Mahasiswa Ditemukan Tewas di Kosan Bali

Terungkap Sosok yang Ngotot Buru-buru Bersihkan Darah di TKP Tewasnya Mahasiswa di Kosan Bali

Kematian Aldi Sahilatua Nababan hingga kini masih menjadi misteri. Hingga saat ini, keluarga korban terus mengungkap informasi terbaru mengenai

Editor: Kartika Aditia
Kolase YouTube tvOne
Terungkap Sosok yang Ngotot Buru-buru Bersihkan Darah di TKP Tewasnya Mahasiswa di Kosan Bali 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kematian Aldi Sahilatua Nababan hingga kini masih menjadi misteri.

Hingga saat ini, keluarga korban terus mengungkap informasi terbaru mengenai tewasnya Aldi Sahilatua Nababan.

Terutama kakak Aldi, Monalisa Nababan yang terus menyaurakan kasus tersebut.

Terbaru, Monalisa pun menuntut pihak kepolisian agar mengungkap penyebab kematian Aldi yang menurutnya janggal.

"Ini harus diusut tuntas karena adik saya itu dibunuh," ungkap Monalisa Nababan dilansir dari TribunnewsBogor.com

Lebih lanjut, Monalisa pun mengungkap kecurigaan keluarga kepada seseorang yang terseret dalam kasus kematian Aldi.

Diungkap Monalisa, ada satu sosok yang sejak awal kasus aktif berkomunikasi dengan keluarga Aldi. Dia adalah Eva Nababan.

Belakangan, keluarga curiga dengan sosok Eva karena terus menunjukkan gelagat tak biasa.

Pertama, keluarga heran karena Eva ngotot ingin membersihkan TKP penemuan jasad Aldi.

Padahal kala itu pihak kepolisian belum melakukan olah TKP.

Saat itu Eva mengklaim bahwa yang meminta agar kamar Aldi dibersihkan adalah pemilik kos.

"Kak Eva Nababan yang selalu berkomunikasi dari awal, bahkan mayat masih di rumah sakit, dia sudah membahas 'itu bapak kos sudah mendesak (untuk membersihkan TKP) karena harus dilakukan upacara secepatnya. Kalau memang kalian bersedia biar kami gaji, mumpung ada orang biar dibersihkan (TKP) kamarnya'," pungkas Monalisa.
Namun saat dikonfirmasi ke pemilik kos, keluarga terkejut dengan keterangan Eva.

Ternyata pemilik kos tak pernah mendesak siapapun agar kamar Aldi dibersihkan.

Pemilik kos malah menunggu polisi guna melakukan olah TKP kasus kematian Aldi.

"Setelah kita menghubungi pihak bapak kos, bahkan bapak kos enggak ada menyentuh apapun. Bapak kos masih menunggu polisi karena masih ada garis polisi. Jadi berbeda konfirmasi dari Kak Eva dengan bapak kos," kata Monalisa.


Kedua, keluarga curiga dengan Eva Nababan karena jadi sosok pertama yang menyebut Aldi meninggal dunia karena mengakhiri hidup.

Padahal saat itu pihak kepolisian pun belum memberikan keterangan apa-apa terkait kematian Aldi.

Baca juga: Viral Wanita Cekcok dengan Tukang Parkir, Waktu Datang Tak Ada, Saat Keluar Tiba-tiba Muncul


"Pada saat jam 9 pagi kita terima info dari polisi kalau si almarhum meninggal. Sekitar jam 1 sampai jam 3, ada konfirmasi dari Kak Eva, meyakinkan si adek ini (Aldi) memang betul meninggal dengan keadaan bunuh diri," ucap Monalisa.

Selanjutnya, keluarga curiga dengan Eva karena mengklaim tahu pesan terakhir dari Aldi untuk keluarga.

Sembari menunjukkan bukti foto, Eva mengaku tahu catatan kematian Aldi di ponselnya.

Hingga akhirnya terungkap isi ponsel almarhum Aldi yang ternyata menyimpan pesan terakhir untuk sang mama.

"Si adek (Aldi) meninggalkan pesan terakhir. Pesan terakhirnya di folder, disimpan di sana menggunakan bahasa batak pesan untuk mama. Tapi janggalnya, kalau Aldi menulis tidak persis di catatan ini, kosa kata, penempatan bahasa batak ini seperti terjemahan," pungkas Monalisa.

"Kak Eva ini punya bukti, dia foto HP Aldi ada sama dia dan ada catatan itu. Kenapa barang bukti ada sama orang lain, kenapa dia bisa sampai memfotokan?," sambungnya.

Heran dengan tabiat Eva, Monalisa pun curiga.

Terlebih setelah kematian Aldi, Eva disinyalir punya akses bebas mengecek ponsel Aldi yang harusnya jadi ranah penyelidikan kepolisian.

"(Monalisa tanya ke Eva) 'ini HP siapa?' (kata Eva) 'itu HP Aldi, kami disuruh polisi menerjemahkan. Sudah kami cek juga di aplikasi si Aldi ini dia chat sama siapa aja'. Berarti sebebas itu dia mengakses," ungkap Monalisa.

"HP itu ditemukan dicharger di dalam kos dan tanpa ada kunci HP ini. Kenapa ada HP sama Eva, (kata Eva) karena disuruh polisi menerjemahkan. Seharusnya kalau pun disuruh menerjemahkan, enggak mungkin difoto (HP Aldi), dipegang," sambungnya.

Hasil Autopsi

Sementara pihak keluarga mengurai kecurigaan pada Eva Nababan, pihak kepolisian baru-baru ini mengurai fakta mengejutkan.

Berdasarkan keterangan dokter forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar bernama Dudut Rustyadi, terungkap hasil autopsi jasad Aldi.

Ternyata mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara itu meninggal dunia pada 15 November 2023 atau tiga hari sebelum jasadnya ditemukan.


Karenanya, dokter forensik pun menemukan tanda-tanda kebusukan di jenazah Aldi.

Dokter melihat adanya luka lecet tekan yang melingkari leher.

"Jenazahnya (Aldi) sudah dalam keadaan membusuk, dan ditemukan luka lecet. Luka-luka lainnya tidak ada," pungkas Dudut Rustyadi dikutip dari Kompas.com.

Perihal penyebab alat kelamin Aldi yang rusak dan pecah, dokter forensik mengurai penjelasan.

Dudut menyebut luka di tubuh Aldi adalah tanda-tanda pembusukan, bukan tanda kekerasan.

Hal itu sejalan dengan keterangan Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo.

Berdasarkan hasil olah TKP didapatkan hasil bahwa tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban.

Hingga kini, polisi telah memeriksa belasan saksi termasuk keluarga korban dan pemilik kos.

2 Versi Soal CCTV

Sementara itu, kasus ini menimbulkan berbagai opini dan versi.

Salah satunya yakni soal kejelasan CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Setidaknya ada sejumlah versi yang turut menyinggung soal CCTV tersebut.

Versi pertama menyebut bahwa CCTV ada di seputar TKP, namun tak mengarah langsung ke rumah kos yang ditempati Aldi.

Hal tersebut diungkapkan oleh D, teman Aldi.

D mengatkan tidak ada CCTV yang mengarah ke arah kamar kos.

"Alasan dia (pemilik rumah kos), CCTV tidak ada (yang meng)arah (ke kamar) kos," kata D dikutip TribunBengkulu.com dari TribunBali.com

Versi kedua, adalah versi yang menyebut CCTV tengah rusak.

Berdasarkan pengakuan pemilik kos, Nyoman Risup Artana, D mengatakan CCTV sedang rusak.

"Bapaknya beralasan lain, katanya rusak," kata D.

Menanggapi soal CCTV itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo menegaskan, tidak ada CCTV di rumah kos yang ditempati Aldi.

“Tidak ada. Di kosan memang tidak ada (CCTV),” ungkapnya saat ditemui Tribun Bali di Mapolresta Denpasar, Jumat 24 November 2023.

Kronologi

Sebelumnya, penemuan jasad mahasiswa asal medan di dalam kamar kos di Bali viral di media sosial hingga bikin heboh.

Korban ditemukan di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Diketahui, jasad mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kosannya.

Kabar tersebut juga dibagikan akun pribadi Instagram Ni Luh Djelantik

“Hancur hati Mbok melihat almarhum yang meninggal dalam kondisi begitu mengenaskan,” tulis Ni Luh Djelantik dalam unggahannya, 22 November 2023.

“Kepada Ibunda dan keluarga, peluk erat dan doa dari kami, tak bisa membayangkan hancurnya hati seorang melihat putra tercintanya pulang sudah dalam keadaan tak bernyawa,” lanjutnya.

Kabar tentang penemuan mayat mahasiswa asal Medan di dalam kamar kos ini, pertama kali diunggah oleh akun Instagram @monalisanababan_ pada Rabu 22 November 2023 siang.

Dalam unggahannya, Monalisa mengaku bahwa adik laki-lakinya itu telah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia yang kuat diduga akibat pembunuhan.

Sontak, unggahan itu kemudian mendapat ribuan komentar dari warganet.

Diketahui bahwa penemuan mayat mahasiswa tersebut ditemukan pada Sabtu, 18 November 2023 lalu sekitar pukul 08.30 WITA.

Korban seorang pria berinisial ASN (23) asal Medan yang diketahui masih berstatus mahasiswa di salah satu Universitas Swasta.

Mayat korban pertama kali di temukan oleh pemilik Kos bernama Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi.

“Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau dan saksi berusaha mengetuk pinti kamar kos korban tetapi tidak ada respon,” ungkap Sukadi.

Lebih lanjut, AKP I Ketut Sukadi menerangkan bahwa korban ditemukan dalam kondisi terlilit oleh tali tampar ikat.

“Setelah petugas kepolisian datang dan kamar kos dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat di dalam kamar kosnya,” ungkap Kasi Humas, Rabu 22 November 2023.

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar. Sementara kedua kakinya disebut menyentuh lantai.

Selain itu, hidung korban dikatakan mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, dan kulit korban mengeluarkan cairan.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai. Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” jelasnya.

Apabila menurut penjelasan dari postingan akun Instagram sang kakak yakni @monalisanababan_, disebutkan bahwa alat kelamin sang adik pecah dan mengeluarkan darah. Selain itu juga, engsel siku tangan bergeser.

Setelah penemuan mayat tersebut, sempat pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi.

Pihak keluarga, kata Kasi Humas, hanya mengizinkan jenazah mendapat tindakan suntik formalin.

“Pada saat penanganan awal pihak Kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah dan hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban,” ungkapnya pada Rabu, 22 November 2023.

Keluarga korban juga dikatakan setuju bahwa jenazah korban dibawa ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara yang tertuang dalam surat pernyataan.

“Serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orangtua korban, juga orangtua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari,” imbuh AKP I Ketut Sukadi.

Namun, setibanya jenazah korban di Medan, orang tua korban justru mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah.

AKP I Ketut Sukadi menerangkan, keluarga korban meminta dilakukan autopsi terhadap korban di RS Bhayangkara Medan.

“Dan saat jenazah korban sampai di Medan, orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan autopsi di RS. Bhayangkara Medan,” jelas Kasi Humas Polresta Denpasar.

Artikel Ini Telah tayang di TribunnewsBogor.com

Dapatkan Informasi Lainnya di GoogleNews, Klik: Tribun Bengkulu

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved