Banjir Lahar Dingin di Sumbar

Cerita Liza, Perantau Minang yang Kehilangan Keluarga dalam Banjir Lahar Dingin di Sumbar

Tangis Liza pecah, ketika ia mendapati rumah keluarganya sudah ambruk tersapu banjir lahar dingin di Sumatera Barat.

TribunBengkulu.com/Kompas
Kolase foto keluarga korban menangis (kanan) dan rumah terdampak (kiri) dalam banjir lahar dingin di Sumatera Barat. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tangis Liza pecah, ketika ia mendapati rumah keluarganya sudah ambruk tersapu banjir lahar dingin di Sumatera Barat.

Liza adalah salah satu perantau Minang yang telah lama hidup jauh dari kampung halamannya.

Kini Liza pulang bersama keluarga kecilnya, ia ingin bertemu dengan keluarganya di Kabupaten Tanah Datar.

Tragisnya, kepulangan Liza kebetulan bertepatan dengan terjadinya peristiwa banjir lahar dingin di Sumatera Barat, Sabtu (11/5/2024).

Seperti diketahui, 4 kabupaten dan kota di Sumatera Barat diterjang banjir lahar dingin dari Gunung Marapi.

Hingga, Senin (13/5/2024), tercatat 43 orang meninggal dunia dan 15 orang masih hilang.

Korban terbanyak berasal dari Kabupaten Agam, yaitu 19 orang. Berikutnya 14 orang dari Tanah Datar, 8 orang di Padang Pariaman dan 2 di Kota Padang Panjang.

Kabupaten Tanah Datar, domisili keluarga Liza adalah satu wilayah yang terdampak bencana alam yang saat ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Liza seperti tidak percaya, kepulangannya ke kampung halaman di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, bersamaan dengan terjadinya banjir lahar dingin.

Baca juga: Banjir Bandang Menerjang Kabupaten Agam Sumatera Barat, 15 Orang Meninggal Dunia

Rumah keluarganya yang berada di depan Masjid AL Ikhlas kini rubuh.

Liza sempat berharap, rumah keluarganya tersebut tidak terdampak parah.

Namun kini rumah keluarganya sama sekali tidak dapat ditempati, bahkan untuk sekedar dimasuki.

Dikatakan Liza, rumah tersebut sebelumnya ditempati ibu mertuannya bersama keponakan dan cucunya.

Ibu mertuanya bernama Ummi Raisa (101) serta ada empat orang lain yakni Tia, Nazwa, Lativa dan Gavin.

“Sampai sekarang mereka belum ditemukan, entah masih tertimbun di rumah atau banjir membawa mereka ke tempat lain,” tutur Liza lirih dengan berlinang air mata.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved