Cerita Inspiratif Bengkulu
Dipaksa Mandiri Karena Keadaan, Kisah Friska Rintis Usaha Jahit Pakaian, Sudah Miliki 4 Mesin
Kisah inspiratif seorang perempuan piatu yang sedari SMA kelas 2 sudah dituntut mandiri karena keadaan ekonomi
Penulis: Bima Kurniawan | Editor: M Syah Beni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Friska (28) tinggal di Perumahan Qoryah Thoyyibah, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muarabangkahulu, Kota Bengkulu.
Anak ke 3 dari 4 bersaudara ini telah ditinggal ibunya sejak kelas 2 SMA.
Hal inilah yang menuntut dirinya untuk menjadi mandiri.
"Sejak kelas dua SMA, ibu sudah pergi meninggalkan kami (meninggal, red)," kata Friska saat diwawancarai Tribunbengkulu.com, Jumat (19/7/2024).
Setelah tamat SMA, Friska tidak langsung kuliah, keadaan ekonomi keluarga menuntut ia harus kerja.
Ia menjadi seorang karyawan di tempat jahit pakaian.
Baca juga: Cerita Anesa Putri Pratama, Gadis Bengkulu Buka Usaha Buket Bunga Bermodalkan Gaji Asdos

Enam tahun lamanya ia mencari nafkah di sana.
"Saya bekerja menjadi karyawan jahit pakaian dari tahun 2014 - 2020," ujar Friska.
Karena sudah memiliki penghasilan sendiri, Friska sembari bekerja memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah.
Tahun 2020 Friska memutuskan untuk membuka usaha jahit baju sendiri, bermodalkan mesin jahit bekas.
"Kebetulan saya dapat borongan (orderan dalam jumlah besar) , jadi uang borongan saya gunakan untuk membeli mesih jahit seken," Ucap Friska.
Kini usahanya mulai berkembang.
Dari hanya memiliki mesin jahit bekas kini ia sudah memiliki 4 mesin jahit.
"Selain jahit baju, saya juga punya usaha penyewaan dan penjualan buket. Ini bisnis berdua dengan teman," ucap Friska.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.