2.087 Posyandu di Provinsi Bengkulu Dilibatkan untuk Intervensi Pencegahan Stunting

Sebanyak 2.087 posyandu di Provinsi Bengkulu dilibatkan dalam Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting.

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Kick Off Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Dinkes Provinsi Bengkulu, Senin (3/6/2024). 2.087 posyandu di Provinsi Bengkulu dilibatkan untuk intervensi pencegahan stunting. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Sebanyak 2.087 posyandu di Provinsi Bengkulu dilibatkan dalam Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting.

Asisten II Pemprov Bengkulu RA Denni mengatakan, dengan program intervensi ini diharapkan sampai ke desa-desa maupun kelurahan yang ada di Bumi Rafflesia.

Sehingga dapat menekan angka stunting di Provinsi Bengkulu

"Kita mengharapkan ini sampai ke desa. Karena desalah yang lebih tahu penduduk maka desa harus dilibatkan," kata Denni, usai Kick Off Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, Senin (3/6/2024).

Dijelaskannya, dengan Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting bisa menggerakan alokasi anggaran, terutama dana desa untuk upaya pencegahan adanya stunting

Tujuan intervensi adalah untuk meningkatkan dukungan, koordinasi dan kerja sama pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota yang pelaksanaannya terkhusus melalui pemerintah desa, puskesmas dan para pemangku kepentingan terkait.

"Untuk itu, kita mengharapkan dana desa itu untuk dimungkinkan bisa digunakan untuk stunting, nyatanya ada berapa desa yang bisa membuat dapur sehat. Jadi ini untuk masyarakat yang tidak mampu, makan di dapur sehat. Anggaran disiapkan daerah," jelasnya.

Diketahui prevalensi stunting pada balita di Indonesia penurunannya masih jauh dari harapan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, prevalensi stunting di Bengkulu tahun 2023 sebesar 20,2 persen.

Sementara untuk tingkat nasional sebesar 21,5 persen. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi dan upaya agar tujuan percepatan penurunan stunting dapat terwujud. 

"Target penurunan nasional itu 15 persen untuk Provinsi Bengkulu di tahun ini," jelas Denni. 

Ditambahkan Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu Redhwan Arif, gerakan ini dilakukan dalam berbagai rangkaian aksi bersama pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi dan intervensi bagi ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan. 

"Edukasi calon pengantin, mendata seluruh bayi se Provinsi Bengkulu, kita memperkuat peran posyandu untuk ini. Total posyandu kita ada 2.087 posyandu dari 1.513 desa dan kelurahan. Nanti pelayanan ini sampai ke desa-desa," ujar Redhwan. 

Sehingga, masyarakat juga bisa mendapatkan layanan melalui program baru berupa Wajah Baru Posyandu (Warupo) Bengkulu yang melayani semua kelompok umur.

"Untuk mencegah stunting dari sisi pernikahan dini, kita, BKKBN, kemenag, bekerjasama adakan screening ke calon pengantin. Periksa kesehatan, dan usia," ujar Denni. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved