Berita Mukomuko

Kasus Melonjak, 2 Warga di Mukomuko Meninggal Akibat Demam Berdarah

Dinkes Mukomuko Mencatat ada 2 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia Karena DBD, Masyarakat Diminta Untuk Lakukan 3 M

Panji Destama/ Tribunbengkulu.com
Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Hamdan. A terkait DBD dan pencegahannya di Lingkungan, pada Rabu (13/3/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko mencatat dari Januari hingga Maret 2024 ada 85 kasus Demam berdarah dengue (DBD) dan menyebabkan 2 warga meninggal dunia.

Hal itu dijelaskan Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Hamdan. A saat diwawancarai, pada Rabu (13/3/2024).

“85 kasus yang tercatat ini tersebar di seluruh kecamatan. Namun untuk yang paling banyak kasus di Kota Mukomuko, Penarik dan Lubuk Sanai,” ungkap Hamdan.

Hamdan menjelaskan, dari 85 kasus DBD yang ada di Kabupaten Mukomuko ini, ada 2 kasus yang dilaporkan meninggal dunia.

Untuk yang meninggal dunia ini, bayi 11 bulan dan lansia berumur 53 tahun di Selagan Jaya, SP 3 Mukomuko.

“Laporan itu sudah masuk ke kita, terkait hal itu kami terus mengupayakan memutus mata rantai perkembangan biak nyamuk Aedes aegypti,” tutur Hamdan.

Pihaknya melakukan foging nyamuk serta melakukan sosialisasi ke desa-desa terkait 3M atau Menguras tempat penampungan air dan Menutup tempat-tempat penampungan air.

Lau, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

“Upaya 3 M juga harus dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, karena perkembangan biak nyamuk Aedes aegypti biasanya di lingkungan yang kuang bersih,” jelas Hamdan.

Selain itu, masyarakat Juga diminta menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, emeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.

Kemudian, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk dan memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.

“Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. Lantaran Karena cuaca hujan di Mukomuko juga berpengaruh pada perkembangan biak nyamuk,” tutup Hamdan.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved