Harga Kedelai Turun, Perajin Tempe di Bengkulu Utara Sebut Masih Mahal

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Abdurrahman Wachid

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU UTARA - Harga kedelai di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu turun.

Meski turun di angka Rp 635 ribu per karung, harga bahan baku pembuatan tempe dan kedelai saat ini dianggap masih mahal.

Jalu, salah satu pemilik pabrik tempe yang ada di kabupaten Bengkulu Utara, tepatnya di Desa Batu Roto, Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara tak menampik adanya penurunan harga kedelai.

"Ya, memang ada penurunan harga kedelai. Bulan Desember ini harganya Rp 635 ribu per karung. Sedangkan di bulan November 2023 mencapai Rp 650 ribu," kata Jalu, Selasa (26/12/2023).

Namun apabila berkaca harga kedelai satu bulan sebelumnya yakni pada September 2023, turunnya harga di bulan Desember ini tidak seberapa atau belum sebanding dengan kenaikan.

"Karena bulan September (2023,red) lalu harganya Rp 575 ribu/karung," sambung Jalu.

Bagi perajin tempe harga kedelai Rp 575 ribu per karung saja itu sudah terlalu mahal. Apalagi ada kenaikan hingga harganya mencapai Rp 650 ribu per karung.

Murni menambahkan, kendati harga kacang kedelai turun, kondisi pasokan barang dari agen juga mengalami pembatasan.

Biasanya dia dapat memesan sebanyak 40 karung, namun saat ini Murni hanya mendapatkan jatah 20 karung.

"Minggu lalu saya memesan yang biasa 40 karung, yang didapat hanya 20 karung saja. Gak tahu penyebabnya apa, akan tetapi pembatasan pasokan ini hingga Minggu pertama bulan Januari 2024 mendatang," ungkap Murni.

Baca juga: Libur Nataru, Pengunjung Wisata Palak Siring Kemumu di Bengkulu Utara Meningkat