Berita Bengkulu

Kisah Nenek Erismini Penjual Kue Keliling di Bengkulu, Jadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Senja

Di usia 73 tahun, Erismini tetap tegar jualan kue keliling untuk menghidupi empat anaknya di Bengkulu.

Penulis: Bima Kurniawan | Editor: Ricky Jenihansen
M Bima Kurniawan/TribunBengkulu.com
NENEK ERISMINI - Erismini, warga Kelurahan Pasar Melintang, saat diwawancarai TribunBengkulu.com pada Kamis (13/11/2025). Di usia senjanya, ia hidup sederhana dan bertahan dengan berjualan kue demi menghidupi anak-anaknya. 

Ringkasan Berita:
  1. Erismini (73), warga Kelurahan Pasar Melintang, Bengkulu, menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal 12 tahun lalu.
  2. Ia tinggal bersama empat anak, salah satunya mengalami gangguan psikis dan satu anak lainnya sakit parah.
  3. Setiap minggu, Erismini berjualan kue keliling untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
  4. Ia menjual kue dengan mengambil dari orang lain, meraih keuntungan kecil dari tiap bungkus yang dijual.

 


Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Di usia senjanya yang telah menginjak 73 tahun, Erismini, warga Kelurahan Pasar Melintang, tetap tegar menjalani hidup bersama keempat anaknya.

Sang suami telah meninggal dunia sekitar 12 tahun lalu, dan kini ia menjadi tulang punggung keluarga.

“Kami tinggal berlima, anak saya empat orang. Ayahnya sudah lama meninggal sekitar 12 tahun yang lalu,” tutur Erismini dengan nada lirih saat ditemui di rumahnya.

Kondisi keluarga Erismini cukup memprihatinkan.

Anak ketiganya mengalami gangguan psikis, sementara anak bungsunya sudah tiga tahun terakhir terbaring sakit di kasur karena tubuhnya semakin kurus dan lemah.

Meski begitu, Erismini tak pernah menyerah.

Setiap minggu, ia berkeliling menjajakan kue di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

“Saya jualan kue keliling seminggu dua sampai tiga kali. Sekali menjual sekitar 20 bungkus. Kuenya ambil dari orang, harga lima ribu per bungkus, dijual enam ribu,” jelas Erismini.

Dari hasil jualan itulah ia bertahan hidup, dibantu anak sulungnya yang bekerja sebagai tukang bangunan.

“Alhamdulillah tercukupi. Banyak orang peduli bantu saya, dari RT, kelurahan, dan pemerintah juga peduli dengan kami,” ungkap Erismini.

Berbagai bentuk bantuan telah ia terima, mulai dari uang, beras, kursi roda, obat-obatan untuk anaknya, hingga bantuan bedah rumah.

“Harapannya ya jalani aja apa yang ada. Tidak bisa bicara gimana lagi, kondisinya seperti ini. Semoga sehatlah dan ke depan tidak ngerepoti orang lagi,” ujar Erismini dengan penuh haru.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved