Penemuan Kerangka Manusia di Blitar
Tampang SH, Tersangka Penemuan Kerangka di Blitar, Tega Kubur dan Cor Jasad Fitriani di Kamar
Inilah tampang Suprio Handono atau SH (30), suami yang tega bunuh istri bernama Fitriani hingga jasadnya dikubur dan dicor di dalam kamar di Blitar.
TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah tampang Suprio Handono atau SH (30), suami yang tega bunuh istri bernama Fitriani hingga jasadnya dikubur dan dicor di dalam kamar di Blitar.
Seperti yang diketahui, saat ini Auprio Handono telah ditetapkan sebagai tersangka.
Melansir dari TribunSurya.com, Polres Blitar Kota menunjukkan tampang Suprio Handono alias SH, Jumat (24/11/2023)
Dengan pengawalan polisi, SH yang mengenakan baju tahanan dan bercelana pendek terlihat berjalan keluar dari ruang tahanan menuju ke lobi Mapolres Blitar Kota.
Tangan SH juga tampak diborgol menggunakan tali.
Ia juga terlihat mengenakan peci hitam.
Baca juga: Alasan De Nekat Jadi Pelaku Begal di Rejang Lebong Meski Sudah Pernah Dipenjara
Kala itu SH hanya menunduk.
Setelah ditunjukkan kepada sejumlah awak media, polisi kembali mengiring SH masuk ke ruang tahanan.
Polisi tidak memberikan kesempatan kepada awak media untuk mewawancarai SH. Awak media hanya dipersilakan mengambil video dan foto SH.
"Sudah, sudah ya, cukup," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS, sambil meminta anggota membawa kembali tersangka ke ruang tahanan.
Danang kemudian menyampaikan hasil penyidikan kasus temuan kerangka manusia yang terkubur dengan kondisi dicor di lantai kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
SH sendiri merupakan pemilik awal rumah yang menjadi lokasi penemuan kerangka manusia dengan kondisi dicor di lantai kamar.
SH menjual rumah itu kepada kakak iparnya, Sugeng Riyadi sekitar dua bulan lalu.
Sedang identitas kerangka manusia yang ditemukan dicor di lantai kamar, yaitu, Fitriani (21), yang tak lain istri SH.
"Dari hasil serangkaian penyelidikan, di kumpulkan keterangan saksi, lalu disandingkan temuan (barang bukti) di TKP, kami mengamankan pemilik rumah lama, yaitu SH," kata Danang.
"Lalu, dari hasil pemeriksaan, penyelidikan dan penyidikan, kemudian dilanjutkan gelar perkara, kami menetapkan SH sebagai pelaku dengan peristiwa pembunuhan terhadap F," lanjutnya.
Dikatakan Danang, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Oktober 2021. Sedang pemicu peristiwa pembunuhan, menurut Danang ada masalah keluarga antara SH dan istrinya, Fitriani.
"Apakah masalah keluarga antara SH dan F itu soal asmara, kami masih mendalaminya," katanya.
Nasib 2 Anak Fitria dan SH
Terungkap nasib dua anak Fitria setelah ibunya ditemukan hanya tinggal kerangka yang dicor di sebuah kamar di Blitar, Jawa Timur.
Kakak ipar Suprio Handono, Subagyo (53) bercerita, Fitria memiliki dua anak yang masih kecil.
Pertama laki-laki yang lahir ketika Suprio dan Fitria masih tinggal di Sulawesi Tenggara.
Saat ini anak tersebut berusia 7 tahun.
Kemudian pada 2016, Suprio Handono dan Fitria pindah ke Blitar
Beberapa tahun di rumah, Suprio Handono dan Fitriani kembali dikarunia anak kedua laki-laki.
Beberapa tahun di Blitar, keduanya dikaruniai anak kedua laki-laki, yang saat ini berusia 4 tahun.
Sekarang, kedua anak Suprio Handono dan Fitriani ikut Subagyo.
"Waktu pulang ke Blitar, orang tua perempuan (Suprio Handono) masih hidup. Kalau orang tua laki-laki sudah lama meninggal. Suprio Handono disuruh pulang sekalian untuk merawat orang tua perempuan," ujar Subagyo.
Setelah kembali ke Blitar, Suprio Handono bertani sambil membuka usaha untuk hidup. Suprio Handono bersama istri pernah membuka usaha produksi tempe, namun tidak bertahan lama. Terakhir, ia memelihara ayam.
Menurut Subagyo, hubungan keluarga Suprio Handono dan Fitriani mulai kurang harmonis sejak mereka membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sekitar dua tahun lalu.
Istri Suprio Handono, Fitriani (korban) dikabarkan punya pria idaman lain (PIL) setelah mereka membuka kafe.
Soal itu (korban punya PIL), Subagyo tidak membantah. Karena Subagyo pernah ikut menjadi saksi ketika Suprio Handono menyerahkan istrinya, Fitriani kepada pria lain asal Desa Bedali, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
"Waktu itu saya juga ikut menjadi saksi ketika Suprio Handono memasrahkan istrinya kepada pria lain. Statusnya (Suprio Handono dan Fitriani) waktu itu sudah pisah. Itu kurang lebih pada 2021 pas pandemi. Suprio Handono menyerahkan istrinya ke pria lain," ujarnya.
Sejak diserahkan kepada pria lain, Subagyo sudah tidak pernah melihat istri Suprio Handono datang ke rumah.
Karena, Subagyo sendiri waktu itu jarang di rumah. Subagyo sering kerja sebagai tukang bangunan di luar kota.
"Kalau soal korban apakah pernah datang lagi ke rumah, itu saya kurang tahu, karena saya sering luar kota. Tapi, saya dengar cerita dari istri dan tetangga pernah melihat korban datang lagi ke rumah Suprio Handono. Setelah korban hilang itu hilang," katanya.
Subagyo juga tidak begitu memperhatikan keberadaan istri Suprio Handono. Karena, ia mengira setelah Suprio Handono menyerahkan istrinya ke pria lain, istrinya sudah ikut pria tersebut.
"Istri saya pernah tanya kepada Suprio Handono istrinya kemana? Dia (Suprio Handono) bilang ke luar kota, ke Surabaya," ujarnya.
Sekitar dua bulan lalu, Suprio Handono menjual rumah warisan dari orang tua kepada Sugeng Riyadi, kakak iparnya. Sugeng Riyadi merupakan suami dari Domiratul Qusnah, juga kakak Suprio Handono.
"Rumahnya dijual kepada Sugeng, itu juga masih ipar. Dijual Rp 105 juta, dibayar tunai," kata Subagyo.
Subagyo tidak tahu alasan Suprio Handono menjual rumah. Namun, setelah menjual rumah, Suprio Handono kembali membuka kafe di Wates, Kabupaten Kediri.
"Saya tidak tahu kenapa rumah dijual, entah faktor ekonomi atau mungkin sudah tidak betah tinggal di sini. Pernah bilang, setelah jual rumah mau pergi dari sini (Desa Bacem)," ujarnya.
Kondisi Memilukan Ayah Fitriani
Terungkap pula fakta jika kerangka tersebut sudah terkubur hampir selama 1,5 tahun.
Hal ini sesuai dengan pengakuan warga yang tidak mengetahui keberadaan Fitriani setahun terakhir, serta hasil autopsi polisi.
Belakngan terungkap kondisi keluarga Fitriani serta alasan mengapa keluarganya tak mencari Fitriani.
Melansir dari Tribunews Sultra (grup surya.co.id) kondisi keluarga Fitriani di Konawe Selatan ternyata memilukan.
Kapolsek Konda, Konawe Selatan, Iptu Kartini SJ mengaku prihatin saat akan mengabarkan kondisi FItriani ke keluarganya.
Karena itu, Iptu Kartini mengurungkan niat untuk bertemu dengan bapak Fitriani yang menderita sakit stroke dan jantung.
"Berkaitan dengan keluarga korban, kami sangat prihatin dengan kondisi ortu (bapak) yang saat ini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya," tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com pada Kamis (23/11/2023).
Sehingga, kata Iptu Kartini SJ pihaknya belum sempat menemui orangtua korban.
Ia menyebut baru bisa bertemu dengan kakak korban saat berada di rumah Kepala Desa Lawoila.
Iptu Kartini SJ tak tega memberikan kabar memilukan terkait kerangka manusia tersebut.
"Sehingga kami pun belum bisa bertemu dengan orang tua korban, kemarin kami hanya bertemu dengan kakak korban di rumah pak Kades Lawoila, karena kami tidak tega untuk memberikan kabar kepada ortu (bapak) korban yang sedang sakit stroke dan jantung," jelasnya.
Pihak keluarga pun juga menyerahkan proses penyidikan sepenuhnya ke pihak kepolisian.
Sosok SH Dikenal Tertutup dan Jarang Bergaul
Ketua RT di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur sempat menggambarkan sosok SH suami Fitriani.
SH disebut-sebut jarang bergaul dengan warga sekitar.
Apalagi ditambah dengan pekerjaan yang dilakoni SH tidak di desa tersebut.
Dijelaskan Ketua RT, SH dan Fitriani ternya membuka usaha warung kopi di desa tetangga.
Baca juga: Polisi Buru Tiga Pelaku Begal di Rejang Lebong yang Masuk DPO
Hal itulah yang membuat warga jarang bertemu dan bergaul dengan suami-istri tersebut.
Lebih lanjut, setelah kasus ini terungkap, Ketua RT menjelaskan bahwa sosok Fitri sudah lama tidak terlihat keberadaannya di rumah tersebut.
“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya,.
Beberapa saat setelah itu, lanjut Sunaryo, warga sempat mendengar kabar bahwa rumah tangga SH dan Fitri retak karena adanya pria lain.
Fitri dan suaminya disebut-sebut sempat cekcok karena masalah orang ketiga.
Dia juga bercerita bahwa sosok Fitri dan suami memang kurang bergaul di lingkungan tersebut.
“Kabarnya seperti itu. Meskipun warga tidak pernah melihat mereka cek cok karena mereka memang kurang bergaul dengan lingkungan,” tuturnya.
Sempat Dikira Keris
Sebelumnya, kerangka manusia uyang ditemukan di umah Sugeng Riyadi, di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (21/11/2023) sempat dikira Keris.
Hal tersebut diungkap oleh Subagyo yang merupakan kerabat Sugeng.
"Awalnya dikira pendeman pusaka, keris. Ternyata kerangka manusia," ujarnya, Rabu (22/11/2023) dilansir dari Kompas.com.
Penemuan kerangka manusia terjadi saat Sugeng hendak merenovasi rumah yang baru dibelinya selama dua bulan itu.
Dalam renovasi itu, pekerja menemukan satu kamar dengan pintu tergembok.
Seusai membuka paksa kamar tersebut, pekerja mendapati ada bagian lantai kamar yang berbeda dengan sekitarnya.
Lantai itu tampak dicor.
Merasa curiga, pekerja lantas membongkar lantai yang dicor tersebut.
Di dalam lubang itu ternyata terkubur kerangka manusia beserta perhiasan dan pakaian.
Penemuan kerangka di Blitar tersebut lantas dilaporkan ke polisi.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Blitar Kota AKBP Danang Setiyo PS mengatakan, tim forensik telah memeriksa kerangka itu.
"Sudah terkubur lebih dari satu tahun. Mungkin 1,5 tahun lalu atau bahkan lebih," ucapnya, Selasa.
Polisi mencium adanya ketidakwajaran dalam penemuan kerangka manusia tersebut.
Pasalnya, kerangka berjenis kelamin perempuan ditemukan dalam lubang sedalam 1,5 meter yang dicor.
Sebagian Artikel Telah Tayang di TribunSurya.com
Dapatkan Informasi Lainnya di GoogleNews, Klik: Tribun Bengkulu
Alasan SH 2 Tahun Tinggal di Rumah Tempat Fitriani Dikubur, Berakhir Pindah Gegara Tak Tenang |
![]() |
---|
Teganya Suprio Habisi Nyawa Istrinya Fitiani di Blitar, 6 Jam Gali Lubang-Cor Jasad Korban di Kamar |
![]() |
---|
Pengakuan SH Suami di Blitar Tinggal 2 Tahun di Rumah Tempat Fitriani Istrinya Dicor di Lantai Kamar |
![]() |
---|
Pengakuan Kakak Ipar SH, Fitriani Ternyata Pernah Diserahkan ke Pria Lain Sebelum Dibunuh dan Dicor |
![]() |
---|
Polisi Periksa Pria Diduga Selingkuhan Fitriani Wanita yang Jasadnya Dicor di Blitar, Berulang Kali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.