Melihat Koleksi Uang Kuno yang Dipamerkan BI Bengkulu di Benteng Marlborough, Ada Uang dari Curup
Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu memamerkan koleksi mata uang kuno yang pernah digunakan Indonesia sejak masa Kerajaan Mataram Kuno, masa Kolon
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Hafi Jatun Muawiah
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu memamerkan koleksi mata uang kuno yang pernah digunakan Indonesia sejak masa Kerajaan Mataram Kuno, masa Kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga masa-masa awal kemerdekaan.
Koleksi-koleksi ini dipamerkan di Benteng Marlborough Kota Bengkulu, yang juga merupakan rangkaian kegiatan pre-event Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024 Bank Indonesia.
Koleksi mata uang kuno yang dimiliki Museum BI ini terlihat dalam kondisi cukup baik, termasuk kertas yang masih utuh, serta corak, gambar, dan tahun yang masih terlihat jelas.
Manager Museum BI, Fransiska mengatakan koleksi uang paling kuno yang dipamerkan adalah mata uang Ma, yang merupakan mata uang Kerajaan Mataram Kuno di abad ke-12.
Mata uang Ma ini berbentuk koin emas, dan masih dalam keadaan yang baik.
Ada juga mata uang gulden masa kolonial Belanda, baik dalam bentuk koin, ataupun dalam bentuk uang kertas. Kemudian, ada juga mata uang masa pendudukan Jepang.
Yang paling menarik, ada mata uang awal kemerdekaan yang berlaku hanya di Bengkulu dan sekitarnya, pada rentang waktu 1947-1950.
Mata uang ini dinamakan ORIDA, atau Oeang Repoeblik Indonesia Daerah. Untuk Bengkulu, mata uang ini juga disebut ORIDA Tjurup, karena percetakannya berada di Curup, Bengkulu.
Mata uang ORIDA Tjurup ini memiliki pecahan Rp 40, dan hanya berlaku khusus di Sumatera Selatan, dimana Bengkulu termasuk Sumatera Selatan pada saat itu.
"Pada masa itu, awal kemerdekaan, mata uang Oeang Republik Indonesia (ORI) di pusat itu sulit menjangkau daerah karena keadaan. Maka, daerah-daerah diminta menerbitkan mata uang sendiri, seperti ORIDA Tjurup, yang percetakannya ada di Curup," jelas Fransiska kepada TribunBengkulu.com, Sabtu (4/5/2024).
Peredaran mata uang ORIDA Tjurup ini juga berlaku di Bengkulu dan sekitarnya, namun tidak di daerah lain. Saat itu, masing-masing daerah juga menerbitkan mata uang sendiri, yang juga berlaku di daerah itu.
"Karena keadaan sulit tadi, ORI pusat tidak sampai ke daerah-daerah," ujar Fransiska.
Pameran uang kuno ini sendiri masih akan berlangsung hingga Minggu (5/5/2024) besok.
Selain itu, di Benteng Marlborough ini, BI Bengkulu juga mengadakan kegiatan penukaran mata uang koin, edukasi QRIS dan Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah, pameran UMKM, serta History Talk & Afternoon Tea dalam rangka 200 tahun Traktat London.
Suasana Duka di Rumah Warga yang Hanyut Terseret Arus Sungai Air Selimang Kepahiang Bengkulu |
![]() |
---|
Ketegangan di Tebat Pulau Rejang Lebong Bengkulu: Pelaku Kocar-Kacir, Polisi Bakar Arena Sabung Ayam |
![]() |
---|
Berita Populer Mukomuko Bengkulu 4-10 Agustus 2025: Viral Bendera One Piece-PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Polres Bengkulu Utara Tangkap Dua Pelaku Maling Motor, Salah Satunya Anak di Bawah Umur |
![]() |
---|
Berita Populer Bengkulu Utara 3-10 Agustus 2025: Pengakuan Agen Travel & Jembatan Pinang Raya Amblas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.