Bengkulu Krisis BBM

Bengkulu Krisis BBM, Antrean BBM Mulai Normal di Sejumlah SPBU di Kota Bengkulu

Antrean BBM di sejumlah SPBU Bengkulu mulai normal pada Selasa (11/11/2025). Layanan 24 jam masih menunggu arahan pimpinan.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
KRISIS BBM - Salah seorang pengendara motor saat mengisi BBM jenis Partamax di SPBU 21.281.09 Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu, Bengkulu, Selasa (11/11/2025). Krisis BBM Bengkulu, Sejumlah SPBU di Bengkulu terpantau normal, Warga ungkap lumayan lancar. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu saat ini mulai kembali normal.

Tampak di SPBU 21.281.09 Rawa Makmur, Kota Bengkulu, masih terlihat antrean sejumlah kendaraan yang hendak mengisi BBM.

Antrean terjadi hingga ke pinggir jalan. Namun, antrean tersebut tampak lancar dibandingkan dengan beberapa hari terakhir.

Salah seorang pengendara yang hendak mengisi Pertamax, Wawan, mengatakan kondisi sudah kembali normal.

Kalau kemarin antrean panjang dan proses pengisian BBM memakan waktu lama, kini meskipun masih antre, prosesnya lebih lancar.

“Kalau di Rawa Makmur (SPBU 21.281.09, red) sudah normal bang, baru sekali ngisi lagi di SPBU bang, untungnya udah normal, lumayan lancar,” ungkap Wawan saat mengantre di SPBU, Selasa (11/11/2025) pukul 09.07 WIB.

Sementara itu, SPV SPBU 21.281.09 Rawa Makmur, Gunawan, mengatakan situasi yang terjadi saat ini (pukul 09.03 WIB, red) bisa dikatakan normal.

Kondisi antrean yang normal ini terlihat dari kendaraan yang tidak lagi mengular hingga ke jalan, melainkan hanya terjadi di area dalam SPBU.

“Kalau sekarang antrean sudah kembali normal, antrean yang terjadi tidak sampai ke jalan lagi,” jelas Gunawan.

Gunawan juga menjelaskan, sejak Sabtu hingga Senin kemarin, pihaknya membuka layanan SPBU selama 24 jam.

Namun, untuk hari Selasa ini, pihaknya belum mendapatkan instruksi dari atasan apakah akan kembali membuka layanan 24 jam.

“Kalau layanan 24 jam itu saat hari Sabtu sampai Senin kemarin saja, untuk hari ini belum tahu, masih menunggu arahan pimpinan,” tutup Gunawan.

Dari pantauan TribunBengkulu.com, antrean kendaraan terjadi di pengisian Pertamax, Pertalite, Pertamax Turbo, dan Dexlite.

Baca juga: Breaking News: Bengkulu Krisis BBM, Antrean BBM Mengular, Harga Eceran Pertalite Melonjak Tinggi

Krisis BBM

Sebelumnya diberitakan antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU di Kota Bengkulu dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di tingkat eceran.

Akibat kondisi ini, harga BBM eceran jenis Pertalite melonjak tajam hingga mencapai Rp15.000 per liter.

Fenomena antrean panjang di SPBU tampak jelas di beberapa titik utama Kota Bengkulu.

Berdasarkan pantauan pada Sabtu (8/11/2025), antrean kendaraan terlihat padat di SPBU Bumiayu, SPBU KM 8, SPBU KM 6,5, hingga SPBU Tanah Patah.

Panjang antrean bahkan meluas hingga ke bahu jalan, menimbulkan kemacetan di sekitar lokasi.

Sejumlah pengendara rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan BBM, sementara sebagian lainnya memilih menyerah dan beralih membeli BBM eceran.

Kenaikan harga di tingkat eceran menjadi topik hangat di kalangan warga. Sebelumnya, harga BBM eceran jenis Pertalite hanya berada di kisaran Rp12.000 hingga Rp13.000 per liter.

Kini, para pedagang menaikkan harga menjadi Rp15.000 per liter dengan alasan sulitnya memperoleh stok akibat antrean panjang di SPBU.

“Harganya sudah Rp15 ribu per liter, bang. Kami juga kesulitan dapatnya di SPBU,” ungkap Yeyen, salah satu penjual BBM eceran di kawasan Gading Cempaka, saat ditemui Sabtu (8/11/2025).

Yeyen mengaku baru menaikkan harga sehari sebelumnya karena stok di SPBU menipis dan dirinya harus antre berjam-jam untuk mendapatkan pasokan.

“Antrean panjang banget. Kadang saya antre dua jam, tapi pas sampai giliran malah habis. Kalau nggak naik harga, ya rugi,” kata Yeyen.

Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi serupa terjadi di berbagai titik lain. Banyak pom mini menempelkan tulisan kosong atau habis di depan mesin penjualannya.

Hanya segelintir kios yang masih menjual BBM dengan harga tinggi. Para pengendara yang tidak ingin membuang waktu di antrean terpaksa membeli di harga tersebut.

Salah satunya, Hendra, seorang warga yang sedang membeli BBM eceran, mengatakan antrean panjang di SPBU Bengkulu menjadi kendala utama dalam menjalani aktivitas harian.

Ia mengaku sudah mencoba beberapa SPBU, namun selalu mendapati antrean mengular.

“Kalau antre di SPBU bisa lebih dari satu jam, kadang malah nggak kebagian. Jadi lebih baik isi eceran meskipun mahal,” kata Hendra.

Menurutnya, selisih harga Rp5.000 per liter bukan hal kecil, tetapi waktu yang terbuang di antrean jauh lebih merugikan.

“Kita kan mau kerja, bukan mau nunggu terus di pom. Jadi ya terpaksa isi eceran saja,” ujar Hendra.

Ia berharap agar kondisi ini segera ditangani oleh pihak terkait agar tidak semakin parah seperti kejadian serupa sebelumnya.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved