Megahnya Bunga Rafflesia
Kisah Holidin yang Puluhan Tahun Menangkar Bunga Rafflesia, Sempat Ditanya Istri Nanti Makan Apa.
Hasil dari keuletan Holidin, menangkarkan Bunga Rafflesia dan juga bunga bangkai raksasa (Amorphophallus)patut diapresiasi.
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Hasil dari keuletan Holidin, menangkarkan Bunga Rafflesia dan juga bunga bangkai raksasa (Amorphophallus) patut diapresiasi.
Bunga asli endemi Provinsi Bengkulu itu, mekar di tempat penangkarannya di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
Perjuangan pria yang juga tergabung di Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2) Kabupaten Kepahiang itu, tidak selalu mulus.
Bahkan dirinya sempat menuai kritikan dari istrinya sendiri.
Terutama ketika di awal-awal perjuangannya menangkar puspa langka tersebut.
Pasalnya, untuk menjaga Bunga Rafflesia itu, Holidin terkadang harus menghabis waktunya 1x24 jam.
"Pernah saat baru pulang menjaga bunga ini, saya ditanya istri. Nanti makan apa, sekolah anak kek gimana, dan lainnya. Sebab setiap hari saya hanya menjaga bunga tersebut. Saya hanya bilang kita bersabar Tuhan akan menunjukkan jalannya," cerita Holidin.
Kecintaannya terhadap Bunga Rafflesia itu tumbuh sejak tahun 1998. Kala itu, dirinya bersama teman-temannya yang suka berpetualang sering melihat Bunga Rafflesia yang sudah rusak. Kemudian mereka mendirikan kelompok LP2L2 yang dinotariskan tahun 2011.
"Kalau untuk hal-hal mistis belum pernah, namun yang sering saya temukan adanya pengerusakan terhadap puspa langka ini," kata Holidin.
Holidin mengaku sudah puluhan Bunga Rafflesia dan bunga bangkai yang dia temukan. Khususnya di kawasan Km 51 Hutan Lindung Register 5 Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang.
