Dampak Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tahu Tempe di Bengkulu Kurangi Produksi

Kenaikan harga kacang kedelai, berdampak pada pengrajin tahu dan tempe di Kota Bengkulu. Kenaikan ini berimbas pada produksi dan penjualan tahu tempe

Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Panji/Tribunbengkulu.com
Ismiyati pedagang tahu tempe masih berjualan hingga sore hari, di pasar minggu Kota Bengkulu, Minggu (20/2/2022). Kenaikan harga kacang kedelai berdampak pada produktifitas dan penjualan tahu tempe 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kenaikan harga kacang kedelai, berdampak pada pengrajin tahu dan tempe di Kota Bengkulu.

Kenaikan ini berimbas pada produksi dan penjualan tahu tempe.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak 2021 lalu, dimana harga kacang kedelai awalnya Rp 7.600 per kilogram bertahap naik hingga saat ini Rp 12.000 per kilogramnya.

Salah seorang pengusaha tahu tempe, Nurmailis mengatakan, akibat harga naik ini produksi tahu dikurangi dan produksi tempe dihentikan.

"Untuk tempe tidak diproduksi lagi, karena tidak dapat untung," kata Nurmailis kepada TribunBengkulu.com, pada Minggu (20/2/2022)

Ia menambahkan, hal ini dikarenakan sekarung atau 50 kilogram kacang kedelai dijual dengan harga Rp 600.000, dulu 50 kilogram hanya Rp 380.000.

"Baiknya secara bertahap sampai di harga Rp 600.000" ujar Nurmailis.

Nurmailis juga menjelaskan, akibat kenaikan harga kacang kedelai ini, ia harus mengurangi jumlah produksi.

"Dulu harga 7 buah tahu dihargai Rp 5.000, sekarang 6 tahu Rp 5.000, bahkan ada yang menjual 1 tahu Rp 1.000," jelas Nurmailis.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pedagang tahu dan tempe, Ismiyati ia yang juga merupakan pengerajin tahu dan tempe ini, harus mengurangi jumlah produksi.

"Untuk tempe harga masih sama Rp 5.000 namun dulu berat tempe 6 ons sekarang dikurangi menjadi 3,5 ons" kata Ismiyati.

Selain tempe, tahu goreng di naik hingga Rp 1.500 per 10 tahu.

"Dulu kalau 10 tahu goreng Rp 3.000 sekarang 10 tahu goreng Rp 4.500, rahu ini tidak bisa lagi dikecilkan karena digunakan oleh penjualan tahu isi," ujar Ismiyati.

Ismiyati menjelaskan akibat dari baiknya harga kedelai ini ada beberapa pedang harus gulung tikar, ada juga yang sesekali hanya produksi tahu tempe.

"Kalau pedangan yang membeli untuk dijual, akibat harga kedelai naik ini, ya terpaksa mereka istirahat untuk jualan" jelas Ismiyati kepada TribunBengkulu.com.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved