Berita Rejang Lebong

Berkunjung ke Rumah Produksi Gula Sari Aren di Rejang Lebong, Bisa Hasilkan 500 Kg per Hari

UMKM Sari Aren ini memproduksi gula aren original dengan merek Sari Aren, dan beberapa varian lain seperti gula aren jahe merah, kopi gula aren.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Gula aren batok sebelum diolah jadi gula aren bubuk. Salah satu rumah produksinya ada di Desa Air Meles Atas, Selupu Rejang, Rejang Lebong 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Salah satu produsen gula aren di Bengkulu adalah UMKM Sari Aren, yang berada di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Rejang Lebong.

UMKM Sari Aren ini memproduksi gula aren original dengan merek Sari Aren, dan beberapa varian lain seperti gula aren jahe merah, kopi gula aren, dan gula aren cair.

UMKM Sari Aren ini juga merupakan UMKM binaan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu.

Pada Senin (19/2/2024), TribunBengkulu.com mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan gula Sari Aren ini, mulai dari gula aren batok hingga menjadi gula aren bubuk dalam kemasan.

Rumah produksi gula aren Sari Aren ini berada di bagian belakang 3 buah ruko yang disatukan. Di sini, semua proses produksi sudah menggunakan mesin modern.

Saat memasuki ruangan rumah produksi, tangan pengunjung harus disemprotkan hand sanitizer untuk memastikan kebersihan.

Semua pegawai yang terlibat dalam proses pembuatan juga menggunakan baju yang memadai, dengan sarung tangan plastik, masker, dan topi hairnet.

Tahap pertama, dilakukan pemilahan gula aren batok yang didapat dari petani Desa Air Meles Atas. Tidak semua gula aren batok memenuhi syarat untuk diolah menjadi gula aren bubuk.

Gula aren batok ini harus memiliki warna yang cerah, seperti merah bata atau kuning. Tekstur gula aren batok juga harus kering, dan saat dipecahkan memiliki tekstur berpasir.

"Di bawah spek atau syarat itu, kita nyatakan tidak lolos sortasi. Gula aren batok yang tidak lolos ini kita jual ke pasar bebas," ujar staf Sari Aren, Embang Novianto kepada TribunBengkulu.com.

Saat semua gula aren batok dianggap layak, proses selanjutnya adalah adalah perajangan. Proses ini diperlukan agar gula aren batok bisa dicacah menjadi ukuran lebih kecil.

Hasil perajangan ini kemudian dikeringkan dalam mesin pengeringan di mesin oven. Pengeringan ini akan memakan waktu 5 hingga 6 jam, dengan suhu maksimal 60 derajat celcius.

Proses pengeringan berperan penting untuk menghilangkan kadar air di gula aren, dari 18-20 persen, menjadi 3 persen.

"Kadar air ini berpengaruh di daya tahan gula aren. Semakin rendah kadar air, semakin tahan lama dan awet. Disini kami menggunakan standar 3 persen," ujar Embang.

Dari mesin pengeringan, gula aren ini kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan, yang akan menghasilkan gula aren bubuk yang siap dikemas dan dipasarkan.

Dalam sehari, rumah produksi Sari Aren mampu menghasilkan hingga maksimal 500 kilogram gula aren bubuk. Omzet per bulan berkisar antara Rp 75 juta hingga Rp 120 juta.

"Gula Sari Aren ini sudah kita pasarkan hingga seluruh Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi," ungkap Embang.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved