Berita Viral

Senasib dengan Ahmad Sahroni, Sri Mulyani Nangis Dapat Balasan Pahit, Padahal Bantu Urus Negara 

Ternyata Sri Mulyani yang dicopot sebagai Menteri Keuangan menyimpan duka yang mendalam terhadap Prabowo. 

Editor: Rita Lismini
Istimewa
SRI MULYANI VS AHMAD SAHRONI - Foto Ahmad Sahroni vs Sri Mulyani yang senasib dijarah ratusan massa, Jumat (12/9/2025. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Ternyata Sri Mulyani yang dicopot sebagai Menteri Keuangan menyimpan duka yang mendalam terhadap Prabowo. 

Dirinya sangat menyayangkan soal rumahnya yang dijarah oleh ratusan massa. 

Padahal kala itu dirinya telah mencoba menghubungi pihak istana yakni Seskab Mayor Teddy untuk meminta perlindungan namun kesannya seperti diabaikan. 

Akibatnya rumah Sri Mulyani menjadi sasaran amukan ratusan massa setelah kericuhan demo Agustus 2025 lalu. 

Padahal Sri Mulyani ini sudah andil membantu perekonomian Indonesia sejak masih muda.

Pada masa krisis moneter 1998, Sri Mulyani muda bergabung berkumpul bersama para ekonom tanah air lainnya.

Dilihat dari tayangan dikumentasi lama iNews, dia dan para ekonom lain berkumpul menggelar konferensi pers.

Yaitu dalam momen memorandum penyelamatan ekonomi Indonesia tahun 1998.

Terlihat, Sri Mulyani rambutnya cukup pendek dan mengenakan jas hitam.

"Diharapkan ini akan mampu menghindari Indonesia dari apa yang disebut kehancuran total perekonomian yang kemudian akan membawa kepada konsekuensi pada kehancuran kondisi sosial politik, dan bahkan mungkin eksistensi negara kita," ucap Sri Mulyani kala itu tahun 1998 silam.

Namun kini setelah dia menjadi menteri, rumahnya malah dijarah bahkan disamakan dengan anggota DPR Ahmad Sahroni yang sebetulnya justru disorot warganet karena kesalahannya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti sikap pemerintah ketika rumahnya dijarah.

"Bu Sri Mulyani itu memenuhi tiga syarat yang diperlukan untuk menjabat. Satu, profesionalismenya dia sangat kompeten. Yang kedua, track recordnya luar biasa di nasional maupun internasional. Integritasnya juga bagus," kata Mahfud MD dikutip dari Youtube Leon Hartono, Jumat (12/9/2025).

"Saya kenal dengan dia bagus gitu. Sehingga ya beliau sangat kecewa saya dengar. 'Kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu, negara tidak memberi perlindungan yang cukup,' gitu," imbuh Mahfud MD.

Dia menjelaskan bahwa Sri Mulyani sempat meminta tolong untuk penjagaan rumahnya.

Namun personel aparat yang dikirim tidak cukup.

"Di rumah dia itu ketika terjadi penjarahan pertama, dia telepon ke pejabat berwenang dikirim TNI tapi sedikit," kata Mahfud.

"Tapi dua jam kemudian datang lagi penjarahan baru dikirim agak banyak tapi sudah terlanjur dijarah juga," imbuhnya.

Sri Mulyani mengaku yang bikin sangat dia kecewa bukun orang yang menjarahnya, justru penjagaan dari aparat.

Kemudian, Sri Mulyani juga kecewa karena disamakan dengan Ahmad Sahroni.

"Yang saya dengar keluhannya ya, 'saya gak apa-apa sih itu orang menjarah gitu, mungkin karena butuh, tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang, yang kedua saya disamakan dengan Sahroni'," terang Mahfud MD.

"Disamakan dengan Sahroni, gak enak gitu, dia nangis di situ katanya," ujar Mahfud.

"Kalau katanya nih artinya dari sumber-sumber yang pernah bertemu langsung dengan Sri Mulyani dan bisa dipercaya," ungkapnya.

Aksi Jarah Rumah Sri Mulyani 

Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, menjadi korban penjarahan oleh massa yang didominasi anak muda pada Minggu dinihari (30-31/8/2025).

Olaf (34) warga yang tinggal tak jauh dari rumah Sri Mulyani mengungkapkan, ada dua gelombang massa yang mendatangi rumah berkelir putih itu.

"Gelombang pertama sama gelombang kedua itu lebih banyak yang gelombang ke dua," katanya kepada awak media di lokasi, Minggu.

"Gelombang pertama setengah satu (00.30 WIB). Yang ke dua itu setengah tiga (02.30 WIB)," imbuhnya.

Olaf mengatakan massa tersebut membawa sejumlah barang dari rumah Sri Mulyani mulai dari lukisan, TV hingga piring.

"TV, lukisan, ya itu. Yang gelombang kedua aja bawa piring, bawa baju, dia teriak-teriak 'ini nih, buat ibu gua'," ucapnya.

"Bukan orang sini, saya udah tanya itu rata-rata (dari) Pamulang, ke dua itu dari Tangerang," lanjutnya.

Menurut penuturan Olaf, saat massa datang, Sri Mulyani tidak ada di rumah tersebut. Ia mengatakan bahwa Sri Mulyani tidak menempati rumah itu.

"Ini mah rumahnya emang enggak ada oramg, kosong, cuman barang doang, orangnya mah jarang tinggal di sini," pungkasnya.

Reaksi Sri Mulyani 

Diketahui kejadian penjarahan di rumah Sri Mulyani berlangsung pada Minggu (31/8/2025) dini hari sekitar pukul 01.40 WIB.

Adapun alamat rumah Sri Mulyani yang dijarah berlokasi di Mandar Bintaro, Tangerang Selatan.

Terlihat warga membawa barang-barang yang ada di rumah tersebut.

Seperti di antaranya kursi, guci, hingga lukisan.

Video-video tersebut dibagikan oleh akun-akun Instagram seperti @jakarta.terkini, @infobintaro.id.

Mengetahui jika rumahnya dijarah, Sri Mulyani baru-baru ini menanggapi hal tersebut.

Melalui akun instagramnya, Sri Mulyani mengatakan terimakasih atas simpati usai rumahnya dijarah.

'Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini.
Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya," tulisnya.

Sri Mulyani juga menyinggung soal politik yang merupakan perjuangan bersama.

'Para pendahulu kita, telah melalui itu.Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur,' tulisnya lagi.

Ia juga mengingat ketika ia disumpah dalam mengemban jabatannya saat ini.

'Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan,' ungkapnya.

Tak hanya itu saja, Sri juga membahas tentang ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah saat ini.

'Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU - dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna,' tulisnya lagi.

Sri Mulyani juga membahas tentang akan memperbaiki kualitas demokrasi saat ini.

'Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.

Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. 

Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. 

Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. 

Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.

Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. 

Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia,' ungkapnya.

Terakhir, Sri Mulyani juga membahas untuk bersama sama membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

'Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus.Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia Jakarta, 31 Agustus 2025,' tutupya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsbogor.com 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved