Religi

Jadwal Puasa Tasu'a dan Asyura Pada Bulan Muharram 2023 Serta Amalan yang Dianjurkan Rasullullah

Menjelang Tahun Baru Islam 1445 H atau Bulan Muharram 2023 Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Puasa Tasua'a dan Asyura.

Penulis: Rita Lismini | Editor: Hendrik Budiman
Tribunbengkulu.com
Cek Jadwal Puasa Tasu'a dan Asyura Pada Bulan Muharram 2023 Serta Amalan yang Dianjurkan Rasullullah 

TRIBUNBENGKULU.COM - Menjelang Tahun Baru Islam 1445 H atau Bulan Muharram 2023 Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Puasa Tasua'a dan Asyura.

Berhubung Tahun Baru Islam 1445 Hijriah jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023 mendatang.

Maka jadwal puasa Tasu'a terhitung pada tanggal 27 Juli 2023 dan puasa Asyura hari berikutnya yaitu 28 Juli 2023.

Sedangkan berdasarkan Kalender Hijriah waktu pelaksanaan puasanya pada 9 Muharram dan 10 Muharram 1445 Hijriah.

Puasa Tasua

Puasa Tasu'a ini dikerjakan agar tidak menyerupai ibadah orang Yahudi. Ibnu Abbas RA berkata:

“Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa ‘Asyura, para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram.” Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).

Bacaan Niat Puasa Tasu'a

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَاسوعاء لله تعالى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.

Puasa Asyura

Pada 10 Muharram terjadi peristiwa penting. Di tanggal ini Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakitnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.

Bacaan Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."

Tata cara puasa Tasu'a dan Asyura sama dengan puasa lainnya, yaitu :

1. Membaca Niat

Sebelum melakukan puasa Asyura umat muslim wajib membaca lafaz niat di dalam hati. Lafaz niat juga disunnahkan diucapkan dengan lisan.

2. Makan Sahur

Makan sahur hal yang sangat dianjurkan dalam melakukan ibadah puasa. Makan sahur untuk puasa Asyura lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

3. Menahan Diri

Sebagai mana ibadah puasa pada umumnya, saat menjalankan ibadah puasa Asyura umat muslim harus menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan lainnya.

4. Menjaga Diri

Selain menahan diri, saat melaksanakan ibadah puasa Asyura juga hendaknya lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)

Artinya: Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan. (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra).

5. Segera Berbuka Saat Tiba Waktu Magrib

Seperti puasa wajib dan sunnah lainnya, puasa sunnah Tasu'a dan Asyura juga diakhiri dengan berbuka puasa. Salah satu sunnah dalam berbuka adalah menyegerakannya saat sudah memasuki waktu berbuka.

Beragam amalan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah, yaitu sebagai berikut :

1. Memperbanyak Sedekah

Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu keluarga, kaum kerabat, membantu anak-anak yatim, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.

Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795)

2. Berpuasa

Rasulullah SAW bersabda: "Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah di al-Muharram." (HR. Muslim). Maksudnya adalah puasa secara mutlak, yakni memperbanyak puasa sunah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

"Puasa yang paling afdol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram."

Terdapat dua amalan puasa sunnah dalam bulan Muharram yaitu menjalankan Puasa Tasu'a dan Puasa Asyura.

3. Bertaubat

Menyesali atas dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali menjadi tugas manusia seumur hidup.

Taubat merupakan karunia dan kesempatan yang diberi Allah untuk kembali kepada-Nya.

4. Perbanyak Amal Saleh

Seperti bulan Dzulhijjah, pada bulan Muharram, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh.

Tentu saja mengerjakan amalan baik di bulan istimewa akan mendapatkan pahala dan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala.

Memperbanyak amalan saleh bisa dimulai dengan berzikir, bersedekah, hingga tilawatil quran dan mengamalkannya.

5. Muhasabah Diri

M. Farihin juga mengatakan selama bulan Muharram juga dianjurkan untuk muhasabah (introkspeksi diri) dan juga memperbanyak amal sholeh sebagai persiapan menghadapi kematian dengan menyantuni anak yatim piatu.

6. Membaca Doa

Dalam menyambut perayaan Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 H, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun sebelum memasuki Tahun Baru Islam.

Doa Akhir Tahun (dibaca setelah Ashar hingga sebelum Magrib, Selasa 18 Juli 2023)

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Latin :
"Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik.

Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm."

Artinya :
Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu.

Sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.

Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.

Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu.

Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

Doa Awal Tahun (dibaca setelah Magrib, Selasa 18 Juli 2023)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Latin:
"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam."

Artinya :
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.

Ya Allah, Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba.

Kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan,

Serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya.

Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih.

7. Menyenangkan Keluarga

Menyenangkan atau memuliakan keluarga menjadi salah satu amalan yang di sunnahkan dalam bulan muharram. Dalam sebuah hadits dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menyenangkan keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan memberikan kesenangan kepadanya (meluaskan rizkinya) di tahun-tahun berikutnya." (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani)

8. Menyambung Silaturahmi
Menyambung Silaturahmi saat bulan muharram baik dilakukan. Karena Hadits Nabi tentang silaturahmi dapat melapangkan pintu rizki dan memperpanjang umur, alangkah baiknya juga dikerjakan pada bulan Muharram.

9. Menjenguk Orang Sakit

Bulan muharram sangat dimuliakan, maka dari itu, memperbanyak melakukan kebaikan pada bulan ini juga sangat dianjurkan, termasuk salah satunya adalah menjenguk orang yang sakit.

10. Meningkatkan Ibadah Sholat Wajib dan Sunnah

Meningkatkan ibadah sholat wajib dan sunah pada bulan muharram akan dilipatgandakan pahalanya. Banyak ulama meyakini sepanjang Muharram baik untuk meningkatkan intensitas ibadah sholat wajib dan sunah.

11. Membaca Surah Al- Ikhlas 1000 kali

Salah satu amalan pada saat bulan muharram yakni membaca surat Al Ikhlas sebanyak 1.000 kali. Sesuai hadist yang berbunyi “Barang siapa yang membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali, maka dıa tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di surga.” (Al-Hadits Kanzul-Ummal)

12. Menyangi Anak Yatim

Menyayangi anak yatim saat saat bulan muharram baik dilakukan. Menurut Kiai Cholil, Rasulullah adalah sosok penyayang anak yatim. Karena itu pula, hari baik Asyuro atau bulan muharram dipakai sebagai momentum untuk menyantuni anak yatim.

13. Memotong dan Membersihkan Kuku

Memotong dan memberihkan kuku merupakan kegiatan untuk menjaga kebersihan tubuh. Tetapi memotong kuku akan menjadi amalan yang sangat luar biasa apabila dikerjakan di saat hari Asyura atau tanggal 10 Muharram.

14. Mandi atau Menyucikan Diri

Amalan sunnah lain yang bisa dilaksanakan pada hari asyura atau 10 muharram adalah mandi asyura. Mandi ini bisa dilakukan pada dini hari di hari Asyura, sebelum subuh, atau sore setelah melakukan buka puasa. Dalam Kitab I'anatut Tholibin disebutkan bahwa mandi di hari asyura atau 10 muharram memiliki keutamaan bisa membebaskan dari penyakit selama satu tahun.

15. Mengusap Kepala Anak Yatim
Mengusap kepala anak yatim sebagai bentuk kasih sayang kepada mereka. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Thabraany dari riwayat Abu Umamah dengan pernyataan yaitu “Barang siapa mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah disetiap rambut yang ia usap, Allah SWT berikan kebaikan”.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved