Pembunuhan di Curup

Aksi Demo di DPRD Rejang Lebong Bengkulu, Mahasiswa Desak Polisi Usut Tuntas Pembunuhan Resma Reta

Aksi Demo di Rejang Lebong, Mahasiswa Soroti Mandeknya Kasus Pembunuhan Resma Reta.

|
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
TribunBengkulu.com/M Rizki Wahyudi
UNJUK RASA – Aliansi Rejang Lebong Melawan menggelar aksi demo di depan DPRD Rejang Lebong pada Rabu (3/9/2025). Mahasiswa menyampaikan 14 tuntutan, salah satunya menyoroti kasus pembunuhan Resma Reta (foto:insert) yang belum terungkap. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rejang Lebong Melawan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Rejang Lebong pada Rabu (3/9/2025) siang. 

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan 14 poin tuntutan, salah satunya menyoroti kasus pembunuhan Resma Reta yang hingga kini belum terungkap.

Hampir tiga bulan telah berlalu sejak jasad Resma Reta (23), warga Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, ditemukan pada 10 Juni 2025. 

Namun, kasus kematian tragis perempuan muda ini masih menyisakan misteri. 

Hingga saat ini, pelaku yang menghabisi nyawa Resma belum terungkap, begitu pula motif di balik pembunuhan tersebut.

Koordinator lapangan aksi, Aldo Febriansyah, menilai kasus ini seakan berjalan di tempat. 

Ia menegaskan bahwa penanganannya tidak boleh mandek. 

Para mahasiswa akan terus mengawal agar kasus ini segera terungkap oleh pihak kepolisian.

“Kasus penjarahan bisa cepat diselesaikan Polri, tapi kasus pembunuhan di daerah justru berlarut-larut. Padahal, sudah ditangani gabungan Polres Rejang Lebong dan Polda Bengkulu. Kita mendesak agar kasus ini benar-benar diusut tuntas,” tegas Aldo.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Rejang Lebong, AKBP Florentus Situngkir, S.I.K., menegaskan pihaknya tetap berkomitmen menuntaskan penyelidikan. 

Kasus ini menjadi tanggung jawab Polres Rejang Lebong untuk segera dituntaskan.

“Ini menjadi beban bagi Polres untuk segera mengungkap. Kami tangani dengan hati-hati, teliti, dan serius. Saat ini kasus masih dalam tahap penyelidikan,” jelas Kapolres.

Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., menambahkan pihaknya masih terus memeriksa rekaman CCTV dan memanggil saksi-saksi.

“Beberapa hari lalu, kami kembali meminta keterangan saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian,” ujar Kasat.

Indikasi maupun orang yang dicurigai telah dikantongi, meski pihak kepolisian belum bisa menjelaskan secara rinci terkait hal tersebut.

 Mengenai terduga pelaku, jika waktunya sudah tepat, akan diumumkan. 

Saat ini, pemeriksaan saksi-saksi masih berlangsung, mulai dari tetangga hingga teman dekat korban.

“Ada indikasi-indikasi atau terduga-terduga yang sudah kami kantongi, namun belum bisa disampaikan ke publik. Doakan saja semoga segera terungkap,” ungkap Reno.

Muncul Sosok Misterius

Sementara itu, keluarga Resma Reta, gadis 23 tahun asal Dwi Tunggal, Curup, Bengkulu, melaporkan adanya sosok pria misterius yang kerap mondar-mandir di sekitar rumah dan makam korban.

Dugaan keluarga, pelaku kemungkinan orang yang dikenal Reta. Namun, rekaman CCTV buram dan identitas pria tersebut belum terungkap, sehingga misteri di balik kematian tragis gadis ini semakin bertambah.

Keluarga korban merasa gelisah setelah muncul kesaksian tentang sosok misterius tersebut. Kedua orang tua Reta, Mungil dan Eli, mengatakan pelaku kemungkinan besar orang yang dikenal korban.

“Tidak mungkin Reta membuka pintu untuk orang asing. Bahkan terhadap saudara yang tidak terlalu dekat, dia sering enggan membukakan pintu,” ujar Eli.

Karena itu, keluarga menduga pelaku bisa saja teman atau kenalan Reta sendiri. 

Namun, mereka heran karena penyidik belum menelusuri hal itu lebih dalam, melainkan lebih banyak memeriksa teman-teman kakaknya.

Beberapa kejanggalan lain membuat keluarga semakin curiga. Dari rekaman CCTV, terlihat sosok mencurigakan bolak-balik di sekitar rumah korban. 

Eli juga menjelaskan ciri-ciri pria tersebut.

Pria itu diduga memakai celana milik kakak Reta yang hilang. 

Selain itu, dia mengenakan pakaian hitam dan mengendarai motor berwarna merah. 

Sayangnya, rekaman CCTV buram sehingga wajah maupun nomor kendaraan tidak terlihat jelas.

Terlihat pula perbedaan celana yang dikenakan saat datang dan saat pergi.

“Iya, tapi kakaknya juga tidak kenal siapa orang itu. Rekaman CCTV ada di beberapa titik, tapi memang tidak jelas,” lanjut Eli.

Kejanggalan lain terjadi di makam Reta. 

Suatu ketika, seorang pria tak dikenal terlihat mondar-mandir di sekitar makam.

“Ada orang yang seperti mencari sesuatu di makam. Saat ditanya pak imam masjid, dia langsung lari. Beberapa hari kemudian, makam anak kami sempat ditemukan berlubang. Pria itu pun terlihat lagi. Itu sudah kami laporkan ke polisi, tapi belum ada kabar,” ungkap Mungil.

Selain itu, keluarga juga menemukan percakapan terakhir Reta yang dianggap janggal. 

Dalam pesan singkat, Reta menulis kepada seseorang, “Ado abang samo kawan-kawannyo.”

Padahal, selama ini Reta tidak pernah menyebut kakaknya dengan panggilan “abang”, melainkan selalu “kakak”.

Periksa 11 Saksi

Hingga kini, 11 saksi telah diperiksa, termasuk teman korban yang terakhir berkomunikasi dengannya lewat Discord.

Meski telah lebih dari dua pekan berlalu, hingga kini pihak kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku di balik aksi pembunuhan keji tersebut. Motif pembunuhan juga masih menjadi misteri.

Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., mengungkapkan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan secara intensif. Hingga saat ini, sebanyak 11 orang saksi telah dimintai keterangan.

Saksi-saksi tersebut termasuk keluarga, sahabat, serta teman dekat korban yang sempat berkomunikasi melalui Discord pada hari kejadian.

"Kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Kami terus bekerja maksimal untuk mengungkap siapa pelaku di balik kejadian ini," sampai Kasat.

Sejumlah barang bukti juga telah diamankan oleh pihak kepolisian, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian yang saat ini sedang dianalisis untuk mencari petunjuk penting.

Pihak kepolisian terus mendalami setiap petunjuk yang ada. Jika telah ditemukan titik terang, pelaku akan segera diamankan.

"Kami pastikan tidak akan berhenti sebelum ada titik terang. Doakan semoga segera terungkap," tutup Kasat.

Berkali-kali Datangi Polres

Keluarga korban berkali-kali mendatangi Polres Rejang Lebong untuk menanyakan perkembangan penyelidikan.

Meski begitu, hingga saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan belum berhasil menemukan pelaku.

Sejak jasad perempuan muda itu ditemukan pada 10 Juni 2025 lalu, polisi berupaya mengungkap siapa pelaku di balik peristiwa tragis tersebut.

Motif pembunuhan pun masih menjadi teka-teki.

Ayah korban, Mungil, mengaku keluarganya terus diliputi rasa sedih dan gelisah setiap mengingat kematian anaknya yang belum jelas penyebab dan pelakunya.

"Sejak hari pertama kejadian, kami berharap penuh pihak kepolisian dapat segera mengungkap kasus ini. Sampai sekarang kami berharap kasus ini bisa segera terungkap, pelaku yang membunuh anak saya bisa tertangkap," ungkap Mungil.

Ia menuturkan, setiap kali mendatangi Mapolres Rejang Lebong, jawaban yang diterima selalu sama, yakni kasus masih dalam tahap pengembangan.

"Kami ingin pelaku itu segera ditangkap dan dihukum atas perbuatannya, berikan keadilan bagi anak saya," harapnya.

Kakak korban, Ijal, menambahkan keluarga telah berusaha sabar dan memahami bahwa proses hukum tidak bisa instan.

Namun, waktu dua bulan lebih tanpa perkembangan berarti membuat mereka khawatir kasus ini akan sulit diungkap.

"Harapan kami hanya pada polisi. Kami mohon agar kasus ini jangan sampai berhenti di tengah jalan, pelaku harus ditangkap dan dihukum berat," tegasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., menegaskan pihaknya tetap melakukan penyelidikan.

Ia membantah anggapan bahwa polisi diam dan tidak bertindak.

Sejumlah saksi terus dimintai keterangan, termasuk upaya mencari bukti-bukti petunjuk lainnya.

"Kami tetap bekerja, proses penyelidikan masih berjalan. Namun, alat bukti dalam kasus ini sangat minim sehingga memerlukan waktu," tutupnya.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved