Perampokan Sadis Satu Keluarga di Serang

Kejanggalan Perampokan Sadis 1 Keluarga di Serang Banten, Tak Ada yang Hilang Tapi Berkas Berserakan

Kejanggalan perampokan sadis 1 keluarga di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang menghebohkan warga, Minggu (1/6/2025).

Editor: Rita Lismini
Facebook/ Tangkap Layar Video Warga
KORBAN PERAMPOKAN - Kolase foto Wadison Pasaribu dan keluarga serta momen petugas membawa korban pembunuhan di Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, Minggu (1/6/2025). Perampokan 1 keluarga ini justru menuai kejanggalan, karena tak ada barang yang hilang malah berkas yang berserakan. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kejanggalan perampokan sadis 1 keluarga di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang menghebohkan warga, Minggu (1/6/2025).

Perampokan tersebut menimpa pasangan suami istri bernama Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35).

Dalam insiden tersebut, Petry tewas dengan kondisi tengkurap di atas kasur, sedangkan Wadison ditemukan di dalam karung dengan kondisi kritis.

Peristiwa itu terungkap saat anak korban yang berusia 7 Tahun keluar rumah teriak-teriak meminta pertolongan pada subuh hari sekira pukul 05.00 WIB.

Mendengar teriakan itu, tetangga korban bernama Jansen Pasaribu (57) keluar rumah dan mendekati sang anak.

"Saya keluar dan melihat anaknya itu minta tolong nangis-nangis, saya sudah firasat buruk malam-malam anak minta tolong langsung saya teriak minta tolong, datang tetangga dua orang kami masuk dari belakang pintu rumah, karena di depan di gembok," kata Jansen, Minggu, (1/6/2025).

Setelah masuk dari pintu belakang rumah, kata Jansen, dirinya melihat kondisi korban Wadison Pasaribu sudah terbungkus karung.

"Nah, kata anaknya itu, bapak saya bapak saya itu di karung, gitu, kami berusaha membuka ikatan karungnya itu," ucap Jansen.

Kemudian, lanjut Jansen, dirinya mengecek bagian kamar tidur korban dan ditemukan istri korban dalam keadaan tengkurap dengan tangan diikat.

"Saya berusaha membuka ikatannya, setelah lepas ternyata tangannya sudah kaku, langsung saya larang orang masuk karena lihat udah kaku tangannya," tuturnya.

Dikatakan Jansen, sekilas melihat tubuh kedua korban tidak ada ditemukan luka serius akibat benda tajam.

"Nah, si suami korban ini kan diikat dalam karung setelah dicek masih dalam keadaan hidup dan langsung dilarikan ke rumah sakit," ucap Jansen.

Sebelum peristiwa itu terjadi, kata Jansen, dirinya tidak mendengar keributan atau sesuatu yang mencurigakan.

"Tidak ada yang mencurigakan, saya tahunya ketika ada anaknya itu teriak minta tolong," pungkasnya.

Kejanggalan Perampokan 

Alih-alih pelaku mengambil barang-barang berharga di rumah korban selayaknya perampokan pada umumnya, kali ini justru berbeda. 

Sebab,  warga bernama Ishak Nurdin mengatakan tidak ada yang hilang cuma berkas di rumah korban tampak berserakan.

"Di sini enggak kehilangan apa-apa, cuma berkas aja acak-acakan," ungkapnya kepada wartawan, Minggu, masih dari TribunBanten.com.

Nurdin pun menduga, kasus tersebut bukan perampokan biasa.

Apalagi, korban baru selesai transaksi tanah yang ditandatangani oleh Petry Sihombing.

"Dugaannya ada keselisihan paham, apalagi kerjanya (Wadison) di bank (Keliling). Dengar informasi sih habis transaksi tanah, tandatangan si istrinya," jelasnya.

"(Wadison) setiap seminggu sekali pulang ke Serang, karena kegiatannya di Bayah, Lebak."

"Mudah-mudahan cepat tertangkap, biar jelas. Kan masih hidup suaminya," tutur Nurdin.

Kondisi Terkini Wadison Pasaribu

Saat ini, kondisi Wadison Pasaribu sudah mulai membaik.

Wadison sempat dilarikan di Rumah Sakit Sari Asih setelah ditemukan tak sadarkan diri di ruang dapur rumahnya dengan kondisi terikat di dalam karung.

Menurut petugas di IGD Rumah Sakit Sari Asih yang enggan disebutkan namanya, Wadison Pasaribu sempat dilakukan perawatan di ruang IGD Rumah Sakit Sari Asih pada pukul 11.00 WIB.

Setelah dipastikan kondisinya membaik, Wadison diperbolehkan untuk pulang oleh petugas rumah sakit.

"Ya benar tadi pagi ada pasien atas nama Wadison Pasaribu, sempat ditangani oleh dokter di IGD, Alhamdulillah kondisinya membaik dan sudah pulang," ujarnya, Minggu, seperti diberitakan TribunBanten.com.

Di sisi lain, pada Minggu, jenazah Petry Sihombing sudah berada di kediaman kakaknya yang tak jauh dari rumah korban yang berlokasi di Perumahan Puri Anggrek, Kota Serang.

Dari pantauan TribunBanten.com di lokasi, banyak saudara serta kerabat korban berdatangan untuk menyampaikan turut berduka dan mendoakannya.

Wadison Pasaribu beserta keluarganya juga terlihat duduk di depan jenazah sang istri sembari mendoakannya.

Namun, keluarga korban dan sang suami belum bisa memberikan keterangan apapun lantaran kondisinya masih berduka.

Pelaku Diduga Lebih dari Satu Orang

Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, telah mendatangi langsung tempat kejadian perkara (TKP).

Dari dugaan sementara, pasutri di Serang ini merupakan korban perampokan.

Sebab, berdasarkan pengecekan yang dilakukan oleh kepolisian di TKP, pintu belakang rumah korban terlihat rusak akibat didobrak.

“Dari pintu belakang kami cek TKP ada rusak didobrak, hal itu terlihat dari engsel pintu yang rusak diduga para pelaku masuk ke sana," ujarnya kepada wartawan, Minggu, dikutip dari TribunBanten.com.

"Dugaannya (pelaku) lebih dari satu orang,” jelasnya.

Yudha menambahkan, dua anak korban yang berusia lima dan tujuh tahun, dititipkan kepada kerabatnya.

Sosok Korban

Diketahui, korban Wadison bekerja di sebuah Koperasi Simpan Pinjam atau sering disebut bank Keliling di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Sedangkan Petry Sihombing, istri korban hanya sebagai ibu rumah tangga yang menghuni rumah di Puri Anggrek Serang Blok G 10 Nomor 11. 

Nurdin mengatakan, korban dikenal sosok yang baik. 

Ia juga mengungkapkan sosok pasutri tersebut dikenal baik dan akur dengan tetangga lain.

Ia tak menduga bahwa nasib nahas akan menimpa keluarga tersebut.

"Selama ini korban akur akur aja dengan tetangga, sosoknya baik," ungkap Nurdin.

Hal yang sama diungkap oleh tetangga korban, Jansen Pasaribu menuturkan, almarhumah dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang supel dan mudah bergaul dengan tetangga.

Menururt Jansen, pasangan suami istri Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sudah 8 tahun lebih tinggal di perumahan Puri Anggrek, Kota Serang.

"Selama hidupnya almarhumah ini pandai bergaul, sama ibu-ibu di komplek perumahan juga sering berbincang-bincang, tidak pernah ada masalah," kata Jansen kepada TribunBanten.com, Minggu, (1/6/2025).

Kemudian, kata Jansen, dalam kegiatan di masyarakat juga almarhumah selalu aktif ikut terlibat.

"Ya biasanya sama ibu-ibu di sini aktif berkegiatan, tidak menutup diri," ujarnya.

Sementara sang suami Wadison Pasaribu, kata Jansen, dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah kepada tetangganya.

Kendati demikian, kata Jansen, sang suami jarang ada di rumahnya lantaran bekerja sebagai pegawai bank keliling di wilayah Malingping, Lebak, Banten.

"Memang suaminya ini jarang ada di rumah, paling kalau pulang itu seminggu atau dua minggu sekali," tuturnya.

Jansen menuturkan, kondisi keluarga pasangan Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sebelum terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut tidak ada keributan apapun.

Bahkan, kata Jansen, sehari-harinya terlihat rukun tidak pernah ada keributan atau masalah dengan lingkungan sekitar.

"Itu tidak ada masalah apapun, ya keluarganya rukun, baik-baik saja," ucapnya.

Atas peristiwa ini, kata Jansen, dirinya mengaku kaget lantaran terjadi secara tiba-tiba.

"Kami sebagai tetangga kaget, karena kesehariannya kan baik-baik saja tidak ada masalah apapun," pungkasnya.

 Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved