Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

Sikap Menantu Haji Sahroni Dibongkar Tetangga, Korban Satu Keluarga Tewas di Indramayu

Euis Juwita Sari (37) merupakan menantu dari Haji Sahroni yang menjadi korban satu keluarga tewas di Indramayu, tetangga kuak sikapnya.

Editor: Yuni Astuti
Kolase Istimewa
SATU KELUARGA TEWAS - Kolase foto Euis (kiri) dan keluarga Haji Sahroni (kanan). Tetangga ungkap siakp menantu Haji Sahroni semasa hidup, Kamis (4/9/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Euis Juwita Sari (37) merupakan menantu dari Haji Sahroni yang menjadi korban satu keluarga tewas di Indramayu.

Euis Juwita Sari ditemukan tewas bersama dengan kedua anaknya, suami serta ayah mertuanya dalam satu liang.

Euis sendiri bukanlah warga asli Indramayu ia berasal dari Tangerang.

Mereka ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya, kawasan Paoman, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (1/9/2025).

Satu keluarga itu diduga sudah meninggal dunia sekitar tiga sampai empat hari sebelum ditemukan.

Hingga saat ini belum diketahui penyebab satu keluarga itu meninggal dunia.

Sikap Euis juga diungkap oleh Ema rekan keluarga Haji Sahroni.

Menurut Ema Euis merupakan orang yang sangat loyal.

Euis kerap berkumpul bersama dengan teman-temannya.

"Iya (keluarga baik-baik). Tapi si Euis itu pengennya tuh seneng-seneng bae sama temen-temennya itu. Makan-makan, traktir mi ayam, atau nasi," kata wanita yang pertama kali menemukan jasad Sahroni ini.

Di sisi lain tetangga korban Ami mengatakan jika ada mobil pickup yang sempat berada di rumah korban.

Mobil itu ada di sekitar TKP hanya beberapa hari sebelum korban ditemukan terkubur.

"Ada kesaksian warga, waktu Subuh pas Sabtu kalau nggak salah ada mobil pick up dua. Sekitar 3-4 hari (lalu)," katanya.

Setelah itu, beberapa hari kemudian tetangga menemukan Sahroni sudah terkubur bersama anak, menantu dan kedua cucunya.

"Korbannya dikubur jadi satu di dalam rumah, di bawah pohon nangka," kata Ami lagi.

Ketua RT 01 Kelurahan Paoman, Sohib mengungkap sosok Sahroni yang mernurutnya merupakan ahli ibadah.

"Bapak H Sahroni selaku pemilik rumah setiap hari aktivitasnya cuma berangkat ibadah. Jam 12.00 WIB naik motor keluar rumah hanya ke masjid, lalu pulang," kata dia.

Kemudian saat waktu shalat lagi, ujarnya, Sahroni akan kembali ke masjid untuk beribadah.

"Nanti sekitar jam 15.00 WIB solat ashar, Bapak Sahroni keluar rumah lagi melaksanakan ibadah," ucap dia.

Sementara untuk anaknya, Budi, kata Sohib, sehari-harinya berjualan sembako.

"Untuk Bapak Budi itu kan punya usaha di samping rumahnya, sekitar 20-25 meter punya usaha sembako," kata dia.

Hal itu juga dibenarkan oleh keponakan Sahroni, bahwa Budi sebelumnya merupakan karyawan salah satu Bank BUMN.

Sementara Sahroni merupakan pengusaha walet.

Baca juga: Jejak Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Polisi Temukan Barang Ini

Fakta Baru

Akhirnya fakta baru kasus tewasnya satu keluarga di Indramayu terkuak.

Kasus penemuan jasad satu keluarga di Indramayu menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Apalagi keluarga Haji Sahroni ini terkubur dalam satu liang tepat di belakang rumah.

Keluarga Haji Sajroni ini berasal dari Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Polisi menyebutkan, dugaan kuat para korban adalah hasil tindak pidana pembunuhan.

“Dugaan kuat, para korban adalah hasil tindak pidana pembunuhan,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan dalam keterangan resminya yang diterima, Rabu (3/9/2025).

Ia mengatakan, temuan itu dibenarkan setelah mendapat laporan resmi dari Polres Indramayu yang sejak Senin (1/9) menangani kasus tersebut. 

Dari laporan tersebut, lima korban ditemukan terkubur di halaman belakang rumah, seluruhnya merupakan satu keluarga.

Identitas korban adalah Sachroni (76), anak kandungnya Budi Awaludin (40), menantunya Euis Juwita Sari (37), serta dua cucu korban, Ratu Khairunnisa (7) dan Bela (10 bulan).

Polisi juga mengamankan barang bukti berupa cangkul, ember, dan sprei bercak darah.

“Saat ini, kami terus mengembangkan penyidikan terkait kasus temuan lima jenazah tersebut,” ucapnya.

Tim Inafis Polda Jabar bersama jajaran Polres Indramayu sudah melakukan olah TKP lanjutan.

Pemeriksaan difokuskan di halaman belakang rumah, tepat di bawah pohon nangka, lokasi di mana jenazah ditemukan terkubur.

Sementara itu, suasana duka mendalam mewarnai prosesi pemakaman kelima korban di Tempat Pemakaman Umum Nyairesik, Desa Sindang, Rabu siang.

Setelah disalatkan di Masjid Madania, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans menuju peristirahatan terakhir.

Isak tangis pecah ketika peti jenazah diturunkan satu per satu.

Liang lahat yang sudah disiapkan berjejer untuk menguburkan mereka berdampingan.

Jenazah Haji Sahroni dimasukkan pertama kali, disusul Budi, Euis, Ratu dan terakhir seorang bayi mungil.

“Semua merasa berat, semua merasa kehilangan. Itu keluarga baik, apalagi ini kehilangan satu keluarga sekaligus,” ucap Agus Suhendi (51), kerabat korban, di area Masjid Madania.

Menurut Agus, pemakaman di Sindang merupakan permintaan almarhum Haji Sahroni semasa hidup.

Namun hingga kini, pihak keluarga belum menerima kepastian dari polisi terkait siapa pelaku.

“Kalau soal informasi adanya tersangka, kalau kabar burung memang ada. Tapi aparat hukum belum ada rilis resmi,” katanya.

Diketahui, warga Kelurahan Paoman sebelumnya digegerkan bau busuk yang berasal dari halaman rumah korban.

Kecurigaan muncul setelah komunikasi keluarga Sahroni dengan tetangga mendadak terputus sejak Kamis pekan lalu.

Sejumlah warga yang mendobrak pintu rumah mendapati kondisi sepi.

Dari samping rumah, seorang warga mencium bau menyengat.

Setelah dicek, terlihat bagian kaki manusia yang terkubur. Temuan itu kemudian dilaporkan ke polisi.

Polisi kini sudah memeriksa lima saksi. Namun motif pembunuhan hingga saat ini masih misterius dan menjadi teka-teki, baik bagi aparat maupun warga Indramayu.


Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved