Inter Milan

Robin Gosens Rela Jarang Dimainkan, Berharap Besar Jadi Pemain Inti Inter Milan

Bek sayap Inter Milan, Robin Gosens punya caranya sendiri untuk menjadi bagian penting diskuad I Nerazzurri.

Penulis: Achmad Fadian | Editor: Hendrik Budiman
Tribunnews.com
Robin Gosens saat berseragam Inter Milan. Gosens akui dia sangat mencintai Inter Milan. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Bek sayap Inter Milan, Robin Gosens punya caranya sendiri untuk menjadi bagian penting diskuad I Nerazzurri.

Robin Gosens tak menampik dia sangat mencintai Inter Milan, walaupun minim menit bermain, selalu jadi pilihan kedua dibelakang Federico Dimarco.

Namun hal itu tak menyurutnya semangatnya untuk tetap bersama Inter Milan dan tak terfikir ingin hengkang.

Walaupun dimusim lalu, Robin Gosens ingin dijual Inter Milan ke Bundesliga lantaran peformanya tak sesuai harapan seperti dia di Atalanta dulu.

Penyebab turunnya peforma Robin Gosens, Inter Milan membeli Gosens saat dia mengalami cedera, cedera inilah yang buat peformanya menurun drastis.

Apalagi mental Robin Gosens sempat mulai tertanggu lantaran merasakan frustasi tak dimainkan oleh Simone Inzaghi di Inter Milan.

"Saya membandingkan kemampuan bereaksi terhadap kesulitan antara atlet profesional dan mereka yang berlatih sebagai hobi," jelas penggemar Inter Milan itu.

Baca juga: Romelu Lukaku Siap Potong Gaji Demi Bertahan di Inter Milan, Mulai Buka Keran Gol dari Timnas Belgia

Setelah berkecimpung di dunia sepakbola, berposisi sebagai pemain sayap, Robin Gosens ingin membuka praktik sebagai psikolog dan saya ingin bekerja sama dengan klub untuk membantu mereka yang menderita masalah mental.

"Momen tersulit saya sebagai pemain adalah ketika saya cedera untuk kedua kalinya bersama Atalanta saat saya kembali. Momen terbaik malah di Kejuaraan Eropa 2021, melawan Portugal kami menang dan saya mencetak gol dan membuat dua assist."

Ketika ditanya tentang cara berlatih di Atalanta dan di Inter Milan, dia berkata, di Zingonia, ada lebih banyak perhatian pada persiapan individu dan latihan di sasana.

Simone Inzaghi lebih memperhatikan kerja kolektif dan kesatuan tim. Tapi penampilan para pemainnya sama.

Tentang Inter Milan dimata Robin Gosens

"Kemana kita bisa pergi? Kami memiliki kualitas untuk menang tetapi kami kurang kontinuitas. Kami menyadarinya, kami membicarakannya dan kami marah."

Sekarang datang bulan yang penting, kami memainkan musim dalam sembilan balapan dan kami harus memenangkan semuanya.

"Jika kami mengalahkan Benfica, saya berharap bisa bertemu AC Milan. Emosi yang luar biasa ketika saya memainkan derby, ada tekanan, sorakan dan ketegangan, bayangkan di semifinal Liga Champions," kata bek sayap Inter Milan itu.

Lebih sulit bagi kita dengan anak kecil? Ada banyak faktor yang menjelaskan hal ini, perhatian terhadap gerakan dan pendekatan.

Baca juga: Hakan Calhanoglu Alami Cedera, Marcelo Brozovic Kembali Ditunjuk Jadi Pemain Inti di Inter Milan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved