ibunya bahwa di rumah ada perempuan yang diikat. Lalu pelaku meninggalkan korban dan kabur dari rumah, kemudian ibu pelaku sampai rumah diketahui korban sudah meninggal," papar Wira.

Kepada polisi, Argiyan mengaku telah berpacaran dengan KRA selama dua pekan. Pelaku mulanya meminta korban mendatangi rumah kontrakannya, tetapi ditolak.

Argiyan pun memaksa, hingga akhirnya korban menuruti permintaan tersebut.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved