Alasan Keamanan, SPBU KM 6,5 Kota Bengkulu Hentikan Sementara Penjualan Solar Bersubsidi

Dengan alasan untuk menjaga keamanan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) KM 6,5 Kota Bengkulu untuk sementara menghentikan penjualan Bah

Penulis: Beta Misutra | Editor: M Arif Hidayat
Beta Misutra/Tribunbengkulu.com
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) KM 6,5 Kota Bengkulu untuk sementara menghentikan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar per hari ini, Sabtu (27/8/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Dengan alasan untuk menjaga keamanan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) KM 6,5 Kota Bengkulu untuk sementara menghentikan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar.

Penghentian penjualan solar bersubsidi tersebut diberlakukan terhitung pada hari ini, Sabtu (27/8/2022).

Pihak SPBU KM 6,5 telah memasang spanduk pengumuman di depan SPBU yang menyatakan tidak melayani pengisian bio solar sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gerebek Judi Sabung Ayam di Kepahiang, 6 Warga Diamankan Ada yang Berstatus Pelajar

Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus Ayah Rudapaksa 2 Anak Kandung di Bengkulu Tengah, Keponakan Ikut Jadi Korban

Baca juga: Ayah Cabuli Kedua Anak Kandung di Bengkulu Tengah, Tetangga Akui Kerap Melihat Aksi Bejat Tersangka

Akibat adanya pengumuman terbaru ini, dari pantauan TribunBengkulu.com, terlihat tidak ada lagi antrean truk yang biasanya mengular di SPBU KM 6,5 ini.

"Iya karena mereka ribut-ribut terus sama supir truk batu bara, jadi demi keamanan SPBU mereka memilih tidak jualan solar bersubsidi dulu," ungkap Area Manager Communication Relations & CSR Sumbagsel PT Pertamina Patra Niaga, Tjahyo Nikho Indrawan, saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (27/8/2022).

Akibat adanya pengumuman dari SPBU KM 6,5 ini, diperkirakan akan menambah panjangnya antrean truk di SPBU lain yang masih melayani pengisian solar bersubsidi.

Pihak Pertamina sendiri sebenarnya sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut yang mengakibatkan SPBU sampai harus menutup sementara pengisian biosolar.

Namun jika pengisian biosolar tetap dibuka, sedangkan masih banyak supir truk batu bara yang ikut mengantre, maka tentu akan mengakibatkan kegaduhan.

"Pertamina menyayangkan masih banyak truk pengangkut batubara yang  mengisi BBM subsidi biosolar dan kerap membuat operator di SPBU tidak nyaman," kata Nikho.

Dari laporan yang diterima Pertamina dari SPBU beberapa oknum sopir truk batubara bahkan memaksa pihak SPBU untuk tetap menyalurkan solar bersubsidi kepada mereka.

Padahal jelas dalam Surat Edaran dari Kementerian ESDM Nomor : 4E/MB 01/DJBS/2022 tentang penyaluran BBM jenis bahan bakar tertentu.

Bahwa mobil truk pengangkut mineral dan batu bara dilarang mengisi BBM subsidi jenis biosolar.

Maka dari itu Pertamina mengajak masyarakat untuk dapat mematuhi dang menghargai aturan tersebut agar semua pihak dapat merasa aman dan nyaman.

"Seperti penggunaan BBM sesuai dengan peruntukan dan aturan, agar yg lebih berhak dapat menikmati haknya," ungkap Niko.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved