Satu Keluarga di Kediri Tewas
Kristina Sempat Mengeluh Perangai sang Adik, Sebelum Jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri
Korban Pembunhan satu keluarga di Kediri, Kristina rupanya sempat mengeluhkan sang adik karena perilakunya.
TRIBUNBENGKULU.COM - Kristina korban pembunuhan satu keluarga di Kediri rupanya sempat mengeluh atas perangai sang adik.
Satu keluarga di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas dibunuh pada Kamis (5/12/2024).
Diketahui, satu keluarga korban pembunuhan yang tewas terdiri dari Agus Komarudin (38), Kristina (34), dan anak sulung berinisial CAW (9).
Rupanya Kristina sempat curhat pada saudara mengeluh atas perangai adiknya itu.
Dari kejadian ini, memang keluarga sudah mencurigai Yusa.
sepupu korban, Sunardi mengatakan, sekitar dua hari sebelumnya terdapat pengendara motor yang mendatangi rumah korban.
"Sempat ada dua orang naik motor yang datang ke sini," ujar Sunardi, saat ditemui Kompas.com di lokasi rumah perampokan pada Jumat (7/12/2024).
Dari informasi sejumlah keluarga, salah satu dari pengendara sebenarnya bukan orang asing karena termasuk kerabat.
Namun selama ini tidak jelas tempat tinggalnya.
Bahkan Sunardi menambahkan, seorang kerabat tersebut selama ini juga dianggap bermasalah, terutama perihal keuangan.
Menurut Sunardi, saat kejadian tewas, Yusa tidak terlihat padahal yang tewas keluarga sendiri.
"Bahkan saat ramai-ramai kejadian ini, dia juga tidak tampak. Padahal keluarga," lanjutnya.
Sunardi menambahkan, almarhumah Kristina sebelumnya juga sempat berkeluh kesah soal perangai kerabat tersebut kepadanya.
Keluarga menganggap perilaku pelaku sudah jauh di luar nalar kekerabatan maupun kemanusiaan sehingga harus dihukum seberat-beratnya.
"Supaya dihukum seberat-beratnya. Kami menyerahkannya kepada polisi,” ujar Marsudi (28), sepupu korban kepada Kompas.com, Senin (9/12/2024).
Keluarga juga menutup pintu maaf atas perilaku yang telah dilakukan Yusa pada keluarga kakaknya sendiri.
“Keluarga sudah enggak mau menerima (jika pelaku pulang),” lanjut pemuda yang turut membawa dan mengurus kebutuhan bocah SPY selama di rumah sakit ini.
Baca juga: Sosok Agus Komarudin, Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Dikenal Ramah dan Penyabar
Motif Sebenarnya Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri
Selain motif pembunuhan terkait utang, ada konflik keluarga lain yang memicu tindakan kejam pelaku.
Kapolres Kediri menjelaskan bahwa sebelum insiden tragis ini terjadi, sempat ada konflik di dalam keluarga korban.
Orang tua Kristina, yang juga merupakan orang tua Yusa, datang ke rumah Kristina untuk meminta izin menikah kembali.
Namun, permintaan tersebut tidak diizinkan oleh Kristina sehingga terjadi cekcok.
"Tersangka sakit hati karena korban cekcok dengan orang tua mereka terkait izin menikah lagi. Orang tua mereka akhirnya keluar dari rumah korban. Hal ini menambah alasan pelaku untuk menghabisi korban," jelas AKBP Bimo.
Sementara itu, menurut salah satu tetangga pelaku yang tak mau disebutkan namanya, pelaku tidak ada kabar di lokasi sejak kasus penjambretan pada tahun 2021 silam.
Perceraian itu juga disebabkan karena pelaku melakukan aksi penjambretan.
"Setelah kasus 2021 dulu, yang bersangkutan tidak di rumah Bangsongan. Ada informasi dia di Jateng, tapi tahu-tahu sudah tertangkap akibat kasus pembunuhan," jelasnya.
Sosok Yusa Pelaku Pembunuhan
Pelaku Yusa Cahyo Utomo (35), ternyata merupakan seorang residivis.
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengungkapkan, Yusa sebelumnya pernah terlibat kasus penjambretan di wilayah Gurah.
"Pelaku adalah residivis atas kasus penjambretan yang pernah ditangani sebelumnya," ujar AKBP Bimo dalam konferensi pers di Mapolres Kediri, Jumat (6/12/2024).
Yusa, yang merupakan adik kandung dari korban Kristina, juga diketahui sudah menikah namun bercerai, dan memiliki seorang anak.
Yusa Biarkan Keponakannya Masih Hidup
Yusa Cahyo Utomo (35) ungkap alasan tak membunuh satu korban yang merupakan keponakannya sendiri.
Pembunuhan yang dilakukan Yusa pada Rabu (4/12/2024) ternyata membiarkan satu orang selamat yakni SPY (11).
Kepada penyidik Polres Kediri, Yusa mengaku sengaja meninggalkan SPY masih hidup.
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama, Yusa mengaku merasa kasihan kepada SPY, anak bungsu kakaknya.
"Tersangka meninggalkannya dalam kondisi bernapas. Alasannya, dia merasa kasihan pada yang paling kecil," ujar AKP Fauzy dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024) kemarin.
Dalam kronologinya, AKP Fauzy menuturkan setelah menghabisi Kristina dan Agus di dapur, Yusa mendapati kedua anak korban, CAW dan SPY yang terbangun karena mendengar keributan di bagian belakang rumah.
CAW berlari ke ruang tengah, diikuti oleh SPY.
Yusa mengejar dan memukul CAW di bagian kepala sebanyak dua kali hingga tak bergerak lagi.
"Setelah itu, tersangka kemudian memukul SPY satu kali di kepala," imbuhnya.
Meski SPY terluka parah dengan kondisi bercucuran darah, ia masih bisa bergerak dan merangkak ke arah tempat tidur.
Menurut pengakuan Yusa, ia memilih untuk tidak memukul SPY lagi.
SPY belakangan diketahui selamat, meski mengalami luka parah.
| SOSOK 3 Korban Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri, Tewas Ditangan Adik Kandung Sendiri |
|
|---|
| Sosok Agus Komarudin, Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Dikenal Ramah dan Penyabar |
|
|---|
| Pemkab Kediri Bakal Tanggung Masa Depan SPY, Anak Bungsu Korban Pembunuhan Satu Keluarga |
|
|---|
| Alasan Yusa Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Biarkan Anak Bungsu Hidup Sebatang Kara |
|
|---|
| Kondisi Anak Bungsu Korban Selamat Pembunuhan Satu Keluarga Guru di Kediri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Kristina-Sempat-Mengeluh-Perangai-sang-Adik-Sebelum-Jadi-Korban-Pembunuhan-Satu-Keluarga-di-Kediri.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.