Enam Pemain Ini yang Mengubah Sejarah Liga Premier Jadi Liga Top Di Eropa

"Tentu saja ada bek dan penjaga gawang yang tampil dominan, tapi selalu gol yang Anda ingat, dan itulah mengapa kami menonton sepak bola."

Dengan sentuhan ironi, Crouch memilih bek legendaris sebagai salah satu yang terhebat yang berbagi lapangan dengannya dalam karirnya yang panjang di level teratas permainan Inggris dengan tujuh klub berbeda.

Masih belum menikmati panggung Liga Premier, Crouch datang melawan tim Arsenal yang dipenuhi dengan nama-nama yang mengalahkan dunia di Piala FA memimpin garis untuk tim QPR yang ditetapkan untuk petang yang membawa malapetaka di Loftus Road.

'Saya ingat itu adalah baptisan api bagi saya,' kenangnya. 'Saya memainkan pertandingan pertama saya melawan lawan Premier League melawan tim Invincible.

'Saya adalah seorang anak berusia 19 tahun yang berpikir 'mereka akan mengeluarkan tim yang lebih lemah', dan kemudian saya melihat Dennis Bergkamp, ​​​​Tony Adams, Ashley Cole dan Robert Pires, dan saya hanya berpikir 'jika ini adalah standar Liga Premier, saya akan tetap di tempat saya sekarang, terima kasih!”

'Adams yang mengajariku, dia memberiku pelajaran dalam bertahan. Setiap kali saya pikir saya punya waktu untuk menerima bola, dia akan menggigit di depan saya, setiap kali saya pikir saya bisa kembali ke dia, dia akan datang ke atas saya. Pada satu titik saya mengulurkan tangan untuk menahannya dan dia pergi begitu saja.

"Dia memiliki segalanya yang seharusnya dimiliki oleh seorang bek pada hari itu dan itu adalah pelajaran yang sangat membantu saya, karena tidak semua orang sebagus Tony Adams."

Pada saat itu, Adams sedang mendekati puncak karirnya yang panjang dan termasyhur. Pendukung The Gunners telah memasuki tahun ke-34 dan menjadi kapten tim yang dikotori dengan nama-nama yang mengalahkan dunia untuk menang 6-0 atas QPR Crouch di Piala FA.

Ini adalah jenis penampilan yang Anda harapkan dari seseorang yang telah menunjukkan diri mereka di panggung terbesar, tetapi kadang-kadang kami menjadi saksi saat seorang legenda lahir.

Pada tanggal 19 Oktober 2002, Wayne Rooney meledak ke tempat kejadian dengan gol yang menakjubkan yang akan mengakhiri 30 pertandingan tak terkalahkan Arsenal, memberikan kemenangan 2-1 bagi tim Everton di menit ke-89 dengan upaya yang menakjubkan, melengkung, mencelupkan dari jarak 25 yard.

Dia akan berusia 17 tahun lima hari kemudian.

Semua orang di sepakbola tahu (bahwa dia spesial),' jelas Crouch. 'Saya ingat menontonnya di final FA Youth Cup melawan Aston Villa, dan itu adalah tim yang luar biasa, tetapi satu-satunya ancaman yang saya ingat adalah Wayne Rooney.

'Saya pikir itu adalah keyakinan yang dia miliki (pada kemampuannya sendiri), dan saat dia mencetak gol ikonik itu adalah pengumuman dari Wayne Rooney, dan dia adalah pemain yang sangat spesial.'

Beberapa veteran berpengalaman dalam permainan ini akan melakukan serangan yang akan menjadikan Rooney pencetak gol termuda di Liga Premier, saat itu dengan satu poin melawan juara yang baru saja dinobatkan di tas.

Tapi alih-alih melesat ke baris Z di Goodison Park, suara itu berdentang di luar mistar. Maju cepat 207 gol lagi dan striker rekor Inggris meninggalkan kompetisi sebagai pemain yang menurut Crouch mungkin tidak mendapatkan pujian yang layak diterimanya.