Dosen Unib Ciptakan Alat Pendeteksi Banjir Pertama di Bengkulu, Begini Cara Kerjanya

Banjir menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas di Kota Bengkulu. Hal inilah yang menjadi dasar, terinspirasinya 3 dosen Universitas Bengkulu (Unib).

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Suasana demo penggunaan alat pendeteksi banjir pada pintu air di Perumahan Residen II, Timur Indah, Kota Bengkulu (12/8/2022). Alat pendeteksi banjir ini dibuat oleh 3 dosen Unib. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Banjir menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas di Kota Bengkulu. Hal inilah yang menjadi dasar, terinspirasinya 3 dosen Universitas Bengkulu (Unib) membuat alat pendeteksi dini banjir. 

Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat ( DRTPM ) Universitas Bengkulu (Unib) 2022, Pembuatan Alat Pendeteksi Banjir Dibendungan Air Napal Menggunakan Komunikasi Nirkabel. Digagas oleh Junas Haidi , S.T. , M.T Hendi Santosa , S.T. , M.T. , Ph.D. Lindung Zalbun Mase , S.T. , M.T. , Ph.D.

"Alat ini fungsi untuk early warning sistem atau pendeteksi dini bencana banjir," kata Hendi Santosa usai melakukan demo penggunaan alat pendeteksi dini banjir pada pintu air di Perumahan Residen II, Timur Indah, Kota Bengkulu (12/8/2022).

Sumber pendanaan tim yang membuat alat  pendeteksi banjir ini berasal dari Kementerian Pendidikan RI. Lalu bekerja sama dengan RT 21 Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

"Jadi cara kerjanya, jika terdapat level air yang di Air Napal, ini akan mengirimkan sinyal warning, " jelasnya.

Apabila ketinggian air naik 30 cm, maka alat ini akan membunyikan sirine selama 5 menit.

Sedangkan jika level air itu masih naik maka di level 50 cm itu akan membunyikan warning selama 15 menit.

Hal ini menandakan sudah tanda bahaya air akan masuk ke rumah warga, perumahan residen II, Timur Indah tersebut.

"Mereka bisa bersiap siap mengevakuasi atau pindah ke tempat yang lebih aman," ucap Hendi. 

Junas Haidi menerangkan, kelebihan alat ini tidak menggunakan listrik PLN, namun menggunakan solar cell.

Sehingga  bila akan dipasang di hulu sungai, maka bisa mendeteksi berapa jam banjir sampai ke Kota Bengkulu.

"Kita juga bisa memonitor dari jarak jauh, dengan menggunakan lora. Kalau yang ini kan baru dipasang jarak satu kiloan ya.  Itu bisa lebih jauh, misalnya untuk memonitor di Kota Bengkulu dan memasangnya di Kepahiang, jadi kita tahu kapan kota ini akan banjir," beber Junas. 

Dengan pemasangan alat ini, nantinya BNPB melalui BPBD di kabupaten/kota bisa mengirimkan warning kepada warga yang ada sekitar sungai ini. Agar mengevakuasi barang-barang yang penting. 

"Kita harapkan pemerintah daerah itu aware untuk memasang alat seperti ini. Dengan sistem baru untuk mendeteksi banjir ini, Lora, biasa dipakai untuk mengoperasikan pesawat tanpa awak. Ini kami gunakan itu," terang Junas. 

Ia menjelaskan ada 3 sungai yang mengarah ke Kota Bengkulu. Sehingga idealnya alat pendeteksi banjir ini dipasang 6 alat.

Yakni setiap alat dipasang di hulu, dan sisanya di area memasuki kota. Misalnya level ketinggian sudah mencapai 1 meter, maka bisa diprediksi waktu dan ketinggian air sampai ke kota.

"Karena bebas pulsa gratis, selama alat itu masih ada, dapat bekerja dan berfungsi," ungkapnya. 

Sementara itu Lindung Zalbun Mase mengatakan, untuk pembuatan alat ini anggaran yang digunakan sekitar Rp 35 juta per satu alat.

Untuk itu, perlu kerjasama dengan pemerintah setempat. Bila hendak memasangkan di titik titik potensi banjir yang ada di Bengkulu ini. 

"Alat ini, karena kita masih membeli modul, dan ada beberapa pesan import itu sekitar Rp 35 juta. Tapi kalau diproduksi secara massal maka itu saya yakin bisa ditekan," ujar Lindung. 

Baca juga: Update Kebakaran di Bengkulu: Bau Hangus Masih Tercium, Warga Gotong Royong Bersihkan Puing Rumah

Baca juga: BREAKING NEWS: Truk Muatan Karet Terjun ke Sungai di Kepala Curup Rejang Lebong

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved