Viral di Media Sosial

Penyesalan Minan, Penjual Pertalite Rp 80 Ribu di Seluma Bengkulu: Iseng Pak, Karena Minyak Langka

Seorang warga Seluma, Bengkulu, ditangkap usai viral menjual Pertalite Rp 80 ribu per liter. Ia mengaku iseng karena minyak sedang langka.

Penulis: Yayan Hartono | Editor: Ricky Jenihansen
TribunBengkulu.com/Yayan Hartono
PENJUAL PERTALITE - Seorang warga Seluma, Bengkulu, ditangkap usai viral menjual Pertalite Rp 80 ribu per liter. Ia mengaku iseng karena minyak sedang langka. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Dengan nada menyesal, Minan (42) mengakui perbuatannya saat dimintai keterangan polisi. 

Aksinya menjual Pertalite seharga Rp 80 ribu per liter yang semula dianggap "iseng saja" kini berbuntut panjang, setelah videonya viral dan memicu kecaman warganet.

Minan merupakan warga asal Kelurahan Talang Dantuk, Kecamatan Seluma.

Videonya saat menjual Pertalite dengan harga Rp 80 ribu mendadak viral di media sosial beberapa pekan terakhir.

Hingga kemudian Minan diamankan aparat kepolisian setelah videonya yang menjual BBM eceran dengan harga tak wajar—Rp 80 ribu per liter—viral di media sosial.

Penangkapan dilakukan pada Minggu, 25 Mei 2025, sehari setelah video tersebut menyebar luas.

Kapolres Seluma, AKBP Ricardo Bonar P. Pakpahan, melalui Kapolsek Seluma, Iptu Hendrayanto, didampingi Kanit Reskrim Ipda Deni Arianto, membenarkan bahwa pihaknya telah mengamankan pelaku utama dalam kasus ini.

“Benar, kami amankan pelaku penjual BBM dengan harga tidak wajar tersebut. Pelaku adalah Minan, warga Kelurahan Talang Dantuk,” ujar Ipda Deni pada Jumat siang (30/5/2025).

Selain Minan, polisi juga memanggil tiga anggota keluarganya untuk dimintai keterangan terkait praktik penjualan BBM jenis Pertalite dengan harga sangat tinggi tersebut.

“Ada empat orang yang kita periksa, yakni Minan, istrinya Reza Umami (37), anaknya Robi Idianto (20), dan orang tuanya, Nasoha (66),” tambah Deni.

Dalam pemeriksaan, Minan mengaku menyesal atas perbuatannya dan tidak menyangka aksinya akan viral hingga membuat ia dan keluarganya dipanggil ke kantor polisi. Ia juga telah menyampaikan permintaan maaf.

“Setelah dimintai keterangan, Minan dan keluarganya kami pulangkan. Kami beri pembinaan serta meminta mereka membuat pernyataan tertulis agar tidak mengulangi perbuatan serupa,” jelas Kanit Reskrim Deni.

Duduk Perkara

Berdasarkan keterangan para pihak yang diperiksa, Pertalite yang dijual seharga Rp 80 ribu per liter itu awalnya dibeli dari penjual lain dengan harga yang juga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Minan ternyata menjual Pertalite dari bosnya, Robi.

Dalam praktiknya, Minan dibantu oleh keluarganya, termasuk Nasoha, yang ikut menjual BBM tersebut dengan harga Rp 25 ribu per liter.

Robi sendiri mendapatkan Pertalite dari seorang perempuan bernama Reza, yang menjualnya kepadanya seharga Rp 18 ribu per liter.

Setelah itu, Robi menjualnya lagi dengan harga Rp 25 ribu.

Namun, oleh Minan, BBM tersebut dijual kembali dengan harga jauh lebih tinggi, yakni Rp 80 ribu per liter.

Atas perbuatan mereka, para pelaku mengaku menyesal dan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.

Mereka juga menyatakan tidak akan mengulangi perbuatannya, yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis di hadapan polisi.

"Sehubungan dengan adanya berita viral, saya menjual minyak Rp 80 ribu. Kami minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi," ujar mereka.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved