Berita Viral

Viral Jenazah di Gorontalo Terpaksa Dibonceng Motor Gegara Jalan Rusak dan Menembus Hutan

Viral jenazah tukang ojek di Gorontalo terpaksa dibonceng motor gegara fasilitas jalan yang sangat rusak.

Editor: Yuni Astuti
Instagram
BERITA VIRAL - Viral jenazah di Gorontalo dibonceng pakai motor gegara akses jalan yang sangat rusak, Minggu (24/8/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Viral jenazah tukang ojek di Gorontalo terpaksa dibonceng motor gegara fasilitas jalan yang sangat rusak.

Baru-baru ini viral salah seorang warga Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, bernama Peo Samania membawa mayat kakaknya yang baru emninggal di Rumah Sakit Toto ke rumahnya.

Video saat Peo Samania mengevakuasi jenazah kakaknya, dengan menggunakan sepeda motor melewati jalan yang sangat rusak viral di media sosial.

Jenazah ini akan dibawa ke rumah duka yang berada di dalam hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, yang terletak di perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Utara (Sulut). 

Perjalanan membawa jenazah ke rumah duka ini memakan waktu 5 jam tanpa fasilitas jalan yang memadai. 

Jalan yang dilalui berupa tanah becek, yang sebagian sudah tergerus ban motor sehingga membentuk lubang dalam yang memanjang.

Kecamatan Pinogu terletak di tengah hutan (enclave), dan belum banyak fasilitas umum yang dibangun di daerah ini, termasuk rumah sakit. 

Oleh karena itu, warga yang membutuhkan rujukan rumah sakit harus dibawa ke luar kecamatan dengan menembus hutan. “Kejadiannya kemarin. Yang meninggal masih saudara saya,” kata Wawan Thalib, salah seorang kerabat almarhum, Sabtu (23/8/2025). 

Wawan menjelaskan bahwa almarhum Nandar Samania masih terbilang kemenakannya. 

Baca juga: Tolak Autopsi, Jenazah Bayi 2,5 Tahun Hanyut di Irigasi Rejang Lebong Bengkulu Dibawa ke Jambi

Nandar dibawa ke RS Toto dari rumahnya di Desa Tilonggibila juga menggunakan kendaraan yang sama, sebuah motor yang dimodifikasi agar bisa menembus hutan. 

“Sempat dirawat empat hari di Rumah Sakit Toto,” ujar Wawan. Namun, saat dalam perawatan, Nandar meninggal dunia.

Dari RS Toto, jenazah Nandar dibawa menggunakan mobil ambulans hingga ke Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur. 

Setelah itu, jenazah dibonceng menggunakan motor melewati jembatan gantung oleh Peo Samania melalui Desa Tulabolo dan Tulabolo Timur sebelum masuk hutan taman nasional hingga ke Desa Tilonggibila di Kecamatan Pinogu. 

“Saat dirujuk ke RS Toto dan dibawa pulang ke kampung di Kecamatan Pinogu dengan cara yang sama, yaitu dibonceng dengan motor ojek yang sudah dimodifikasi khusus,” jelas Wawan. 

Wawan mengungkapkan bahwa perjalanan menembus hutan bukan perkara yang mudah, sekalipun dilakukan oleh para tukang ojek.

Setiap motor dipastikan membawa alat bengkel untuk berjaga-jaga jika terjadi kerusakan di hutan.

Jalan yang dilalui juga bukan jalan aspal, melainkan jalan tanah yang selalu berair dan acap kali longsor. 

“Perjalanan Peo Samania membawa jenazah kakaknya sempat menghadapi pohon tumbang, ini tidak mudah,” ujar Wawan. 

Peo Samania tidak sendirian dalam perjalanan, ia disertai sejumlah kerabatnya yang juga membawa motor masing-masing. 

Sesampai di Desa Tilonggibila, jenazah Nandar langsung disambut lantunan tahlil dan isak tangis keluarganya.

Sebuah keranda yang sudah dihias menanti di halaman rumahnya, juga dua buah payung sudah disiapkan untuk mengantarkan ke kubur. 

Untuk menurunkan jenazah, sejumlah kerabatnya membuka beberapa ikatan tali. 

Jenazah yang sudah dipakaikan jas hujan plastik ini diturunkan pelan-pelan dari motor sebelum disemayamkan di dalam rumah.

Kejadian ini bukan pertama kali bagi warga Kecamatan Pinogu. 

Sebelumnya juga sering terjadi kejadian serupa, yaitu berangkat berobat ke rumah sakit naik motor dan pulang dalam kondisi meninggal dunia melalui jalan yang sama.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved