Kecelakaan Maut di Subang

7 Fakta Baru Kecelakaan Maut Bus di Subang, Angkut Rombongan SMK, Tak Ada Izin Hingga Sempat Mogok

Diketahui, bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG mengalami kecelakaan saat mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok.

Editor: Hendrik Budiman
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu membuat 11 orang meninggal dunia. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Sedet 7 fakta-fakta tragedi kecelakaan maut bus di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Diketahui, bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG mengalami kecelakaan saat mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok.

Dari penyelidikan sementara aparat kepolisian, bus itu tak memiliki izin.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," ujarnya, dilansir dari Tribunnews.com.

Berikut sederet Fakta Baru Kecelakaan maut Bus di Subang:

1. Angkut Rombongan SMK Lingga untuk Perpisahan

Kasatlantas Polres Subang, AKP Undang Syarif menceritakan detik-detik kecelakaan bus yang membawa puluhan siswa SMK Lingga Kencana Depok untuk perpisahan namun terguling di wilayah Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam saat hendak menuju arah pulang ke Depok.

AKP Undang mengatakan kecelakaan ini terjadi pukul 18.48 WIB dengan membawa sekitar 40 penumpang.

Baca juga: Nasib Pilu Dimas & Mahesya Korban Kecelakaan Maut di Subang, Sempat Nguli Demi Ikut Perpisahan SMK

"Bus dari arah Lembang menuju ke Subang. Lalu, ketika di Jalan Ciater, bus pun oleng ke kanan dan menabrak kendaraan roda empat, lalu menabrak pula kendaraan roda dua di jalur berlawanan, serta ketika melaju ke jalur kanan menabrak kendaraan bermotor roda dua yang sedang berhenti di bahu jalan," katanya.

2. Bus Tak Miliki Izin

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubdat Kemenhub) menyatakan bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) petang, tidak memiliki izin angkutan.

“Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan,” kata kata Aznal Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Hubdat Kemenhub dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/5/2024).

Aznal juga menyampaikan bahwa hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG tersebut, telah kadaluwarsa.

“Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” ujarnya.

Kemenhub menyatakan bahwa insiden kecelakaan bus diduga akibat rem blong.

3. Diduga alami rem blong

Sementara Kapolda Jawa Barat Irjen Akhmad Wiyagus menjelaskan, dari penyelidikan sementara bus tersebut alami rem blong saat melewati turunan.
Akibatnya, bus yang mengangkut 40 penumpang itu menabrak empat kendaraan dan akhirnya terguling.

"Bus datang dari Bandung menuju Ciater tersebut sempat menabrak mobil sebelum terguling di depan gerbang Lembar Sari Mas Ciater Subang," kata Kapolda Jabar, Irjen Akhmad Wiyagus, Sabtu malam.

Hal senada diungkapkan Sadira, sopir bus Trans Putera Fajar, yang saat ini telah diamankan aparat kepolisian.

Menurutnya, dirinya hanya bisa panik dan pasrah saat bus alami rem blong dan melaju tak terkendali.

"Waktu itu, pada saat habis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan. Namun naas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira.

Saat itu dirinya mencoba banting stir ke kanan, namun menabrak mobil Feroza dari arah berlawanan dan tiga motor.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," tambahnya.

4. 11 Orang tewas

Data korban meninggal
Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan menimpa bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana usai acara perpisahan kelas XII.

Korban dari kecelakaan maut ini ditangani di beberapa tempat di antaranya, Puskesmas Jalancagak, RSUD Ciereng Subang, dan Puskesmas Palasari.

Berikut ini data sementara korban kecelakaan:

Intan Rahmawati, Depok 04-10-2005

Suprayogi, Jakarta 14-06-1961

Desy Yulianti, Depok 31- 07 - 2005

Tyara, Depok 24-09-2004

Robiyatul Adawiyah, Depok 15-02-2004

Raka Komara, Bekasi 03-05-2005 (pengemudi Honda Beat)

Mahesya Putra, Depok 14-05-2005

Ade Nabila Anggraini, Depok 13-01-2001

Intan Fauziah, Depok 27-03-2006

Dimas Aditya, Bogor 18-01-2004

Ahmad Fauzi, Depok 15-02-2006

5. Polisi Tunggu Hasil TTA

Pihak kepolisian sendiri tengah melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Permana juga mengaku masih menunggu hasil traffic accident analysis (TAA) terkait kejadian ini.

AKBP Ariek menyebut saksi-saksi akan dimintai keterangan untuk menetapkan penyebab terjadinya kecelakaan.

"Nanti kan dalam olah TKP itu akan komprehensif. Saksi-saksi akan kita lihat dari beberapa sisi, baik dari keterangan korban, kemudian keterangan sopir, kemudian keterangan penumpang, kemudian keterangan dari saksi di TKP, itu akan kita lihat," kata dia pada KompasTV.

"Namun, apa yang disampaikan oleh sopir itu sah-sah saja, tapi itu bukan berarti menjadi kepastian penyebab kecelakaan tersebut."

6. Tabrak Mobil dan Motor

Sandi Aristanzah (36) saksi matamengaku melihat bus sempat oleng ke kiri jalan, sebelum akhirnya menabrak mobil dan sepeda motor.

"Itu kejadiannya cepat banget, untung jalannya tidak terlalu ramai," ujar Sandi.

Menurutnya, bus yang melaju tak terkendali itu baru bisa berhenti setelah terguling menabrak tiang listrik dan tunggul pohon, tepat di samping warungnya.

"Bus itu baru berhenti setelah nabrak tiang listrik dan tunggul pohon besar itu. Pas sudah di bawah, warga kemudian bantu evakuasi," katanya.

Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang itu terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 18.30 WIB, melibatkan lima kendaraan satu bus pariwisata, satu mobil Feroza dan tiga sepeda motor.

Korban yang terlibat kecelakaan itu totalnya mencapai 64 korban, terdiri dari 11 yang meninggal dunia, 13 luka berat, dan 40 luka ringan.

7. Bus Nyalakan Lampu Hazard atau Tanda Darurat

Suara benturan keras dari arah jalan mengagetkan Jeni (36). Pandangannya langsung beralih ke arah datangnya suara.

Saat itu, dia melihat bus menyalakan lampu hazard atau tanda darurat.

Menyadari sesuatu yang membahayakan, Jeni pun langsung menjauh.

Pemilik warung itu melihat jelas detik-detik saat bus pariwisata Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 DG hilang kendali hingga tersungkur di bahu jalan dekat warungnya.

"Terlihat bus itu lampunya mati, saya lihat oleng ke kiri, posisinya dari Bandung ke bawah (Subang). Bus kelihatannya lumayan kencang, kemudian pas oleng itu menabrak mobil Daihatsu Feroza yang datang dari arah berlawanan," ujar Jeni saat ditemui di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024).

Selama tinggal di Jalan Raya Ciater Subang, Jeni mengaku, insiden kemarin menjadi kecelakaan paling parah yang pernah terjadi.

"Sebelumnya paling kalau ada juga cuma motor. Itu juga tidak parah banget, tidak banyak korban," katanya.

Sebagian Artikel Ini Telah tayang di TribunNews.com dan Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved