Mantan Penyerang Inter Milan Antonio Cassano, Pura-Pura Simpati dengan Kesedihan Romelu Lukaku

TRIBUNBENGKULU.COM - Mantan penyerang Inter Mian, AS Roma, Real Madrid, dan Sampdoria, Antonio Cassano merasakan apa yang dirasakan Romelu Lukaku usai gagal lolos 16 besar Piala Dunia Qatar 2022.

Padahal, Antonio Cassano hanya berpura-pura simpati kepada penyerang Inter Milan itu. 

Antonio Cassano berseragam Inter Milan hanya semusim 2012-2013 diboyong dari AC Milan itu, mengungkapkan rasa sedihnya apa yang Romelu Lukaku.

Baca juga: Inter Milan Mau Rekrut Chris Smalling dari AS Roma Secara Gratis, Penerus Harry Maguire di Serie A?

Menurut, Antonio Cassano striker Inter Milan itu benar-benar merasakan perjuangan di Piala Dunia Qatar 2022 bersama Timnas Belgia.

Berbicara di saluran YouTube Christian Vieri, melalui FCInter1908, Antonio Cassano menyampaikan simpatinya kepada penyerang Nerazzurri tersebut, yang tidak mampu membuat perbedaan untuk tim nasionalnya meski tidak kekurangan usaha.

Romelu Lukaku sangat ingin memberi dampak bagi Belgia di Piala Dunia Qatar 2022, karena pemain berusia 29 tahun itu telah lama menjadi salah satu pemain kunci untuk tim nasionalnya.

Namun, kebugaran dan performanya selalu terlihat sulit bagi pemain Belgia itu untuk mencapai turnamen tersebut mengingat perjuangannya yang panjang karena cedera.

Pada akhirnya, Romelu Lukaku bermain untuk seluruh babak kedua pertandingan fase grup do-or-die Belgia melawan Kroasia.

Tetapi tidak dapat mencetak atau membantu gol karena kurangnya performanya menyusulnya, dan pemain berusia 29 tahun itu tidak berusaha menyembunyikan kekecewaan dan frustrasinya setelah pertandingan.

“Secara pribadi, saya merasa tidak enak untuk Romelu Lukaku,” kata Cassano setelah pertandingan.

Baca juga: Asyik, Stiker Inter Milan Romelu Lukaku Diajak Liburan Gratis, Usia Gagal di Piala Dunia Qatar 2022

“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa tentang dia hari ini.”

“Anda tahu apa pandangan saya tentang dia sebagai pesepakbola,” lanjutnya.

“Tapi kemarin hati saya sakit melihatnya seperti itu, duduk di bangku cadangan karena frustrasi.”