Pilpres 2024
Pengakuan Anies Baswedan Soal Surat yang Ditulisnya untuk AHY, Sebut Bukan untuk Dipertontonkan
Anies Baswedan ceritakan surat yang ditulisnya untuk AHY agar menjadi pasangan calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Penulis: Yuni Astuti | Editor: Kartika Aditia
TRIBUNBENGKULU.COM - Anies Baswedan ceritakan surat yang ditulisnya untuk AHY agar menjadi pasangan calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Surat tersebut sebelumnya sempat viral usai Nasdem tidak berkoalisi dengan Demokrat.
Anies Baswedan juga membenarkan jika surat itu memang surat yang ia tulis untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Adapun pengakuan Anies Baswedan
"Benar itu surat yang saya tulis, jadi begini hari Jumat utusan saya di tim 8 datang dan menyampaikan bahwa Anies ini utusan dari Demokrat akan ditarik, kenapa? karena tugas yang diembankan kepada mereka tidak terlaksana,"
"Jadi kemudian apa yang bisa dilakukan? mereka meminta bahwa benar Anies menyampaikan pilihannya yang ada adalah AHY, dan itu sudah saya katakan kepada NasDem sejak Juni, pada PKS sejak Juni, kepada Demokrat juga, tapi mereka bilang, mereka tidak mungkin mendatangkan saya, jadi mereka minta ada sesuatulah yang tertulis yang bisa ditunjukkan jadi dalam situasi itu,"
"Saya minta ajudan minta ambilin kertas, buku yang ada garis kertas bertulis gitu saya tuliskan,"ujar Anies Baswedan dilansir dari Youtube Najwa Shihab ,Selasa (5/9/2023).
Anies mengatakan jika surat yang beredar tersebut memang sengaja dituliskannya untuk membuktikan jika memang pernyataan itu disampaikan oleh Anies.
"Kalau itu disiapkan itu pasti kita siapkan diketik yang rapi sebagai surat resmi udah saya tulis aja, sekedar ini diberikan kepada utusannya demokrat dan janjinya untuk menyatakan bahwa ini benar loh dari pak Anies dengan kata-kata saya caranya dengan saya tulis, janji ditunjukkan dengan pak AHY kemudian dibaca sesudah itu dibawa lagi kemudian disimpan oleh pak Sudirman," jelasnya.
Anies juga menjelaskan jika surat tersebut hanya dibaca dan kemudian ditipikan lagi ke ajudannya.
"Dan bila ada tulisan jawaban dari pak AHY, maka itupun hanya saya baca dan dititipkan lagi ke pak Sudirman," ungkapnya.
Surat itu menurut Anies bukanlah surat yang harus dipertontonkan, adanya surat ini memperlihatkan jika utusan dari demokrat benar dan memang sudah dilaksanakan.
"Jadi ini bukanlah sebuah surat yang untuk dipertontonkan enggak, karena ini untuk menyampaikan bahwa yang dikerjakan oleh utusan dari demokrat sudah dilaksanakan dan ini memang benar,"ungkapnya.
Anies mengaku jika surat yang dituliskan untuk AHY bisa tersebar, karena menurutnya dalam kesempatan itu tidak ada pemotretan.
"Jadi saya menulis kemudian untuk menyampaikan harapan apakah berkenan untuk menjadi pendamping, nah tidak ada pemotetran dan itu kami juga heran kok bisa ada fotonya karena setau saya tidak pernah ada pemotretan dari pak Sudirman maupun yang lain," ungkapnya
Anies Sebut Bukan Tolak AHY
Anies Baswedan menyebut ada perbedaan pandangan yang tidak bisa dipertemukan hingga akhirnya gandeng Cak Imin menjadi calon wakil presidennya (Cawapres).
Diketahui, Anies Baswedan dituding sebagai pengKhianat usai deklarasikan Cak Imin sebagai Cawapres di Pemilu 2024.
Terbaru akhirnya Anies Baswedan memberikan klarifikasi soal kabar miring yang ditujukan kepada dirinya.
Hal ini disampaikan Anies Baswedan saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa bersama dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Dalam kesempatan itu, Anies menjelaskan kejadian sebelum Nasdem mendeklarasikan Cak Imin sebagai Cawapres.
"Jadi di tanggal 27, 28, dan 29 jadi Minggu, Senin, Selasa itu percakapan intensif ada di tim 8, dan pada tanggal 28 itu sudah ketemu situasi terjadinya perbedaan pandangan yang tak bisa dipertemukan," ujar Anies baswedan dilansir dari Youtube Najwa Shihab, Selasa (5/9/2023).
Dalam kesempatan itu Anies akhirnya membeberkan berbagai perbedaan pendapatnya dengan AHY.
"Pada bulan Juni itu saya sampaikan pada pak Surya Paloh, Nasdem, maupun Demokrat bahwa dari semua opsi wakil yang ada yang tersedia sekarang adalah AHY saya sampaikan ke pak Surya Paloh,"
"Dan pak Surya Paloh mendengar hal itu beliau tidak menolak tetapi beliau mengatakan begini 'itu adalah opsi yang boleh kita lakukan pencalonan di ujung tapi tidak sekarang', kemudian PKS memahami bahwa pilihannya memang AHY kemudian Demokrat juga begitu lalu pak Surya Paloh waktu itu bilang sudah bung Anies pulang haji," ujar Anies Baswedan dilansir dari Youtube Mata Najwa, Selasa (5/9/2023).
Anies juga mengatakan jika usai dirinya pulang dari haji, Demokrat berharap untuk segera diadakan deklarasi kendati demikian pernyataan itu kemudian tidak ditolak oleh Nasdem tetapi tidak secepat itu untuk mendeklarasikan.
"Sesudah pulang haji mulai dari sisi demokrat berharap untuk segera dideklarasikan segera disepakati dari sisi Nasdem tidak bersedia, nama itu tidak ditolak tapi tidak dideklarasikan sekarang,"ujarnya.
Anies juga mengatakan ketika ada pertemuan, dalam pertemuan itu Demokrat dan utusan PKB memiliki perbedaan.
"Dicoba dicari penjembatan sampai akhirnya tidak ketemu, dan puncaknya itu pada hari Selasa, malamnya ada pertemuan yang mereka tidak tau terjadinya perbedaan ini, di situ di tim 8 utusan demokrat, utusan PKB terjadi perbedaan pandangan yang sangat keras bahkan sampai gebrak meja disitu," jelasnya.
Adapun perbedaan itu, Demokrat meminta untuk segera dideklarasikan sedangkan Nasdem meminta untuk tidak segera dideklarasikan bahkan Anies mengatakan saat pertemuan itu, terjadi debrakan meja.
"Perbedaanya, demokrat menginginkan ditetapkan segera, Nasdem meminta ditetapkan nanti sambil menunggu, menunggu apa?menunggu siapa tau ada opsi lain, tapi kalau ditanya menunggu apa kita gak bisa jawab, kita tidak tau kenapa harus buru-buru, kemudian perbedaan itu tidak ditemukan sampai gebrak meja keras sekali,"ungkapnya.
Hingga akhirnya Anies memutuskan apapun yang terjadi dia sudah measrahkan semuanya.
"Karena ada statement-statement yang dirasa kurang tepat, dan malamnya di tanggal 28 malam, saya kirim wa ke pak Sudirman Said utusan saya disana saya sampaikan ke beliau, jadi mulai Minggu Senin terjadi perbedaan pucaknya berakhir di Selasa sore.
"Pada SBY disampaikan apa adanya: Nasdem tidak bersedia mendeklarasikan segera.
Pada SP disampaikan apa adanya: Demokrat bersiap permisi bila tidak deklarasi segera.
Semoga Allah turunkan petunjuk kepada semua,"
Terkait potensi Demokrat akan keluar, Anies mengatakan dia tidak bisa berbuat apa-apa dan menjelaskan jika Nasdem tidak menolak AHY tetapi tidak mau sekarang untuk melakukan deklarasi.
"Itu saya kirim Senin malam pukual 22.00 WIB, pagi-pagi pak Sudirman dan pak Dadang utusan saya datang dia mengatakan mas ini bener gak mau dijembatani lagi, saya bilang sudah ini kita sudah usahakan menjembatani tidak ketemu, sudah sekarang kita serahkan kepada Allah, mas ini artinya mas Anies gak dapat kendaraan loh, ni Demokrat kalau menyampaikan ini potensi demokrat berarti akan keluar, mau apalagi, ini saya melihat jelas bahwa sikap pak Surya Paloh tidak menolak AHY tapi tidak mau sekarang, sisi lain demokrat harus menginginkan sekarang," ujar Anies.
AHY Move On Hingga Pilih Koalisi Baru
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY nyatakan move on dan siap lirik koalisi partai lain.
AHY mengatakan jika demokrat saat ini sudah berdamai dengan perubahan yang terjadi di politik.
Dalam konferensi Pers, AHY mengatakan jika saat ini demokrat akan melirik dan bergabung untuk koalisi partai lain.
"Dalam upaya memperjuangkan perubahan dan perbaikan itu demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan dan etika politik,"ujar AHY dilansir dari Youtube Agus Yudhoyono, Senin (4/9/2023).
Dalam kesempatan itu juga AHY mengatakan pada seluruh kader opartai demokrat untuk melakukan perjalanan politik dengan niat yang baik.
"Mari kita song song perjalanan politik yang baru dengan hati yang bersih dengan niat yang baik, cara yang baik dan tujuan yang baik," ujarnya.
AHY juga menyinggung Anies yang dinilai telah berkhianat.
"Pertama-tama tentu dengan memberi maaf kepada siapapun yang telah menyakiti kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga kita bisa memaafkan walupun tidak begitu saja melupakan,"ucapnya.
AHY juga menyatakan jika Demokrat sudah move on dan berdamai dan akan berkoalisi dengan partai lain.
"Mari kita buka lembaran baru kedepan, kita harus segera move on, hari ini kami keluarga partai demokrat dengan berbesar hati dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongong peluang baik di depan,"ujar AHY.
Tak hanya itu saja, AHY juga menyinggung soal surat Anies Baswedan kala itu untuk dirinya.
"Jangan terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah sesama anak bangsa," jelasnya.
terkahir AHY juga mengucapkan selamat pada Anies dan Cak Imin yang telah mendeklarasikan sebagai capares dan cawapres 2024.
"Saya mengucapkan selamat kepada bapak Anies Rasyid Baswedan dan bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024. Semoga Sukses,"tutupnya.
Tanggapan AHY
Merespon duet Anies Baswedan-Cak Imin, ketua Umum (Ketum) partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebut para Kader demokrat kecewa bukan karena Ketum tak menjadi Calon Wakil Presiden.
AHY mengatakan jika kader demokrat kecewa lantaran perjuangan partai demokrat yang dilukai oleh mereka yang tidak jujur.
Hal ini disampaikan AHY saat melakukan konferensi pers, Senin (4/9/2023).
"Saya tau para Kader Demokrat marah dan kecewa bukan karena ketumnya tidak menjadi cawapres tapi karena perjuangan demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan," ujar Agus Harimurti Yudhoyono dilansir dari Youtube Agus Yudhoyono, Senin (4/9/2023).
Dalam pidatonya tersebut AHY juga menyinggung jika pihak partai Nasdem memutuskan memilih Cak Imin sebagai Cawapres Anies baswedan secara sepihak.
"Lebih baik bersepakat untuk tidak bersepakat daripada dipaksa menerima keputusan yang kami sendiri tidak terlibat dalam prosesnya,"ujarnya.
Sebelumnya, Demokrat mengaku kecewa dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Nasdem dan bakal calon presiden (capres) KPP Anies Baswedan membangun kesepakatan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).
Kekecewaan SBY atas Pengkhianatan Anies Baswedan
Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluapkan kekecewaannya pada Anies Baswedan.
Adapun kekecewaan tersebut dituangkan dalam rapat darurat bersama jajaran MTP Demokrat di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Seperti yag diketahui, kabar Anies baswedan memilih Cak Imin untuk menjadi Cawapres sangat tidak terduga.
Bahkan, penunjukan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres disebut tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS selaku mitra koalisi.
Kini PKB telah menyetujui tawaran duet Anies-Cak Imin tersebut. Deklarasi Anies-Cak Imin disebut bakal dilakukan hari ini di Surabaya, Jawa Timur.
Melalui rapat darurat yang dipimpin oleh SBY, Demokrat akhirnya secara resmi mencabut dukungan kepada Anies Baswedan.
SBY menjelaskan rapat yang dipimpinya di Cikeas itu sangat penting.
Pasalnya, dirinya tidak pernah menyangka Anies akan berkhianat.
"Pertemuan Majelis Tinggi Partai ini sangat penting. Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan ini akan terjadi," ujar SBY dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.com, Sabtu (2/9/2023)
SBY menyampaikan, Demokrat harus menyikapi dan merespons perkembangan tersebut, yakni soal Anies menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Berdasarkan AD/ART partai, Majelis Tinggi Partai Demokrat berwenang menentukan Demokrat berkoalisi dengan partai mana dalam pilpres, sekaligus juga menentukan siapa capres dan cawapres yang hendak diusung.
"Oleh karena itu tepat kalau kita segera mengambil sikap dan merespons apa yang terjadi 3-4 hari lalu itu," kata dia.
Meski begitu, SBY menyebut ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari kejadian Anies usai memilih Cak Imin sebagai Cawapres.
"Meskipun kita dibeginikan oleh capres Anies dan mitra koalisi kita, sesungguhnya kita harus bersyukur. Bersyukur kepada Allah, mengapa?" kata SBY.
Pertama, meski telah ditingkung dan ditinggalkan Anies bersama NasDem, Demokrat masih punya banyak waktu untuk memiliki koalisi di Pemilu 2024.
“Bayangkan kalau ditelikungnya kita ini ditinggalkan kita satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU. Bayangkan seperti apa? Kita masih ditolong oleh Allah, diselamatkan oleh sejarah,” tegas SBY.
Kemudian SBY merasa beruntung lantaran diberi petunjuk untk batal memilih Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Pasalnya, cara yang dilakukan Anies Baswedan telah menunjukan jika dirinya bukan pemimpin yang patut diteladani.
"Justru kita diselamatkan oleh Tuhan apa yang saya maksudkan? Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang bermitra dengan orang yang yang kalau kita teladani akhlak pemimpin besar bagi yang beragama islam, akhlak Rasulullah," ujarnya.
“Yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidik, tidak jujur, tidak amanah. Berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya,” tambah SBY.
Ia bahkan tak bisa membayangkan jika nantinya Demokrat jadi mendukung Anies Baswedan.
Sekarang saya tidak sidik, tidak amanah, bagaimana nanti kalau jadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar? Akan diapakan?” kata SBY.
Terakhir, SBY tidak membayangkan apabila koalisi yang dilakukan bersama Anies jadi dilakukan. Menurut SBY, Anies orang yang tidak mampu menjunjung tinggi keadilan, mengingkari kesepakatan.
“Bayangkan di masa depan punya mitra koalisi yang tidak tunduk dan patuh kesepakatan yang kita buat bersama. Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain termasuk capres, memaksakan kehendak tidak menganggap yang lain saya kira bukan itu koalisi yang hendak kita bangun,” kata SBY.
Tanggapan Anies Baswedan Usai Dituding Sebagai Pengkhianat
Menanggapi hal tersebu, Anies baswedan justru meminta para relawan dan pendukungnya untuk tetap fokus dan bersetia pada narasi perubahan.
“Kepada seluruh relawan, mari kita terus berkonsentrasi pada usaha kita untuk melakukan perubahan."
"Kita ingin Indonesia yang lebih adil, maju, dan kita harus tetap fokus di situ."
"Dinamika yang terjadi saat ini jangan sampai mengganggu konsentrasi kita,” kata Anies dalam keterangannya, dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (2/9/2023).
Lebih lanjut, Anies Baswedan juga memastikan akan memberikan penjelasan soal pergerakan politiknya terkait dinamika koalisi hingga keputusannya memilih Cak Imin.
Kendati demikian tak diketahui kapan penjelasan tersebut akan diungkapkannya.
“Nanti pada waktunya akan ada penjelasan lengkap (respon dinamika koalisi), sekarang kita fokus untuk melakukan perubahan,” ujarnya.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengajak relawannya untuk ikhlas.
Tidak jatuh karena cacian dan juga terlena karena pujian.
“Dan ingat kita harus ikhlas, artinya dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang, kita jalani insya Allah ikhtiar kita akan dimudahkan jalannya,” kata Anies.
Ia juga meminta para relawan dan pendukungnya tetap solid, mengingat Pilpres 2024 semakin mendekat."
“Jaga semangat, terus solid (untuk semua khususnya relawan),” tutupnya.
Alasan Cak Imin Jadi Cawapres Anies Baswedan
Terpilihnya Cak Imin sebagai pasangan Anies Baswedan disebut menimbulkan guncangan politik terhadap peta koalisi Pemilu 2024 yang ada sejauh ini.
Adapun guncangan politik tersebut dirasakan blok-blok koalisi seperti Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Anies dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo Subianto.
Bahkan saat ini Demokrat resmi mencabut dukungan untuk Anies Baswedan dan keluar dari koalisi perubahan.
Demokrat merasa dikhianati lantaran memilih Cak imin hanya dengan keputusan sepihak.
Apalagi menurut versi Demokrat Anies telah mengutarakan niatnya menjadikan AHY sebagai cawapresnya.
Namun secara mengejutkan Anies Baswedan berubah haluan dengan menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.
Padahal, elektabilitas Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, berada di papan bawah.
Sementara, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sempat disebut-sebut jadi kandidat cawapres terkuat Anies, elektabilitasnya justru melampaui Muhaimin.
Melansir dari Kompas.com, Survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023, misalnya, merekam elektabilitas Cak Imin sebesar 0,4 persen.
Sedangkan angka elektoral AHY sebesar 5,1 persen.
Lalu, survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023 memperlihatkan, elektabilitas Muhaimin hanya 0,8 persen, terpaut jauh dari AHY yang tingkat keterpilihannya mencapai 11,4 persen.
Lalu apa alasan Anies Baswedan memilih Cak Imin daripada AHY?
Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, menduga jika penunjukan Muhaimin sebagai pendamping Anies tak lepas dari besarnya suara PKB.
Berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, PKB mengantongi elektabilitas 7,6 persen.
Angka tersebut menempatkan PKB di urutan ketiga partai dengan elektabilitas terbesar setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, melampaui Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Selain itu, pemilih PKB mayoritas datang dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar di Jawa Timur, wilayah yang belum dikuasai oleh Anies.
Oleh sebab itu, Ari menduga dengan menggandeng Muhaimin, Anies berharap mampu menambal suaranya yang lemah di wilayah tersebut.
“Saya menganggap langkah Nasdem menggaet Cak Imin sebagai pendamping Anies tidak terlepas dari potensi suara tapal kuda di Jawa Timur dan basis-basis PKB di mana pun berada,” kata Ari kepada Kompas.com.
Tak hanya itu, Ari menduga, Nasdem memanfaatkan situasi politik terkini, di mana Muhaimin dan PKB merasa terancam karena Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) merapatkan barisan ke koalisi pendukung Prabowo Subianto.
Pasalnya, dengan bergabungnya Golkar dan PAN, peluang Cak Imin menjadi cawapres Prabowo semakin kecil.
Hal itu karena Cak Imin harus bersaing dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang disodorkan oleh PAN.
“Saya anggap sebagai spekulatif politik, Nasdem memanfaatkan betul suasana kebatinan Cak Imim dan PKB yang merasa terbuang usai Golkar dan PAN merapat serta menguatnya nama Erick Thohir sebagai cawapresnya Prabowo,” ujar pengajar Universitas Indonesia tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.
Dengan menggandeng Muhaimin, Anies disebut hendak menghapus citra politik identitas yang melekat di dirinya.
Sayangnya, kata Umam, mesin politik Nahdliyin setahun terakhir kadung dioptimalkan untuk “menjual” habis Prabowo, yang mulanya berkoalisi dengan PKB, ke para kiai sepuh dan simpul-simpul pesantren.
Di bawah komando PKB dan Cak Imin, para kiai sepuh terlanjur mengarahkan dukungan buat Prabowo.
“Maka hal itu akan sangat merepotkan mesin politik PKB,” kata Umam.
Selain itu, lanjut Umam, dengan rekam jejak Anies yang dianggap mengeksploitasi politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta 2017, sulit bagi kalangan Nahdliyin mengubah haluan dukungan.
“Artinya, langkah politik Anies agak berat untuk recover elektabilitas. Jangan sampai salah perhitungan,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
| 'Pelantikan Masih Lama', Pedagang di Bengkulu Sebut Belum Ada Kenaikan Penjualan Foto Presiden Baru |
|
|---|
| Pendukung Anies-Muhaimin Sumpahi Hakim MK Kena Azab, Viral Video Lawas Pendukung AMIN Usai Putusan |
|
|---|
| MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, Gerindra Kota Bengkulu: Pak Prabowo Sah Jadi Presiden |
|
|---|
| Ganjar Pranowo Ternyata Bangun Rumah Baru di Sleman Selama Bertarung di Pilpres 2024 |
|
|---|
| Anies-Muhaimin Unggul di 16 Kabupaten/Kota Sumatera Barat, Real Count KPU Progres 84,77 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Anies-Baswedan-Ceritakan-Surat-yang-Ditulisnya-untuk-AHY-Itu-Bukan-Surat-yang-Dipertontonkan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.