Polisi Tembak Polisi

Sosok Bripda IMS dan Bripka IG Dibekuk Propam, Diduga Pelaku yang Tembak Bripda IDF Hingga Tewas

Sosok Bripda IMSP diduga menjadi pelaku penembakan yang menewaskan Bripda IDF.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan Facebook Asto Ambrosio
Kolase Bripda IDF dan Ilustrasi. Sosok Bripda IMS dan Bripka IG Diduga Pelaku yang Tembak Bripda IDF Hingga Tewas, Kini Diamankan 

Subsatker : Subbagtahti Bagops Densus 88 AT Polri.

III. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN

1. Kasus ini sedang ditangani dan didalami oleh Polres Bogor;
2. Pelaku sudah diamankan;
3. Korban saat ini berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan telah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
Demikian Jenderal laporan kronologi yang dapat disampaikan.
Sekian Terima Kasih," tulis caption Island Of Dayak

Sosok Bripda IDF

Sosok Bripda IDF, polisi yang tewas ditembak oleh sesama anggota polri kini masih menjadi sorotan warganet.

Kabar meninggalnya Bripda IDF ini viral di media sosial, salah satunya yakni melalui laman instagram @kamidayakkalbar.

Dalam video yang diunggah tersebut memperlihatkan jenazah Bripda IDF ada luka bekas tembakan di bagian belakang telinga.

Lantas siapakah sosok Bripda IDF yang nyawanya direnggut oleh sesama rekan polri?

Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage atau biasa disapa Rico telah meninggal dunia pada Minggu, 23 Juli 2023 lalu.

Rico berasal dari Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.

Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage adalah Putra dari Y. Pandi, S.Hut, yang dikenal sebagai Sekretaris Inspektorat Kabupaten Melawi.

Sementara sang ibu, Inosensia Antonia Tarigas, A.Md.KG bekerja sebagai staf Puskesmas Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi.

Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage merupakan lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Kalbar yang belokasi di Singkawang.

Beliau adalah salah satu anggota yang yang dipilih untuk bertugas di Subbagtahti Bagops Densus 88 AT Polri

Menilik dari akun Facebook Asto Ambrosio, mendengar kematian dari Bripda Rico, akun ini juga turut menyatakan sosok Bripda Rico di matanya selama ini.

"Hari ini hidup mengajarkan dan mengingatkan tentang dua peristiwa penting dalam hidup manusia. Ada kelahiran pasti akan ada kematian. Kepastian akan kelahiran yang selalu disyukuri dengan tangis haru kegembiraan dan kematian yang selalu meninggalkan pilu dan duka penuh kesedihan," tulis akun Asto Ambrosio

Asto Ambrosio merupakan guru dari Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

"Hari ini juga saya merayakan hari kelahiran ibu tercinta sekaligus bersedih karena kehilangan saudara, adik, mantan anak murid Ignatius Dwi Frisco Sirage," tulisnya

Dalam unggahannya Asto Ambrosio bahwa Rico merupakan sosok orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Riko telah mengajarkan kepada saya arti penerimaan diri, persaudaraan dan kekeluargaan. Riko adalah sosok anak didik yang mengajarkan saya untuk bisa memposisikan diri bukan hanya sebagai guru tapi juga sebagai orang tua, saudara dan sahabat," ungkapnya

Terakhir akun Asto Ambrosio ini mengatakan kalimat terakhir untuk anak muridnya.

"Perjuangan yang pernah engkau ceritakan akan selalu dikenang. Terima kasih ibu dan terima kasih Riko karena telah mengajarkan banyak pelajaran kehidupan. Selamat ulang Tahun Ibu dan Beristirahatlah dalam damai Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage," tutupnya.

Kronologi Bripda IDF Tewas

Motif tewasnya Bripda IDF (Ignatius Dwi Frisco Sirage) anggota Densus 88 Mabes Polri yang diduga ditembak seniornya belum diketahui jelas.

Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Minggu (23/7/2023) dini hari sekitar pukul 01.40 WIB, di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

Sebelum peristiwa yang menewaskan Bripda IDF atau dikenal Rico ini.

Bripda IDF yang merupakan asal warga Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat ini, pada Sabtu (22/7/2023) malam sempat video call (VC) bersama ibunya hingga pukul 22.00 WIB.

Saat itu, Bripda IDF mengatakan bahwa dirinya tidak sedang bertugas atau lepas piket.

Nah, pada Minggu (23/7/2023) sekitar pukul 10.30 WIB besok paginya.

Orang tua Bripda IDF mendapat telepon dari Mabes Polri agar segera berangkat menuju Jakarta.

Awalnya, orang tua Bripda IDF yang belum mengetahui apa-apa itu lantas sekitar pukul 12.00 WIB berangkat dari Pontianak dari Melawi.

Semua akomodasi waktu itu sudah disediakan Mabes. Mereka hanya diberita tahu harus ke Jakarta karena Bripda IDF masuk ICU.

Setibanya di Jakarta, barulah kedua orang tua Bripda IDF mengetahui anaknya telah meninggal dunia.

“Pada Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.49 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan melalui siaran pers, Rabu (26/7).

Dikatakan Brigjen Ahmad Ramadhan, Bripda IDF ini meninggal dunia akibat luka tembakan di leher lantaran terlibat cekcok dengan seniornya.

“Infonya, Rico baru selesai bertugas sekitar pukul 23 lewat. Tiba-tiba dia dipanggil oleh seorang seniornya, lalu terjadilah tembakan,” kata Kuasa hukum keluarga Bripda IDF, Sucipto Ombo.

Akibat tembakan itu, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage terjatuh dan dilarikan ke RS Polri di Kramatjati. Kemudian, pihak rumah sakit menyatakan, Rico meninggal dunia.

“Penyidik Mabes Polri juga sudah minta persetujuan keluarga Rico untuk melakukan autopsi terhadap jenazah,” ungkap Ombo.

Atas kasus ini, dua anggota polisi jadi tersangka yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Polri pun telah mengambil tindakan dalam kejadian tersebut dengan mengamankan para tersangka

Berita ini pun lantas viral di media sosial, dalam akun Instagram @kamidayakkalbar memperlihatkan jenazah Bripda IDF dalam peti mati.

Dalam video itu, tampak sejumlah kerabat korban merekam serta menunjukkan kondisi jenazah Bripda Iqnatius, terdapat luka yang diduga bekas tembakan di belakang telinga korban.

Disebutkan dalam narasi video tersebut, pelaku adalah senior Bripda Ignatius yang bertugas di Densus 88 Antiteror di Jakarta.

Tudingan itu muncul saat keluarga dan kerabat datang ke rumah duka di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat pada Selasa (25/7/2023) kemarin.

Adapun masih dalam keterangan di video viral tersebut, kejadian itu didasari karena adanya pertengkaran antara Bripda Ignatius dengan terduga pelaku yang kini masih ditangani oleh Densus 88 Antiteror sebagai kesatuannya.

Atas dasar itu, pihak keluarga meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Melalui keterangan tertulis, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, jika dua tersangka yang merupakan sesama anggota polisi sudah diamankan.

"Terkait kasus tertembaknya Bripda IDF, pada hari Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.40 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor," ujar Ahmad Ramadhan.

Disebutkan Ahmad Ramadhan, peristiwa tertembaknya Bripda IDF tersebut sebagai sebuah kelalaian yang dilakukan oleh pelaku.

"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang, yaitu atas nama Bripda IDF," imbuhnya.

Kasus ini tengah diusut tim gabungan Propam dan Reskrim Polres Bogor. Kedua tersangka saat ini diproses secara pidana dan etik.

Ahmad Ramadhan menegaskan Polri tidak akan memberikan toleransi terhadap oknum polisi yang melanggar.

"Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," pungkasnya.

Cerita Kekasih Bripda IDF

Cerita pilu kekasih Bripda IDF saat mengetahui sang kekasih meninggal dunia karena ditembak seniornya.

Diketahui Bripda IDF meninggal dunia di tangan rekan sesama polri.

Tentu saja keluarga Bripda IDF sangat terpukul dengan musibah yang menimpa sang anak.

Tak terkecuali dengan kekasih Bripda IDF, Claudia Tessa.

Kesedihan Cludia Tessa atas meninggalnya sang kekasih Bripda IDF ia curahkan melalui story di akun instagram miliknya @aidualc_c.t.

Namun ternyata sebelum kejadian tewasnya Bripda IDF, Claudia memiliki firasat yang tidak enak.

Hal ini diketahui melalui tangkapan layar akun instagram @tsy.qrn, dimana akun tersebut membagikan ici chat dengan Claudia.

"Kak, ngape ye perasaan aku nda enak ni," tulis Claudia.

"Kan, kan, hmm," jelas @tsy.qrn

"Kak, Nda tenang aku kak dengarnya, Bapaknya nelfon aku tadi," jelas Claudia

Mengetahui, jika Claudia memiliki firasat yang tak enak, dan nyatanya benar firasat yang Caludia rasakan itu mengisyaratkan berpulangnya Bripda IDF.

"Beberapa hari sebelum dapat kabar, perasaan gea emang udah ndak enak, setiap hari ada jak kekhawatirannya, ternyata ini jawabanyya ya dek, adek kak saya harus kuat, hrus tegar supaya bisa memberikan keterangan sebagai saksi besok," tuli akun @tsy.qrn.

Menilik langsung dari story instagram miliki Claudia, @aidualc_c.t, Claudia nampak begitu terpukul atas kematian sang kekasih, dia hanya membagika ucapan ucapan serta support dari kerbata terdekat agar dirinya bisa sabar untuk menerima kernyataan bahwa sang kekasih telah meninggal dunia.

"Buat temen-temen semuanya, sebelumnya Caludia minta maaf ya belum bisa balas dm kalian satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungan kalian semua, buat bang riko dan juga keluarga kami, kalau claudia sudah selesai urusannya gea bales yaa, semoga urusannya cepat selesai juga terima kasih," jelas @aidualc_c.t

Hotman Paris Siap Bantu Dampingi Keluarga Bripda IDF

Pengacara kondang Hotman Paris menyoroti kasus kematian Bripda IDF, polisi yang ditembak rekan polisi di Bogor.

Seperti diketahui, kematian Bripda IDF tewas ditembak oleh rekan sesama polisi, Minggu (23/4/2023).

Tentu saja, kasus ini masih menjadi sorotan termasuk pengacara Kondang Hotman Paris.

Melalui akun instagram pribadinya @hotmanparisofficial, Hotman Paris akan membantu kasus ini dengan mengirimkan pengacara dari tim Hotman 911.

"Oknum Polisi di tembak seniornya? Di kabupaten Melawi ! Apa benar dari Densus 88 jkt?? Viral berita ini di masyarakat adat dayak kalimantan barat! Tim Hotman 911 siap bantu kel korban mencari keadilan! TimHotman 911 ada daerah dayak!Tim hotman 911 daerah dayak sedang di rumah duka, tapi TKP di Cikeas Bogor," tulis akun @hotmanparisofficial, Rabu (26/7/2023).

Dalam unggahan Hotman Paris, Hotman juga membagikan video saat jenazah Bripda IDF di dalam peti.

Seperti diketahui, polisi yang tembak sesama polisi mengakibatkan Bripda IDF ini tewas berawal dari percekcokan.

Masyarakat Dayak Minta Pelaku Dihukum Adat Pati Nyawa

Masyarakat Dayak Kalimantan Barat meminta dua oknum polisi yang telah menjadi tersangka penembakan terhadap Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage alias Rico hingga tewas, dihukum secara adat dayak yakni Adat Pati Nyawa.

Bripda IDF merupakan asal warga Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat.

Dua tersangka yakni Bripda IMS dan Bripka IG harus dihukum secara adat Dayak yakni Adat Pati Nyawa ini disampaikan oleh Darsono, tokoh pendiri Keluarga Besar Himpunan Dayak Talino (Hidano) Kabupaten Melawi yang anggotanya berasal dari Kabupaten Landak.

Saat melayat jenazah Bripda IDF yang disemayamkan di rumah duka di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi pada Selasa 25 Juli 2023.

Darsono mantan anggota DPRD Kabupaten Melawi. Darsono menyampaikan turut prihatin berduka cita.

Pihaknya meminta pimpinan Polri segera menindak tegas oknum yang sudah main hakim sendiri menghilangkan nyawa orang lain.

"Harus segera dilakukan prosesi sidang adat Dayak untuk bayar Adat Pati Nyawa, sesuai dengan adat budaya Dayak yang masih lestari sampai saat ini," kata Darsono dikutip dari akun Instagram Humas Polri, Rabu, 26 Juli 2023.

Lantas apa itu hukum Adat Pati Nyawa?

Dikutip dari laman kompasiana.com, Hukum Adat Pati Nyawa tersebut muncul karena ada istilahnya nyawa tak bisa diganti nyawa.

Hukum Adat Pati Nyawa merupakan salah satu jalan untuk mencapai kedamaian pada dua belah pihak yang berkonflik.

Konflik yang dimaksud adalah apabila salah satu orang Dayak dengan sengaja atau tidak sengaja menghilangkan nyawa orang lain, baik itu sesama orang Dayak maupun nyawa orang bukan dari suku Dayak.

Dalam Hukum Adat Pati Nyawa sampai saat ini sanksinya ditetapkan bernilai 24 tahil. Artinya nyawa diganti dengan materi sebagai lambang untuk menggantikann 30 organ tubuh korban hingga telapak kaki.

Hukum Adat Pati Nyawa termasuk adat dalam bidang adat Badarah Merah (adat paling berat). Dalam buku pedoman hukum adat Dayak pasal 1, Adat Badarah Merah merupakan jenis pelanggaran yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap Raga Nyawa atau menghilangkan nyawa seseorang.

Raga Nyawa atau Pati Nyawa merupakan sanksi hukum adat atas perbuatan pelaku yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, baik karena benda tajam, kebakaran, dan pukulan.

Maka, timbangan adatnya 24 tahil. Adapun organ tubuh dari pihak korban yang harus diganti dari pihak pelaku dapat berupa barang-barang kuno, namun karena barang-barang kuno susah didapat maka diganti dengan uang setara dengan nilai harga barang kuno itu.

Berikut adalah organ tubuh yang diganti dengan barang: Mata diganti dengan mas senior, hidung diganti dengan senapan, telinga diganti dengan mas subang, mulut diganti dengan tawak-tawak, kepala diganti dengan gong besar, tangan diganti dengan meriam kecil, gigi diganti dengan beliung, jari tangan diganti dengan pergorek besi, paha diganti dengan meriam kecil, buah pelir diganti dengan giring-giring, batang zakar diganti dengan sendok, telapak kaki diganti dengan cangkul, jari kaki dan perut diganti dengan pancur kelapa, pinggang diganti dengan langke satungkukng, susu diganti dengan pedalayanamas, tali nyawa diganti dengan sinta mas, rambut diganti dengan riti perak, usus diganti dengan riti perak, hati diganti dengan jada, lidah diganti dengan keris, isi perut diganti dengan menibi, leher diganti dengan siam, darah diganti dengan mas bubur, dan badan diganti dengan tempayan tertutup tinggi berukir naga.

Semua alat peraga organ tubuh itu akan dihantarkan kepada Hakim Adat Dayak. Setelah Imam Adat menyampaikan doa supaya bisa diterima oleh ahli waris dari pihak almahrum, supaya terhindar dari malapetaka dan perjanjian damai dengan pihak korban, agar tidak balas dendam.

Demikianlah sanksi hukum adat yang dilakukan atas kasus pembunuhan yang disengaja dan tidak disengaja.

Masih ada lagi riual-ritual yang dilakukan. Semuanya itu bertujuan untuk perdamaian kedua belah pihak.

Dengan demikian, pihak korban merasa adil, atas pembunuhan yang dilakukan. Bersamaan dengan itu juga menaruh hormat kepada roh korban yang terbunuh.

2 Anggota Polisi Jadi Tersangka

Melalui keterangan tertulis, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, jika dua tersangka yang merupakan sesama anggota polisi sudah diamankan.

"Terkait kasus tertembaknya Bripda IDF, pada hari Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.40 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor," ujar Ahmad Ramadhan.

Disebutkan Ahmad Ramadhan, peristiwa tertembaknya Bripda IDF tersebut sebagai sebuah kelalaian yang dilakukan oleh pelaku.

"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang, yaitu atas nama Bripda IDF," imbuhnya.

Kasus ini tengah diusut tim gabungan Propam dan Reskrim Polres Bogor. Kedua tersangka saat ini diproses secara pidana dan etik.

Ahmad Ramadhan menegaskan Polri tidak akan memberikan toleransi terhadap oknum polisi yang melanggar.

"Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," pungkasnya.

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved