Berita Viral
Terungkap Asal-Usul Tepuk Sakinah, Bukan Untuk Lucu-lucuan, Tapi Ini Tujuannya
Rupanya tepuk sakinah ini tercetus untuk membantu calon pengantin memahami lima pilar keluarga sakinah.
TRIBUNBENGKULU.COM - Tepuk Sakinah saat ini sedang menjadi tren viral di media sosial.
Bahkan dari beragam kalangan turut mempraktekkan tepuk sakinah ini.
Tak sedikit yang menjadikan tepuk sakinah ini sebagai lucu-lucuan.
Rupanya ide awal tepuk sakinah ini tercetus dalam forum diklat tersebut, sebagai metode kreatif untuk membantu calon pengantin memahami lima pilar keluarga sakinah.
Penghulu KUA Menteng, Jakarta Pusat, Abdul Hakim, menjelaskan bahwa awalnya "Tepuk Sakinah" hanyalah alat bantu sederhana untuk menghafal poin-poin penting dalam bimbingan perkawinan.
“Jadi Tepuk Sakinah ini kita dapat materi, kami penghulu sama penyuluh itu di Bimtek. Dalam diklat itu ada pemateri-pemateri. Salah satu materinya itu untuk menghapalkan daripada lima pilar sakinah itu dipakai tepuk-tepuk itu,” kata Abdul saat ditemui di KUA Menteng, Jumat (26/9/2025).
Seiring waktu, gerakan tersebut dikembangkan menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan tambahan aransemen musik.
“Tadinya cuma tepuk-tepuk saja. Lalu kami pikir kalau ada musik lebih enak, biar tidak garing. Akhirnya lahirlah gerakan dan lagu Tepuk Sakinah seperti yang viral sekarang,” jelasnya.
Media Sosial Heboh, Video Lama Kembali Muncul
Popularitas "Tepuk Sakinah" meroket setelah video gerakan itu beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak tiga petugas KUA, dua pria dan satu wanita, melakukan yel-yel diiringi lagu sambil menyampaikan pesan-pesan pernikahan.
Netizen semakin heboh ketika menyadari bahwa dua pria dalam video tersebut adalah bapak-bapak, menambah kesan lucu dan menghibur.
Rupanya, video tersebut merupakan rekaman lama yang sudah diunggah di akun media sosial KUA Menteng pada Desember 2024.
Para pemeran dalam video itu adalah petugas KUA Menteng, baik penghulu maupun penyuluh.
“Kami kaget juga saat videonya viral. Tapi demi Allah, niat kami hanya untuk memudahkan para catin memahami materi. Sama sekali bukan untuk merendahkan. Justru ini cara agar pembelajaran lebih menyenangkan,” tegas Hakim.
Ia menambahkan bahwa gerakan tersebut memang digunakan sebagai selingan dalam sesi bimbingan pernikahan atau bimbingan perkawinan klasikal (Binwin).
"Karena niat kami adalah itu memang dijadikan icebreaking di dalam Binwin klasikal.
Kalau Binwin itu kan pesertanya banyak. Misalkan ada 15 pasang atau 30 orang, kalau kita monoton saja memberikan materi kan jadinya suntuk, makanya kita perlu icebreaking untuk mencairkan suasana dan mengingatkan materi," ujarnya.
Bukan Ritual Wajib, Tapi Media Edukasi
Hakim menegaskan bahwa Tepuk Sakinah bukanlah bagian dari ritual pernikahan, melainkan hanya metode penyampaian yang menyenangkan.
“Kalau bisa hafal, bagus. Tapi yang penting dipahami pesannya, karena pernikahan itu sakral dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Menurutnya, antusiasme para peserta sangat positif. Suasana kelas menjadi lebih hidup, dan materi bisa terserap dengan lebih baik.
“Biasanya kalau duduk lama-lama kan suntuk. Dengan tepuk ini, peserta bisa berdiri, tepuk tangan, sambil senang-senang tapi tetap belajar. Itu tujuan utamanya,” kata dia.
Lima Pilar Sakinah dalam Tepuk
Isi dari yel-yel Tepuk Sakinah mencakup lima pilar keluarga sakinah, yaitu:
- Zawaj – Berpasangan.
- Mitsaqan Ghalizha – Janji yang kokoh dalam ijab kabul.
- Mu’asyarah bil Ma’ruf – Saling berbuat baik, mencintai, menghormati, dan menjaga.
- Musyawarah – Segala keputusan dalam keluarga dibicarakan bersama.
- Taradhin – Saling ridho dan menerima kelebihan serta kekurangan pasangan karena Allah SWT.
Kini, Tepuk Sakinah telah berkembang menjadi dua versi.
Versi terbaru dikenal dengan nama "Tepuk Sakinah Maslahah", yang menyertakan tambahan kata “Maslahah” sebagai pelengkap.
“Bedanya karena yang terakhir itu tambahan. Jadi sekarang kalau namanya 'Tepuk Sakinah Maslahah', ada itu aja, itu yang terbaru. Yang lainnya semua sama,” jelas Abdul.
Menyebar ke Seluruh Indonesia
Setelah viral, yel-yel ini mulai menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia melalui jaringan fasilitator Binwin yang mengikuti pelatihan bersama KUA Menteng.
“Kami share di grup-grup fasilitator, akhirnya dipakai di banyak provinsi. Jadi jangan heran kalau sekarang ada di mana-mana. Asalnya memang dari Menteng,” tutur Hakim.
Meskipun sempat menimbulkan pro dan kontra, Abdul Hakim mengajak masyarakat untuk memahami esensi dari Tepuk Sakinah.
“Namanya juga sesuatu yang viral, pasti ada yang pro, ada yang kontra. Tapi insyaallah kalau paham tujuan utamanya, pasti akan melihat sisi positifnya,” imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com
Fantastis! Digaji Besar di Perusahaan Tasya Farasya, Ahmad Assegaf Masih Nekat Gelapkan Uang |
![]() |
---|
Cerita Detik-detik Ahmad Sahroni Sembunyi 7 Jam di WC-Lumuri Wajah Pakai Tanah saat Penjarahan |
![]() |
---|
Akhirnya Muncul! Menpar Widiyanti Klarifikasi Mandi Pakai Air Galon dan Merepotkan ASN Saat Blusukan |
![]() |
---|
Reaksi Jenderal Listyo Sigit Dipaksa Mundur, Singgung Presiden Prabowo: Kita Tegak Lurus Perintah |
![]() |
---|
Sosok & Kekayaan Hellyana Wagub Bangka Belitung, Tersangka Penipuan hingga Skandal Ijazah Palsu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.