Curhatan PKL Depan Kampus Unib, Harus Tetap Jualan untuk Bayar Utang dan Makan Sehari-hari

Salah satu pedagang, Darli Ekawati kepada TribunBengkulu.com mengatakan bahwa dirinya saat ini menggantungkan hidup dari berjualan

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
PKL depan kampus Unib, Darli Ekawati. Pedagang meminta tetap diperbolehkan berjualan di depan kampus Unib. 

Laporan reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pemkot Bengkulu berencana akan memindahkan atau menertibkan Pedagang Kaki Lima atau PKL yang berjualan di depan pagar kampus Universitas Bengkulu (Unib) di Jalan WR Supratman, Kota Bengkulu.

Namun rencana ini mendapat penolakan dari para PKL itu.

Salah satu pedagang, Darli Ekawati kepada TribunBengkulu.com mengatakan, saat ini ia menggantungkan hidup dari berjualan di depan kampus Unib.

Eka mengaku hasil jualan ini dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu hasil penjualan ini juga untuk membayar hutang ke bank, dan juga untuk membiayai operasi kakinya.

Eka mengaku bahwa dirinya mengalami kecelakaan, dan hingga saat ini sudah menjalani 10 kali operasi.

Seharusnya dirinya masih harus melakukan operasi satu kali lagi. Namun karena biaya yang besar mencapai ratusan juta, dia akhirnya memilih untuk tidak melakukan operasi hingga kakinya menjadi cacat dan harus menggunakan tongkat.

"Jadi jualan inilah untuk kami makan sehari-hari, membayar hutang. Belum lagi untuk anak sekolah. Suami Ibu sudah tidak bekerja, hanya menyadap karet," kata Eka.

Pedagang sendiri berkeinginan agar tetap diperbolehkan berjualan di pinggir jalan di depan kampus Unib.

Pedagang juga bersedia sedikit mundur dari batas jalan. Pedagang juga bersedia menjaga kebersihan serta membersihkan sampah-sampah yang mereka hasilkan.

"Ibu minta nian dengan sangat, jangan diusir. Ibu akan tetap berjualan apapun yang terjadi," ujar Eka.

Pedagang sendiri sebenarnya telah diberi solusi oleh pihak Pemkot Bengkulu dan juga dari pihak Unib. Para pedagang akan dipindahkan berjualan ke bagian dalam kampus.

Hanya saja, menurut pedagang, jika dipindahkan ke dalam kampus Unib, maka penjualan mereka akan berkurang karena pembeli hanya terbatas kepada mahasiswa.

"Mahasiswa juga setelah selesai kuliah satu atau dua jam, mereka keluar. Makanya kantin dalam Unib sepi," kata Eka.

Sementara Pemkot Bengkulu melalui Kadis Kominfo Kota Bengkulu Gita Gama mengatakan, pemkot sangat mendukung dan mengakomodasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ataupun Pedagang Kaki Lima (PKL) dalam berjualan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Namun dalam pengelolaan kota Bengkulu sendiri ada beberapa aturan-aturan yang memang harus dipatuhi oleh semua pihak.

Sejauh ini, pemkot sudah memberikan langkah-langkah persuasif dan memberikan pemahaman terhadap pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan WR Supratman ini.

Baca juga: Aksi Bela Palestina di Kota Bengkulu, Ratusan Massa Turun ke Jalan, Ada Teatrikal

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved