Wawancara Eksklusif Korban Travel Umrah di Bengkulu Utara: Tabungan 10 Tahun untuk Orang Tua Raib

Apakah sempat dijanjikan tanggal pasti keberangkatan?

"Setelah pembayaran, kami dimasukkan ke grup WhatsApp. Di situ kami dijanjikan akan segera berangkat, mengurus paspor dan visa. Awalnya disebut tanggal 8 April 2025, tapi ditunda karena visa belum terbit. Lalu diundur lagi ke 4 Juni 2025 karena orang tua pelaku dikabarkan meninggal dunia. Setelah itu dijanjikan lagi keberangkatan tanggal 20 Juli 2025 dengan alasan yang tidak jelas."

Apa saja alasan yang diberikan saat keberangkatan ditunda?

"Alasannya tidak jelas, ada yang bilang visa belum terbit, lalu alasan orang tua pelaku meninggal dunia," jelasnya.

Kapan mulai curiga bahwa ini mungkin penipuan?

"Kami mulai curiga saat penundaan kedua, 4 Juni 2025. Setiap kami bertanya, agen itu terus meyakinkan kembali, bahkan mengajak kami mengurus paspor, vaksin, dan sebagainya."

Apakah ada korban lain yang mengalami hal serupa dan berkomunikasi dengan Abang?

"Ya, lewat grup WhatsApp kami berkoordinasi, saling bertukar informasi, lalu berkumpul di salah satu rumah jemaah untuk membahas kepastian keberangkatan. Tapi pelaku tetap meyakinkan kami, bahkan sempat membagikan koper perlengkapan umrah dan rutin berkunjung ke rumah jemaah."

Apa langkah pertama yang Abang dan korban lain ambil setelah merasa tertipu?

"Langkah pertama tentu melapor ke kepolisian."

Seperti apa respons awal dari pihak kepolisian saat melapor?

"Respon polisi sangat baik. Mereka menyambut dan melayani laporan kami dengan serius agar pelaku segera ditangkap."

Apakah Abang sudah mengetahui siapa saja yang dilaporkan sebagai terduga pelaku?

"Saat ini ada empat orang yang jadi terduga pelaku. Tapi polisi masih mengembangkan kasus ini karena kemungkinan ada keterlibatan pihak lain."

Secara pribadi, bagaimana dampak emosional kejadian ini terhadap Abang?