Ramadan 2024

Cerita Pedagang Takjil di Kota Bengkulu saat Ramadan, Tak Naikan Harga Meski Pangan Mahal

Salah satu pedagang takjil di Jalan WR Supratman Kota Bengkulu, Andri menceritakan suka dukanya berjualan takjil di ramadan tahun ini.

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Pedagang takjil di kawasan Jalan WR Supratman Kota Bengkulu, Rabu (13/3/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Salah satu pedagang takjil di Jalan WR Supratman Kota Bengkulu, Andri menceritakan suka dukanya berjualan takjil di ramadan tahun ini.

Sebelum bulan ramadhan, Andri dan istrinya mencari rezeki dengan berjualan sarapan di depan rumah mereka.

Karena masuk bulan ramadhan, mereka tak lagi bisa berjualan sarapan di pagi hari, sehingga kemudian beralih berjualan takjil di sore hari.

"Kalau jualan sarapan pasti tidak laku, maka ini gantinya, jualan takjil," kata Andri kepada TribunBengkulu.com, Rabu (13/3/2024).

Dagangan Andri terdiri dari berbagai macam kue, gorengan, hingga es untuk berbuka puasa.

Untuk harganya, Andri memilih tidak menaikan harga, meski saat ini harga pangan mahal. Untuk kue dan gorengan, dijual Rp 1.000 per biji.

"Kalau es ini, Rp 5 ribu. Tidak mahal," ujar Andri.

Keputusan tidak menaikan harga ini didasari pelanggannya yang rata-rata mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib).

Andri khwatir, jika harga mahal, mereka akan kalah bersaing dengan puluhan pedagang takjil lainnya.

Dalam sehari, Andri bisa mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp 100 ribu. Jika dihitung untung bersih, kurang dari Rp 100 ribu.

"Yang penting bisa jualan sudah syukur. Susah dapat modal," ungkap Andri.

Baca juga: Tempat Ngabuburit dan Jajan Takjil di Berendo Kota Bengkulu, Dibuka hingga Minggu Kedua Ramadan

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved