Minyak Goreng

HET Minyak Goreng Dicabut, Pasokan Kembali Tersedia Harga di Pasaran Sentuh Rp 51 ribu

Pasca HET dicabut, pasokan minyak goreng di ritel maupun swalayan di Kota Bengkulu pun kembali normal.

Penulis: Suryadi Jaya | Editor: Hendrik Budiman
Suryadi Jaya
Tumpukan minyak goreng di salah satu toko swalayan di Kota Bengkulu yang kembali berlimpah usai pencabutan HET minyak goreng oleh Kemendag 

TRIBUNBENGKULU.COM, KOTA BENGKULU -  Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI resmi mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pada Rabu (16/3/2023) lalu.

Pasca HET dicabut, pasokan minyak goreng di ritel maupun toko swalayan di Kota Bengkulu kembali normal.

Bahkan, saat ini harga minyak goreng kemasan mencapai Rp 51.000.

Seperti toko swalayan di Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu, pada Kamis (17/3/2022) minyak goreng kemasan masuk sebanyak 125 dus atau 1500 liter.

"Baru tersedia dari gudangnya, kemarin kita pesan tidak pernah dapat nah sekarang subsidi sudah dicabut baru kita dapat," ujar Septi pemilik toko, Kamis (17/3/2022).

Septi mengatakan stok minyak goreng di tokonya sempat kosong 2 minggu terakhir.

Saat masih disubsidi pemerintah, dirinya sempat memesan ke gudang distributor namun kosong.

"Katanya (Pihak distributor) sudah punya Disperindag, karena mau adakan operasi pasar, jadi kita tidak dapat bagian," ungkapnya.

Menurut Septi, tokonya saat ini menjual minyak goreng kemasan merk Tawon seharga Rp. 47.000 per 2 liter dan untuk merk Sania Rp. 51.000 per 2 liter.

"Memang modalnya sudah tinggi harga segitu penjualan tidak berubah, karena masyarakat sangat membutuhkan," tambah Septi.

Sementara itu, masyarakat mengeluhkan kelangkaan minyak goreng yang sempat terjadi di Kota Bengkulu.

"Kalau saya pribadi sebenarnya tidak terlalu masalah soal harga, asalkan stok minyak selalu tersedia, jangan langka seperti kemarin," ujar Sukma (30) salah satu warga Kota Bengkulu.

Sukma menuturkan penggunaan minyak goreng secara pribadi di rumah tidak terlampau tinggi.

"Paling sebulan cuma beberapa liter saja, yang kasihan itu untuk para UMKM kecil, misal penjual gorengan, pasti sangat terasa modal untuk berjualan jauh lebih tinggi dan itu pasti berimbas dengan keuntungan yg didapat," ujar Sukma kepada TribunBengkulu.com.

Ia  berharap pemerintah bisa menerapkan kebijaka untuk membantu masyarakat kecil.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved