Hasil Sidang Isbat Iduladha 2025
Menag Nasaruddin Umar Umumkan Hasil Sidang Isbat Iduladha, 1 Zulhijah 1446 H, Hilal Terlihat di Aceh
/Menag Nasaruddin Umar tetapkan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025. Iduladha 2025 pun dipastikan berlangsung Jumat, 6 Juni mendatang.
TRIBUNBENGKULU.COM - Menteri Agama Nasaruddin Umar resmi mengumumkan hasil Sidang Isbat penetapan 1 Zulhijah 1446 Hijriah pada Selasa, 27 Mei 2025.
Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers pukul 19.15 WIB dan menjadi acuan penetapan Hari Raya Iduladha 2025 bagi umat Islam di Indonesia.
Hasil sidang tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam konferensi pers yang disiarkan pukul 19.55 WIB melalui kanal YouTube resmi Kemenag RI.
"Pada detik-detik terakhir, bulan terlihat di Aceh. Jadi awal Zulhijah 1446 H, tanggal Rabu 28 Mei 2025. Sehingga 10 Zulhijah atau Iduladha, bertepatan dengan hari Jumat, 6 Juni 2025," kata Menag Nasaruddin.
Penetapan 1 Zulhijah 1446 H menjadi acuan bagi umat Islam di Indonesia untuk mengetahui tanggal pasti pelaksanaan Hari Raya Iduladha 2025. Sidang Isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Konferensi pers hasil Sidang Isbat ini terbuka dan dapat diakses publik secara luas.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dijadwalkan mengumumkan hasilnya setelah waktu Magrib hingga menjelang Isya atau sekitar pukul 19.00 WIB.
Penentuan awal bulan Zulhijah menggunakan metode hisab dan rukyat dengan kriteria imkanur rukyat.
Hilal dianggap memenuhi syarat jika posisinya mencapai ketinggian minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Melalui Sidang Isbat ini, pemerintah memastikan kejelasan bagi masyarakat dalam menentukan tanggal penting dalam kalender hijriah, khususnya pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah.
Berikut link live streaming pengumuman hasil sidang isbat penentuan Idul Adha 2025
Link Live Streaming Sidang Isbat 1 DZulhijah1446 H dan Idul Adha
Berikut ini informasi link live streamingnya:
Link Live Streaming Konferensi Pers >>> Youtube Kemenag
Link Live Streaming Kompas TV>>> KOMPASLIVE
Apabila hasil sidang isbat menetapkan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, maka Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Hal ini mengingat Hari Raya Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah.
Keputusan Muhammadiyah
Sebelumya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah mengeluarkan keputusan terkait jadwal Idul Adha 2025.
PP Muhammadiyah memutuskan Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Hal ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Keputusan jadwal Idul Adha 2025 tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah.
Menurut Muhammadiyah, ijtimak jelang Zulhijah 1446 H terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 10.04.18 WIB.
Pada hari tersebut saat Matahari terbenam, di seluruh wilayah Indonesia, Bulan berada di atas ufuk yang artinya hilal sudah wujud.
Sehingga, 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025 dan Hari Arafah (9 Zulhijah 1446 H) jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dengan demikian, Idul Adha yang dirayakan setiap 10 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Berikut keputusan dari Muhammadiyah terkait Idul Adha 2025:
Awal bulan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025
Hari Arafah (9 Zulhijah 1446 H) jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025
Idul Adha (10 Zulhijah 1446 H) jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
Sejarah Sidang Isbat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), isbat artinya penetapan dan penentuan.
Sidang isbat adalah sidang yang dilakukan untuk menetapkan atau menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah.
Sidang isbat dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) beserta pihak-pihak terkait. Sidang isbat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Pemaparan posisi hilal (untuk Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha)
Pelaksanaan sidang isbat
Telekonferensi pers hasil sidang isbat.
Sejarah Pelaksanaan Sidang Isbat
Sejarah tentang sidang isbat tercantum dalam tulisan berjudul Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia oleh Moh Iqbal Tawakal, Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pelaksana Lanjutan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang.
Sebelum Indonesia merdeka, penetapan awal bulan Qamariyah antar ormas Islam tidak dilakukan melalui sidang isbat.
Saat itu, awal Ramadan hingga Idul Fitri ditentukan oleh masing-masing ketua adat.
Setiap ketua mempunyai perhitungan masing-masing, di mana awal Ramadan dan Idul Fitri sering berbeda antara satu wilayah.
Pada tanggal 4 Januari 1946, Kementerian Agama ditunjuk untuk menentukan Idul Fitri dan Idul Adha.
Pada saat itu, ketetapan tersebut tidak dapat diikuti seluruh umat Islam hingga pemerintah membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) pada 16 Agustus 1972.
BHR berfungsi untuk menyeragamkan pemahaman dan penentuan tanggal 1 pada bulan Hijriah.
BHR juga bertugas melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan hisab rukyat, serta pelaksanaan ibadah terkait arah kiblat, waktu sholat, awal bulan, waktu gerhana bulan, dan matahari.
Di bawah BHR, kriteria penentuan awal bulan Qamariyah terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan.
Pada awal kemerdekaan, awal bulan dilandaskan oleh pedoman wujudu hilal.
Kemudian, di masa Orde Baru, penetapan 1 Syawal menggunakan imkanur rukyat yang memiliki 3 kriteria.
Kriteria tersebut adalah tinggi hilal di atas 2 derajat, jarak hilal matahari minimal 3 derajat, dan umur bulan sejak ijtimak adalah 8 jam.
Kriteria ini mulai diterima di tingkat regional dalam forum Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada tahun 1974.
Saat masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, BHR hampir dibubarkan karena dianggap tidak bisa memberikan pengaruh pada penyeragaman awal bulan Qamariyah dan pelaksanaan hari raya.
Lalu, di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2014, BHR kembali difungsikan dengan menambah anggota kepakaran dari bidang astronomi.
Hal ini bertujuan agar keputusan yang dihasilkan tidak hanya diterima secara agama, tetapi juga dalam ruang lingkup ilmiah.
Sejak saat itu, sidang isbat disiarkan langsung melalui televisi sehingga masyarakat dapat mengetahui rangkaian acara penetapan awal Ramadhan dan Syawal.
Menag Nasaruddin Umar umumkan hasil Sidang Isbat: 1 Zulhijah 1446 H ditetapkan sebagai acuan Iduladha 2025, disiarkan langsung oleh Kemenag RI.
Konferensi Pers Hasil Sidang Isbat Awal Zulhijjah 1445 H/2024 M
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/kemenag-iduladha-12151.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.